Liputan6.com, Sacramento - Setelah Kamala Harris meninggalkan kursi senat demi maju dalam kontestasi Wakil Presiden Amerika Serikat, muncul empat kandidat yang berpotensi mengisi posisi tersebut. Di antaranya yaitu Robert Garcia (Walikota Long Beach, California), Alex padilla (Menteri Luar Negeri California), dan dua lainnya adalah wanita kulit hitam, Barbara Lee dan Karen Bass.
Berikut ini profil masing-masing kandidat:
Baca Juga
Robert Garcia
Robert Garcia adalah seorang Walikota Long Beach, California. Pria berusia 43 tahun ini memiliki motivasi yang kuat untuk maju ke panggung politik. Garcia membawa misi untuk mendukung kelompok yang terpinggirkan. Salah satu motivasinya bermula ketika Francisco Gavin Newsom (Gubernur California) mengeluarkan surat pelegalan pernikahan dengan sesama jenis pada tahun 2004. Momen ini membuat Garcia termotivasi untuk melayani publik dengan misi kesetaraan.
Advertisement
“Hal ini menginspirasi saya untuk melangkah maju, mendukung kelompok yang terpinggirkan,” ungkap Garcia.
Garcia, yang dahulu ketika berumur lima tahun saat bermigrasi dari Peru, kini menjadi seorang Walikota. Garcia akan menjadi senator Latin pertama dan gay pertama jika terpilih menggantikan Harris. Garcia adalah kandidat yang tidak disangka-sangka akan maju ke dalam pertarungan panggung politik untuk menggantikan Harris.
Awal Garcia terjun ke dunia politik saat tampil di satu acara di dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat secara virtual. Meskipun dianggap memiliki kemungkinan kecil, ia juga memiliki pendukung yang solid.
"Saya pikir Robert Garcia akan menjadi sosok luar biasa. Garcia sosok yang dinamis dan menarik,” ujar mantan Senator negara bagian California, Dean Florez.
Alex Padilla
Calon lainnya yang dianggap lebih terdepan Alex Padilla. Ia adalah orang yang sangat dipandang oleh kelompok partai Demokrat, hal ini dikarenakan hubungan pribadinya yang sangat erat selama puluhan tahun dengan Newsom.
"Dia sudah terpilih di seluruh negara bagian, Padilla adalah seorang moderat. Orang-orang yang sudah terpilih di seluruh negara bagian, saya tidak melihat mereka sebagai orang yang paling kiri dalam partai. California selalu memilih orang kritis," ujar Florez.
Selain itu, Padilla juga telah didukung oleh berbagai pemimpin komunitas Latin dan Feinstein, mereka sudah menyatakan pilihannya. Ini menjadikan Padilla sebagai lawan yang kuat bagi ketiga kandidat lainnya.
Dua Kandidat Perempuan Kulit Hitam
Selain dua kandidat bersama Garcia dan Padilla, juga ada dua kandidat perempuan, yaitu Barbara Lee, dan Karen Bass. Lee maupun Bass adalah kedua orang yang selalu aktif dalam menyuarakan isu kesetaraan ras. Terutama Lee, orang yang menjadi favorit kaum progresif. Pasalnya, dia selalu berharap bisa melihat satu perempuan kulit hitam di Senat.
Lee terus membangun kredibilitas progresifnya, bahkan ia juga membuat undang-undang MORE. Undang-undang yang mendekriminalisasikan ganja di federal. RUU ini adalah upaya pertama untuk mendekriminalisasikan ganja, tetapi undang-undang MORE saat ini tidak memiliki peluang di Senat.
Karen Bass sebagai wanita berkulit hitam juga tak kalah dalam hal keprogresifan. Rekam jejaknya di dalam kongres dalam menangani isu-isu terkait kesetaraan ras, membuatnya memiliki banyak pendukung.
Sebagai ketua Kongres Kaukus Kulit Hitam, Bass bekerja sama dengan Senator Harris dan Cory Booker, DB.J., untuk memperkenalkan Undang-undang Keadilan dalam Kepolisian setelah kasus pembunuhan George Floyd. Kematian George Floyd menciptakan gelombang protes besar-besaran, hingga menginspirasi pembentukan undang-undang penanganan kebrutalan polisi di tingkat nasional maupun lokal. RUU tersebut belum disahkan di Senat yang saat ini dikuasai Partai Republik.
Bass juga memperkenalkan dan mensponsori undang-undang untuk menerapkan dana hibah organisasi nirlaba. Tak hanya itu, masih banyak lagi hal yang sudah dilakukan oleh Bass, sehingga hal-hal ini juga membuatnya menjadi salah satu kandidat yang patut dipertimbangkan.