Liputan6.com, Labuhan Batu Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krisnamurthi menegaskan, pihaknya telah menerapkan langkah-langkah mengurangi kontraksi harga pangan yang ada di pasar. Ia pun memastikan, manuver yang dilakukan pemerintah untuk stabilisasi harga beras di pasaran telah menunjukan hasil cukup signifikan untuk menurunkan harga pangan.
“Harga saat ini termasuk di Sumatra Utara pada tingkat grosir sudah mulai turun dan untuk harga di tingkat retail beberapa sudah mulai mengalami penurunan atau setidaknya tidak terjadi penurunan namun sudah tidak ada kenaikan lagi," tegasnya.
Baca Juga
"Dan keseimbangan harga ini betul-betul menjadi concern pemerintah untuk bisa berada di posisi yang lebih ideal lagi," imbuh Bayu.
Advertisement
Di sisi lain, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengungkapkan, sebagai upaya stabilisasi harga selama bulan Ramadan, pihaknya tengah menerapkan kebijakan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berlaku dalam rentang waktu tertentu.
"Program pemerintah ini bertujuan memberikan ruang persediaan beras dengan harga perolehan yang masih tinggi agar dapat dilepaskan ke pasar," ungkapnya.
Arief menyebut, relaksasi HET untuk beras premium yang dimulai dari tanggal 10 Maret sampai 23 maret. Ia pun mengatakan, kenaikan harga di kisaran Rp1.000 per kilogram (kg).
"Ini karena sebelumnya harga GKP kan lumayan tinggi, kemudian seiring panen dalam negeri, maka harga gabah itu akan mulai terkoreksi sekitar 2-3 minggu ke depan, sehingga dirasakan perlu relaksasi ini," sebutnya.
"Sampai dengan nanti stok lama yang masih dengan harga lebih tinggi, bisa kita flat out lebih cepat,” jelas Arief.
Upaya Intervensi Pemerintah
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menjelaskan, saat ini pemerintah tengah melakukan berbagai upaya intervensi menstabilkan harga beras seiring dengan permintaan yang semakin tinggi ketika memasuki bulan Ramadan. Ia menekankan, untuk mencapai keseimbangan harga pangan ideal diperlukan langkah nyata seluruh pihak.
“Kalau harga beras turun, saya dimarahi petani. Tapi, kalau harga beras naik dimarahi ibu-ibu. Kesulitan pemerintah saat ini adalah soal mencari keseimbangan harganya," jelasnya saat melakukan pengecekan ketersediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Gudang BULOG Hutalombang Padang Lawas dan Gudang BULOG Bakaran Batu Labuhan Batu, Sumatra Utara, Jumat (25/3/2024).
"Jadi yang namanya mengurusi beras untuk 270 juta penduduk Indonesia bukan perkara mudah. Kebutuhan kita setiap tahun sekitar 31 juta ton, jika persediaannya kurang kita perlu memikirkan bagaimana menanggulanginya. Tapi kalau produksi petani banyak, kita tenang," imbuh Jokowi.
Selain mengecek CDP di Gudang BULOG, Jokowi pun melakukan penyaluran beras Bantuan Pangan ke sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Salah satu keluarga penerima manfaat, Yati (58 tahun) merasa sangat terbantu dengan adanya program beras Bantuan Pangan.
“Beras Bantuan Pangan yang saya terima setiap bulan ini manfaat sangat terasa sekali bagi saya dan keluarga, kebetulan suami saya penghasilannya tidak menentu. Jadi, uang yang awalnya untuk beli beras bisa saya belanjakan untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk biaya sekolah anak saya," ucapnya.
(*)
Advertisement