Sukses

Pengamat: Dari Semua Partai di 01 dan 03, PPP Paling Berpotensi Masuk Pemerintahan Prabowo-Gibran

Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago menilai, PPP adalah partai yang terbiasa menjadi bagian dari pemerintahan.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno mengatakan PPP merupakan partai pendukung pemerintah dan sampai saat ini partai masih berada dalam pemerintahan.

Dia mengaku, tidak menutup opsi untuk bergabung dengan kubu Calon Presiden pemenang di Pilpres 2024 yang keunggulan sementara dipegang oleh pasangan Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Pandangan pribadi saya, kita pasti akan sangat terhormat untuk diajak membangun bangsa karena sesuai dengan nama partainya, partai persatuan untuk persatuan Indonesia dan pembangunan harus ikut aktif dalam membangun bangsa. Itu pandangan saya,” kata Sandiaga di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 26 Februari 2024.

Menanggapi hal itu, Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago menilai, PPP adalah partai yang terbiasa menjadi bagian dari pemerintahan. Sebagai partai tanpa pemilik saham mayoritas, maka bisa saja PPP bakal dengan mudah bergabung dengan kandidat pemenang Pilpres 2024 yang hampir dipastikan akan dimenangkan oleh Prabowo-Gibran.

“Kongres PPP selanjutnya, bakal menjadi jalan untuk meninggalkan kubu oposisi yang rencana bakal dibentuk partai Paslon 01 dan Paslon 03. Perubahan sikap politik PPP begitu mudah. Jika ketua umumnya berganti, maka jalan PPP untuk meninggalkan kubu oposisi bakal lebih mudah,” kata Arifki melalui pesan singkat diterima, Selasa (27/2/2024).

2 dari 3 halaman

Tidak Punya Pemilik Tunggal

Arifki menilai, cara PPP bergabung dengan pemerintahan sama dengan Golkar. Sebab PPP tidak mempunyai pemilik tunggal seperti PDIP yang dipegang oleh sosok Megawati atau pun Gerindra yang tegak lurus dengan Prabowo.

“Dari berbagai partai oposisi yang berada di kubu 01 dan 03. PPP salah satu partai yang berpotensi untuk masuk ke pemerintahan. Dialog dengan PPP lebih mudah bagi pemerintah dari pada ke PDI-P, PKB ,atau pun NasDem. Karena tiga partai ini dinilai memiliki figur sentral di kelembagaan partai,” jelas Arifki.

Arifki meyakini, lobian politik ke Surya Paloh, Megawati, dan Muhaimin Iskandar tentu bakal lebih rumit. Bukan soal negosiasi kursi menteri, tetapi juga daya tawar politik sebagai orang yang berpengaruh di partai.

“Untuk masuk ketiga partai tersebut, suka tidak suka harus bernegosiasi dengan orang berpengaruhnya. Ini bakal berbeda dengan PPP, ruangnya masih terbuka dan lebih cepat,” yakin Arifki.

3 dari 3 halaman

Jadi Oposisi Tidak Enak

Arifki percaya, menjadi barisan di luar pemerintahan (oposisi) adalah tidak enak. Berbeda dengan menjadi bagian dari koalisi. Sebab 2024 adalah momentum bagi partai untuk bertahan demi pemilu selanjutnya.

“Saya kira itu salah satu alasan kenapa koalisi atau oposisi di Indonesia itu sangat cair,” Arifki menandasi.