Liputan6.com, Jakarta Wacana Musyawarah Nasional atau Munas untuk pemilihan Ketua Umum Partai Golkar menjadi perbincangan hangat. Dari sekian nama yang beredar, mencuat nama Gibran Rakabuming Raka yang disebut bisa menjadi opsi.
Terkait hal ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 Dave Akbarshah Fikarno Laksono mendengar hal tersebut. Namun, itu baru sebatas wacana di media saja.
Baca Juga
Politikus Golkar ini tidak persoalkan pendapat soal Gibran di bursa calon ketum Golkar, hanya saja menurutnya sejauh ini belum ada pembahasan mengenai musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar, apalagi hingga pembahasan terkait nama-nama calon ketua umum Golkar.
Advertisement
"Munas masih Desember, sekarang kita masih memonitor perhitungan suara," kata dia saat dihubungi, Sabtu (16/3/2024).
Dave pun menegaskan, soal permintaan dari para petinggi Golkar untuk tetap solid dan bersatu, adalah himbauan untuk menyiapkan diri dari agenda politik lainnya.
"Itu hanya mengingatkan, agar kita tetap terus dibawah komando ketum, karena tahun ini masih ada sejumlah agenda politik nasional," kata dia.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menyebut dari beberapa kandidat, nama Presiden Joko Widodo atau Jokowi cukup menarik jika dikaitkan dengan kursi ketum Golkar.
"Sebagai partai besar tentu Golkar partai yang sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan dan karena itu kemudian dikaitkan dengan Pak Jokowi sebagai calon potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan," kata dia dalam keterangannya, Selasa (12/3/2024).
Meski demikian, dia menduga Jokowi tak akan masuk Golkar apalagi menduduki kursi ketum. "Menurut saya Pak Jokowi tidak akan masuk ke Partai Golkar beliau tidak akan menjadi ketua umum dan beliau akan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik," ungkap Qodari.
Meski demikian, dia menyebut nama yang potensial diantara nama yang beredar adalah calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.
"Menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ungkap Qodari.
Sulit Peluang Gibran
Pengamat politik, Usep Ahyar memandang, sulit Gibran untuk bisa jadi ketua umum, kecuali yang dipilih adalah Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Pasalnya orang yang memang punya pengalaman dan punya karakter yang kuat yang harus memimpin Golkar.
"Sementara Gibran belum teruji untuk itu. Kecuali kalau bapaknya mungkin saya malah mengusulkan Jokowi,” ujar Usep, Jumat (15/3/2024).
Usep menambahkan, jangan menyamakan Golkar dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang sekarang dipimpin oleh Kaesang Pangarep yang juga adik Gibran. Ia mengatakan mekanisme organisasi Golkar sudah mapan dan matang, tidak begitu saja direbut.
Pengalaman Gibran, menurut Usep, masih belum teruji untuk mengelola berbagai faksi dan kepentingan yang ada di tubuh partai serta munculnya berbagai dinamika. Gibran dianggap masih belum mampu meredam atau mengurai masalah-masalah itu.
“Golkar itu organisasi besar, partai besar, mekanismenya juga sudah mapan, dewasa juga. Jadi, memang diperlukan sosok pemimpin yang memang pandai juga mengelola konflik. Jadi, di sana itu di Golkar itu kan teruji tapi memang mekanisme kepartaiannya juga jalan dan selalu selesai,” paparnya.
Advertisement
Banyak Pengalaman
Usep menyatakan nama-nama politisi Golkar yang namannya mencuat untuk maju sebagai ketum Golkar seperti Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Bahlil Lahadalia dianggap sebagai kader yang cukup layak menjadi Golkar satu daripada Gibran Rakabuming Raka.
Sebab menurutnya, kalaupun Gibran maju menjadi ketum Golkar minimal harus menunggu satu generasi lagi.
“Kalau saya lihat di Golkar itu juga belum bisa melepaskan dari tokoh-tokoh level kayak Airlangga, Bamsoet, Agus Gumiwang dan Bahlil, jadi tokoh-tokoh ini juga tokoh muda juga. Menurut saya Gibran masih satu generasi lagi saya kira untuk mengajukan diri di politik Golkar,” katanya.