Sukses

Kota Bontang Raih Adipura Kencana 2023 Berkat Pengelolaan Lingkungan yang Baik

Kota Bontang meraih Adipura Kencana 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Liputan6.com, Jakarta Kota Bontang meraih Adipura Kencana 2023 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Penghargaan itu pun merupakan Piala Adipuran Kencana ketiga yang diterima Kota Bontang sejak 2008 silam.

Penghargaan itu pun diberikan KLHK kepada Kota Bontang karena sukses menunjukkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang baik berupa pengelolaan sampah dan ruang terbuka hijau. Atas penghargaan ini, Kota Bontang juga dinilai sukses mengolah sampah dengan cara-cara inovatif dan berkelanjutan.

Walikota Bontang, Bari Rase pun mengatakan bahwa Piala Adipura Kencana 2023 menjadi motivasi bagi seluruh pihak untuk terus menjaga lingkungan hidup.

"Dengan adanya Piala Adipura Kencana 2023, ini akan menjadi motivasi bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan hidup dengan membuang sampah secara baik dan mengelola sampah secara tepat agar aspek sosial dan ekonomi bisa terjaga," katanya usai menerima Piala Adipura Kencana 2023 di Kantor Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), Jakarta, Selasa (5/3/2024).

"Pengelolaan sampah tidak boleh dilakukan sendiri dan harus melibatkan seluruh pihak, termasuk kelompok swadaya masyarakat dan praktisi agar sampah bisa dikelola secara baik dan berkelanjutan," jelas Basri.

Sebagai informasi, Adipura Kencana merupakan penghargaan tertinggi dari KLHK diberikan ke kabupaten/kota dalam rangkaian penghargaan bagi kabupaten/kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan.

2 dari 2 halaman

Terus Tingkatkan Inovasi

Basri menegaskan bahwa Pemerintah Kota Bontang terus melakukan peningkatan terkait dengan inovasi pengolahan sampah setiap tahunnya. Selain itu, ia menyebut, Pemkot Bontang tengah berupaya mengurangi sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

"Kami terus melakukan peningkatan dan setiap tahun melakukan inovasi dan mengurangi sampah yang masuk ke TPA, target kami bahwa maksimal 30% tidak sampai ke TPA dan 70% harus dikelola secara baik dan menjadi ekonomi sirkular," tegasnya.

Basri menyebut, salah satu langkah yang konsisten dilakukan adalah melalui Bank Sampah. Bahkan, ia mengatakan bahwa Bank Sampah sudah tersedia di keluarahan maupun di berbagai sekolah Kota Bontang.

"Bank Sampah sudah ada di setiap keluragan maupun di berbagai sekolah, jadi kami terus melakukan pembinaan kepada anak-anak sekolah supaya sedari dini mereka mampu memilih dan memilah sampah yang bisa didaur ulang menjadi produk bernilai ekonomis," sebutnya.

"Bank Sampah juga menjadi program jangka panjang dan berkelanjutan karena di sana sampah pabrik menjadi batako atau pavin block. Ada pula sampah makanan yang didaur ulang menjadi kompos dan makanan ternak," jelas Basri.

Dirinya pun mengatakan bahwa semakin banyak sampah yang dikelola masyarakat, semakin banyak dampak ekonomi yang akan dihasilkan.

"Di samping itu, berdampak juga secara sosial masyarakat karena hidup yang bersih, kita semua jadi enak, maka pengelolaan sampah bukan untuk Pemkab, tapi untuk diri sendiri dan itu harus diedukasi terus supaya betul-betul paham," kata Basri.

 

(*)