Sukses

Golkar Bukan PSI, Peluang Gibran Jadi Ketum Diprediksi Sulit

Wacana Musyawarah Nasional atau Munas untuk pemilihan Ketua Umum Partai Golkar menjadi perbincangan hangat. Nama calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka disebut bisa menjadi opsi.

Liputan6.com, Jakarta Wacana Musyawarah Nasional atau Munas untuk pemilihan Ketua Umum Partai Golkar menjadi perbincangan hangat. Nama calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka disebut bisa menjadi opsi.

Namun, pengamat politik, Usep Ahyar memandang, sulit Gibran untuk bisa jadi ketua umum, kecuali yang dipilih adalah Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Pasalnya orang yang memang punya pengalaman dan punya karakter yang kuat yang harus memimpin Golkar.

"Sementara Gibran belum teruji untuk itu. Kecuali kalau bapaknya mungkin saya malah mengusulkan Jokowi,” ujar Usep, Jumat (15/3/2024).

Usep menambahkan, jangan menyamakan Golkar dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang sekarang dipimpin oleh Kaesang Pangarep yang juga adik Gibran. Ia mengatakan mekanisme organisasi Golkar sudah mapan dan matang, tidak begitu saja direbut.

Pengalaman Gibran, menurut Usep, masih belum teruji untuk mengelola berbagai faksi dan kepentingan yang ada di tubuh partai serta munculnya berbagai dinamika. Gibran dianggap masih belum mampu meredam atau mengurai masalah-masalah itu.

“Golkar itu organisasi besar, partai besar, mekanismenya juga sudah mapan, dewasa juga. Jadi, memang diperlukan sosok pemimpin yang memang pandai juga mengelola konflik. Jadi, di sana itu di Golkar itu kan teruji tapi memang mekanisme kepartaiannya juga jalan dan selalu selesai,” paparnya.

Usep menyatakan nama-nama politisi Golkar yang namannya mencuat untuk maju sebagai ketum Golkar seperti Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Bahlil Lahadalia dianggap sebagai kader yang cukup layak menjadi Golkar satu daripada Gibran Rakabuming Raka.

Sebab menurutnya, kalaupun Gibran maju menjadi ketum Golkar minimal harus menunggu satu generasi lagi.

“Kalau saya lihat di Golkar itu juga belum bisa melepaskan dari tokoh-tokoh level kayak Airlangga, Bamsoet, Agus Gumiwang dan Bahlil, jadi tokoh-tokoh ini juga tokoh muda juga. Menurut saya Gibran masih satu generasi lagi saya kira untuk mengajukan diri di politik Golkar,” katanya.

2 dari 3 halaman

Jokowi dan Prabowo Dinilai Bisa Pengaruhi Bursa Calon Ketum

 Partai Golkar pada Desember 2024 dijadwalkan bakal menggelar Musyawaran Nasional (Munas). Salah satu agendanya adalah pergantian kursi ketua umum (Ketum).

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo mengatakan terdapat empat orang yang digadang bakal masuk dalam bursa pergantian ketum. Selain petahana Airlangga Hartarto, dia menyebut dirinya juga akan maju bersama Bahlil Lahadalia dan Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK).

Analis Politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Indonesia, Arifki Chaniago menilai Munas Golkar tahun 2024 menarik untuk disimak. Sebab, keberlanjutan Airlangga bakal ditantang oleh wajah baru seperti Bahlil dan AGK.

“Airlangga berpotensi maju sebagai ketua umum, apalagi Airlangga dinilai sukses atas naiknya suara Golkar di Pileg 2024. Meskipun begitu, Airlangga bakal menjadi Ketua Umum untuk periode ketiga, jika kembali maju sebagai ketua umum,” tutur Arifki melalui siaran pers diterima, Rabu (13/3/2024).

Meski punya potensi, jalur Airlangga tidak mudah. Sebab, terlihat ada AGK dan Bahlil yang sama-sama berlatar menteri dari Jokowi, selain Airlangga sendiri. 

“Dari bursa yang ada, tiga menteri Jokowi bakal ikut bertarung. Bahlil, Airlangga, dan Agus Gumiang. Saya kira kandidat yang terpilih orang yang paling Jokowi atau Prabowo," ujar Arifki. 

 

 

3 dari 3 halaman

Punya Peluang

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut dari beberapa kandidat, nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi cukup menarik jika dikaitkan dengan kursi ketum Golkar.

"Sebagai partai besar tentu Golkar partai yang sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan dan karena itu kemudian dikaitkan dengan Pak Jokowi sebagai calon potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan," kata dia dalam keterangannya, Selasa (12/3/2024).

Meski demikian, dia menduga Jokowi tak akan masuk Golkar apalagi menduduki kursi ketum. "Menurut saya Pak Jokowi tidak akan masuk ke Partai Golkar beliau tidak akan menjadi ketua umum dan beliau akan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik," ungkap Qodari.

Meski demikian, dia menyebut nama yang potensial diantara nama yang beredar adalah calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.

"Menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ungkap Qodari.