Sukses

Cuaca Besok Kamis 29 Februari 2024: Siang hingga Malam Mayoritas Jabodetabek Hujan

Jakarta pada pagi hari besok, Kamis 29 Februari 2024 diprediksi hampir seluruhnya turun hujan dengan intensitas ringan, kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berawan. Demikianlah prakiraan cuaca besok.

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta pada pagi hari besok, Kamis 29 Februari 2024 diprediksi hampir seluruhnya turun hujan dengan intensitas ringan, kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berawan. Demikianlah prakiraan cuaca besok.

Berdasarkan laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berbeda pada siang harinya, langit seluruh wilayah Kota Jakarta diprediksi hujan ringan.

Begitu pula di malam hari, cuaca Jakarta keseluruhannya diprakirakan hujan berintensitas ringan, kecuali waspada hujan petir di Kepulauan Seribu.

"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir yang dapat terjadi di Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Kepulauan Seribu pada dini hari," papar BMKG.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi dan Depok, Jawa Barat diprediksi langit pagi dan malam bakal hujan dengan intensitas ringan, namun siang harinya hujan sedang.

Berbeda sedikit di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat cuaca pagi hari diprakirakan cerah berawan dan siang hingga malam hujan berintensitas ringan.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi pada skala lokal pada rentang waktu antara pagi, siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kabupaten Karawang, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur," jelas BMKG.

Tak jauh berbeda di Kota Tangerang, Banten diprediksi langit pagi dan malam hari hujan dengan intensitas ringan, siagnya hujan sedang.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jakarta Pusat   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jakarta Selatan   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jakarta Timur   Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Jakarta Utara   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Kepulauan Seribu   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Petir
 Bekasi   Hujan Ringan  Hujan Sedang  Hujan Ringan
 Depok   Hujan Ringan  Hujan Sedang  Hujan Ringan
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Tangerang  Hujan Ringan  Hujan Sedang  Hujan Ringan
2 dari 4 halaman

BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem, Mulai Puting Beliung hingga Hujan Es pada Maret-April 2024

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba (peralihan musim) yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret - April 2024.

"Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu, 25 Februari 2024.

Dwikorita menyampaikan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG didapati bahwa saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Indonesia. Hal ini, kata dia, mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April.

Diterangkan Dwikorita, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Karakteristik hujan pada periode ini, lanjut Dwikorita, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.

Apabila kondisi atmosfer menjadi labil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," paparnya.

"Curah hujan yang lebat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami juga mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," tambah Dwikorita.

3 dari 4 halaman

Peningkatan Curah Hujan

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa berdasarkan monitoring yang dilakukan BMKG, terdapat beberapa fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia. Di antaranya yaitu pertama, aktivitas monsun Asia yang masih dominan.

Kedua, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) pada kuadran 3 (Samudra Hindia Bagian Timur) yang diprediksi akan memasuki wilayah Pesisir Barat Indonesia pada beberapa pekan ke depan.

Selanjutnya, ketiga adanya aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian Selatan, Tengah, dan Timur. Keempat, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di Indonesia Bagian Tengah dan Selatan.

"Seluruh fenomena atmosfer tersebut berkontribusi terhadap terjadinya fenomena cuaca ekstrem di berbagai wilayah di Indonesia," imbuh Dwikorita.

4 dari 4 halaman

Imbauan BMKG

Lebih lanjut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan dalam menghadapi kondisi cuaca yang cepat berubah setiap harinya akibat pancaroba.

Cuaca panas dan hujan dapat terjadi silih berganti dengan cepat sehingga dapat memicu gangguan daya tahan tubuh.

Selain itu, masyarakat diharapkan dapat menyesuaikan aktivitas di luar ruangan termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari/hujan seperti payung, topi, atau jas hujan.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan saat memasuki pergantian musim, potensi terjadinya angin puting beliung juga ikut meningkat.

Karenanya, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada dan senantiasa mengupdate informasi dan Peringatan Dini cuaca yang dikeluarkan oleh otoritas resmi BMKG.