Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla turut menyoroti fenomena warga yang mengantre membeli beras.
Menurut dia, hal itu bisa dicegah apabila masjid juga bisa memakmurkan masyarakat di sekitar.Â
Baca Juga
Hal itu diungkap Jusuf Kalla saat memberikan sambutan di Muktamar Dewan Masjid Indonesia ke-8 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2024).Â
Advertisement
Dia mengatakan, masjid di samping tempat ibadah juga harus menjadi wadah kegiatan muamalah.Â
"Karena muamalah yang bisa membawa kita menuju kesejahteraan, kemakmuran sampai hari ini. Kenapa saya ingin ingatkan, kalau lihat sekarang ini banyak masyarakat kita hanya untuk membeli 5 kilogram sampai 10 kilogram beras. Siapa yang antri? Lihat lah 99 persen umat islam yang pakai jilbab. Hanya hampir semua kesulitan sebagian besar umat," ujar pria yang akrab disapa JK ini.
JK mengatakan, di sinilah pentingnya meningkatkan peran masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi bagaimana memakmurkan masyarakatnya. Masjid harus mempunyai kegiatan kegiatan ekonomi yang baik secara bersama-sama.Â
"Kita banyak instrumen," ujar dia.Â
JK Singgung Zakat
JK kemudian menyinggung soal zakat. Dia menyampaikan, zakat selalu menjadi pembicaraan karena adanya ketimpangan antara mustahik dengan muzakkiÂ
"Yang banyak mustahik beli beras antri satu kilometer tapi muzakki dicari mana muzakki tidak ada yang antri muzakki. Kalau kita maju maka yang antri muzakki. Di Mekkah, Madinah yang kaya karena minyaknya. Saya kira yang antri muzakki di mana saya mau zakat ini. Kita sebaliknya jadi untuk itu kita harus berusaha seperti itu," ujar dia.
Advertisement