Sukses

Petani Sawit di Tapanuli Selatan Diajak Sebarkan Kisah Sukses Kelola Kebun

Dalam dua hari pelatihan pembuatan konten ini, puluhan peserta tersebut mendapatkan pengetahuan dasar mengenai pembuatan dan penyuntingan video, serta optimalisasi media sosial.

 

Liputan6.com, Jakarta - Menggandeng komunitas Jurnalis Indonesia Peduli (JIP), Konservasi Indonesia menggelar kegiatan untuk meningkatkan kapasitas puluhan pekebun sawit dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kecamatan Muara Batangtoru. Kegiatan berupa pelatihan pembuatan konten kreatif ini ditujukan agar dapat berbagi kisah suksesnya dalam menerapkan praktik perkebunan terbaik (Good Agriculture Practices) pada pengelolaan kebun sawit.

Puluhan petani yang merupakan perwakilan dari dua asosiasi yakni Petani Sawit Muara Batangtoru (PSMB) dan Sawit Jaya Lestari Saseba (SJLS) ini sebelumnya telah menerima sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada tahun lalu. Secara total, pada saat itu, sebanyak 597 petani mandiri dari kedua asosiasi dinyatakan berhasil melakukan budi daya sawit lestari di lahan seluas 895,51 hektare.

Senior North Sumatra Field Program Manager Konservasi Indonesia, Isner Manalu, menilai hal ini akan sangat memberikan dampak besar jika para petani dapat menyebarkan keberhasilan dalam mengelola kelapa sawit berkelanjutan. Dia juga menilai, banyaknya sarana untuk menyebarkan dan mendapatkan informasi saat ini tidak hanya untuk mendapatkan hiburan, namun juga dapat menjadi alat membagi pengetahuan dan informasi yang mereka miliki.

“Hasil dari peningkatan kapasitas pembuatan konten ini nantinya akan menjadi bagian dari penyuluhan pertanian atau perkebunan yang dapat mendukung program pemerintah dalam menyebarkan informasi tentang teknik budi daya kelapa sawit berkelanjutan kepada masyarakat yang lebih luas lagi,” ujar Isner.

Dia melanjutkan, ilmu yang telah didapatkan oleh ratusan petani sawit yang telah menerima sertifikasi RSPO tersebut sudah seharusnya disebarkan lebih luas agar dapat diadopsi oleh petani sawit lainnya di tempat lain. Terlebih, untuk menerima sertifikat tersebut, para petani terlebih dulu harus mengikuti Sekolah Lapang yang diinisiasi Konservasi Indonesia untuk belajar dan memahami tentang kelapa sawit berkelanjutan.

“Harapan terbesar kami adalah penyebaran tentang informasi mengenai bagaimana mengelola kebun sawit dengan memerhatikan dan menjaga alam yang dilakukan para petani ini, dapat tersebar tidak hanya ke seluruh petani sawit di Tapanuli Selatan, tapi juga ke seluruh Indonesia,” ungkap Isner.

 

2 dari 3 halaman

Petani Sawit Alami Peningkatan

Di tempat yang sama, Sekretaris Dinas Pertanian Daerah Tapanuli Selatan, Muhammad Taufik Batubara, mengakui petani sawit di wilayahnya sudah menunjukkan peningkatan dalam menerapkan praktik pertanian yang baik. Hanya saja, kisah sukses mereka masih kurang tersebar ke publik.

“Dengan adanya pelatihan ini, kita sama-sama bisa berkarya sekaligus menyebarkan informasi yang selama ini kita ketahui. Kami sangat berharap rekan-rekan petani sawit yang ikut dalam pelatihan ini, para PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan), dan juga FOKSBI, dapat terus berkolaborasi untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat dan membawa kebaikan untuk masyarakat dan lingkungan,” sebut Taufik.

Dalam dua hari pelatihan pembuatan konten ini, puluhan peserta tersebut mendapatkan pengetahuan dasar mengenai pembuatan dan penyuntingan video, serta optimalisasi media sosial. Tidak hanya memberikan teori-teori, para petani juga akan didampingi dalam mempraktikan langsung bagaimana memproduksi konten yang menarik dan penuh edukasi.

Ketua Asosiasi PSMB, Julhadi Siregar, mengaku sangat senang dapat mengikuti pelatihan ini. Dia menuturkan, sebelumnya banyak petani yang suka membuat konten untuk media sosial, namun belum terpikir untuk memanfaatkannya sebagai tempat penyebaran informasi keberhasilan mereka.

“Kami semua senang sekali dapat kesempatan ini, sehingga nantinya kami bisa membuat konten tentang bagaimana kami bekerja di kebun dan mengelola sawit secara berkelanjutan. Mudah-mudahan setelah ini kami bisa membuat konten-konten yang lebih bermanfaat dan berguna untuk sesama petani sawit,” kata Julhadi.

 

3 dari 3 halaman

Berjalan Tahun 2018

Program sawit berkelanjutan yang dijalankan oleh Konservasi Indonesia dilakukan secara konsisten sejak 2018 kepada petani sawit mandiri. Dimulai dari program Good Growth Partnership (GGP), bekerja sama dengan United Development Programme (UNDP) dan pemangku kepentingan lainnya. Petani sawit memelajari praktik-praktik budi daya kelapa sawit Lestari, konservasi tanah dan air, sekaligus mengenal tentang sertifikasi, baik ISPO maupun RSPO.

Pendampingan asosiasi PSMB dan SJLS dalam memperoleh sertifikasi RSPO sendiri setidaknya membutuhkan waktu hingga dua tahun. Setelah menerima sertifikasi, para petani harus menunjukkan konsistensinya dalam mengimplementasikan prinsip dan kriteria RSPO, yang di dalamnya terdapat 4 prinsip 23 kriteria dengan 58 indikator, dan secara kesatuan berpegangan pada konsep 3P yakni prosperity, people, dan planet.