Sukses

5 Fakta Terkait Banjir di Kabupaten Kudus, Pengungsi Bertambah Jadi 4.277 Orang

Bencana alam banjir melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng). Lima kecamatan yang terdampak bencana banjir yakni Kecamatan Undaan, Jati, Kaliwungu, Mejobo, dan Jekulo, dengan total sebanyak 29 desa.

Liputan6.com, Jakarta - Bencana alam banjir melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng). Lima kecamatan yang terdampak bencana banjir yakni Kecamatan Undaan, Jati, Kaliwungu, Mejobo, dan Jekulo, dengan total sebanyak 29 desa.

Usai terjadinya bencana banjir, Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Kudus pun menetapkan status tanggap darurat bencana alam angin kencang, banjir, dan tanah longsor.

"Banjir yang meluas dan melanda lebih dari separuh jumlah kecamatan di Kabupaten Kudus, maka bisa dilakukan penetapan status tanggap darurat bencana angin kencang, banjir, dan tanah longsor karena sebelumnya memang terjadi di Kudus," ujar Kepala Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Mundir, melansir Antara, Minggu 17 Maret 2024.

Dia mengatakan, status tanggap darurat bencana alam tersebut berlaku mulai Jumat 15 Maret hingga Minggu 24 Maret 2024 mendatang.

Selain itu, jalur lalu lintas penghubung antara Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Demak Jawa Tengah kini lumpuh total sejak Jumat 16 Maret hingga Minggu 17 Maret 2024.

Terputusnya akses jalur nasional ini karena wilayah Kecamatan Karanganyar Demak kembali terendam banjir setinggi 1,5 meter.

Banjir yang terjadi kali kedua setelah sempat surut pada pertengahan Februari 2024 lalu, akibat jebolnya sejumlah tanggul yang berada di tepian Sungai Wulan.

Tanggul Sungai Wulan yang sebelumnya sempat diperbaiki oleh Kementrian PUPR itu, tidak mampu menahan debit air sungai akibat intensitas hujan yang sangat tinggi dalam sepekan ini.

"Pengalihan arus lalu lintas dari Demak menuju Kudus dan sebaliknya dialihkan melalui jalur alternative melalui Kecamatan Welahan Jepara yang telah disiapkan," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfi.

Sementara itu, warga yang mengungsi akibat banjir di Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak sampai saat ini mencapai 4.277 orang.

Berikut sederet fakta terkait banjir yang melanda di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah (Jateng) dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 6 halaman

1. Usai Banjir, Pemkab Kudus Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Alam

Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Kudus, Jawa Tengah menetapkan status tanggap darurat bencana alam angin kencang, banjir, dan tanah longsor.

Penetapan status tanggap darurat bencana alam itu menyusul terjadinya bencana banjir yang melanda lima kecamatan.

"Banjir yang meluas dan melanda lebih dari separuh jumlah kecamatan di Kabupaten Kudus, maka bisa dilakukan penetapan status tanggap darurat bencana angin kencang, banjir, dan tanah longsor karena sebelumnya memang terjadi di Kudus," ujar Kepala Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Mundir, melansir Antara, Minggu 17 Maret 2024.

Dia mengatakan, status tanggap darurat bencana alam tersebut berlaku mulai Jumat 15 Maret hingga Minggu 24 Maret 2024 mendatang.

"Dengan penetapan status tanggap darurat bencana angin kencang, banjir, dan tanah longsor yang ditandatangani Penjabat Bupati Kudus M Hasan Chabibie tersebut, maka Pemkab Kudus akan menggerakkan potensi sumber daya yang dimiliki dalam rangka penanganan keadaan darurat bencana," papar Mundir.

Langkah lainnya, lanjut dia, melakukan upaya untuk mengurangi dampak yang lebih luas dari ancaman bencana dengan mempersiapkan infrastruktur yang dimiliki.

Selain itu, kata Mundir, Pemkab Kudus juga menyiapkan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak bencana.

"Pemkab Kudus juga akan menggerakkan potensi untuk berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BPBD Provinsi, TNI, Polri, perangkat daerah/instansi terkait, serta unsur masyarakat lainnya," kata dia.

"Kami juga akan melaporkan perkembangan situasi dan kejadian bencana di wilayah Kabupaten Kudus kepada bupati," jelas Mundir.

Lima kecamatan yang terdampak bencana banjir yakni Kecamatan Undaan, Jati, Kaliwungu, Mejobo, dan Jekulo, dengan total sebanyak 29 desa.

 

3 dari 6 halaman

2. Tanggul Sungai Wulan Jebol Lagi, Jalur Pantura Demak-Kudus Putus Total

Jalur lalu lintas penghubung antara Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Demak Jawa Tengah kini lumpuh total sejak Jumat 16 Maret 2024 hingga Minggu 17 Maret 2024.

Terputusnya akses jalur nasional ini, karena wilayah Kecamatan Karanganyar Demak kembali terendam banjir setinggi 1,5 meter.

Banjir yang terjadi kali kedua setelah sempat surut pada pertengahan Februari 2024 lalu, akibat jebolnya sejumlah tanggul yang berada di tepian Sungai Wulan.

Tanggul Sungai Wulan yang sebelumnya sempat diperbaiki oleh Kementrian PUPR itu, tidak mampu menahan debit air sungai akibat intensitas hujan yang sangat tinggi dalam sepekan ini.

Praktis kondisi itu, mengakibatkan sungai yang berada di perbatasan antara Kudus dan Demak ini, airnya melimpas menggenangi jalan Pantura. Agar tak menghambat mobilitas kendaraan, kini sejumlah rekayasa lalu lintas pun dilakukan oleh jajaran Polda Jawa Tengah.

"Pengalihan arus lalu lintas dari Demak menuju Kudus dan sebaliknya dialihkan melalui jalur alternative melalui Kecamatan Welahan Jepara yang telah disiapkan," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfi.

 

4 dari 6 halaman

3. Siapkan Kantong Parkir

Tidak hanya rekayasa lalu lintas, pihak Polda Jateng melibatkan jajaran Polres Kudus dan Polres Demak untuk menyiapkan kantong parkir bagi kendaraan bertonase sumbu 2 dan sumbu 3. Lokasi kantong parker berada di sepanjang jalan dari Kudus ke Demak untuk kendaraan beristirahat.

"Kita pikirkan kendaraan-kendaraan bertonase sumbu 3, sudah kita siapkan juga beberapa kantong parkir biar kendaraan istirahat karena jalan lumpuh. Sebagian (kantong parkir) ada di satu jalur (Kudus-Demak)," ujar Ahmad Lutfi.

Terkait kondisi debit air Sungai Wulan yang mengalir deras di sepanjang wilayah Kudus dan Demak, Irjen Ahmad Lutfi pun sangat berharap hujan tidak kembali turun, sehingga debit air sungai bisa surut.

Untuk mengatasinya, kata Ahmad Lutfi, Polda Jateng bersama Kodam IV Diponegoro telah segera melakukan aksi tanggap bencana di daerah yang tertimpa musibah banjir.

Nantinya, lanjut Ahmad Lutfi, TNI Polri bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk mengatasi banjir di Kabupaten Demak dan Kudus.

"Kerjasama TNI Polri dengan BBWS serta pemerintah daerah fokus terhadap perbaikan tanggul sungai di Kabupaten Demak, sehingga masalah banjir tidak terulang kembali," terangnya.

Ahmad Lutfi menambahkan, Polda Jateng juga mengerahkan sejumlah personel untuk membantu penangan banjir di Demak dan Kudus. Selain itu, juga menyiapkan posko dan hal lain yang dibutuhkan masyarakat terdampak banjir yang berada di pengungsian.

 

5 dari 6 halaman

4. Arus Lalu Lintas Dialihkan

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jawa Tengah Kombes Sonny Irawan mengatakan, perjalanan arah Demak-Kudus dan sebaliknya dialihkan melalui Tengguli arah Mijen arah Jepara.

Pengalihan arus lalu lintas Demak menuju Kudus dan sebaliknya, kata Sonny, melalui jalur alternative dari pertigaan TL Trengguli - Mijen - Pertigaan Gotri Welahan Jepara - Kudus Kudus - Pertigaan Gotri Welahan Jepara - Mijen - Demak – Semarang.

"Karena tanggul di Karanganyar jebol lagi, maka lalu lintas dari Demak ke Kudus dan sebaliknya dialihkan. Kami juga mengimbau masyarakat lebih berhati-hati saat melakukan perjalanan menuju jalur Pantura, mengingat ancaman kondisi cuaca yang ekstrem," ucap Sonny.

Sonny juga meminta para pengguna jalan untuk selalu update informasi terkait kondisi lalu lintas, agar tidak terjebak banjir saat perjalanan.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kudus, Mundir menambahkan, jumlah pengungsi yang tinggal di gedung DPRD Kudus sebanyak 391 orang hingga Minggu 17 Maret 2024.

Menurut Mundir, ratusan pengungsi yang tinggal di aula DPRD Kudus berasal dari Kecamatan Undaan Kudus sebanyak 340 orang. Kemudian sebanyak 51 orang warga dari Kecamatan Karanganyar Demak.

Pihak BPBD Kudus juga mencatat sebanyak 5 kecamatan dengan 29 desa di Kudus terdampak banjir. Selain itu, sejumlah 9.987 kepala keluarga dan 32.952 warga terdampak banjir. Mereka mengungsi di 15 tempat pengungsian dan tempat lainnya.

 

6 dari 6 halaman

5. Pengungsi Banjir di Kudus Bertambah Jadi 4.277 Orang

Warga yang mengungsi akibat banjir di Kabupaten Kudus dan Kabupaten Demak sampai saat ini mencapai 4.277 orang. Hal itu diutarakan Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Munaji, Senin (18/3/2024).

"Pada Minggu 17 Maret 2024, jumlah pengungsi banjir yang tercatat 1.619 jiwa dari Kabupaten Kudus dan 700 jiwa dari Kabupaten Demak. Sedangkan hari ini (Senin, 18/3/2024) pukul 08.00 WIB meningkat menjadi 4.277 jiwa," kata Munaji.

Dari ribuan pengungsi tersebut, pengungsi dari Kabupaten Demak sebanyak 1.558 jiwa.

Sementara lokasi pengungsiannya tersebar di 24 tempat, mulai dari tempat ibadah, balai desa, rumah warga, gedung PKK, TPQ, gedung Muslimat NU, DPRD Kudus, Gedung Jam'iyyatul Hujjaj Kudus (JHK), pondok pesantren, hingga pasar.

Khusus pengungsi yang berasal dari Kabupaten Demak, kata dia, tersebar di lima tempat pengungsian, yakni Gedung JHK, DPRD Kudus, Graha Mustika, Gedung Muslimat NU Loram Kulon, dan Pasar Saerah.

"Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum para pengungsi disediakan 15 dapur umum," ucap Munaji.

Sementara desa terdampak banjir juga bertambah dari sebelumnya hanya 29 desa, kini meluas menjadi 31 desa yang tersebar di lima kecamatan.

Kondisi saat ini, kata Munaji, intensitas hujannya memang tidak terlalu tinggi, namun genangan banjir naik antara 5-10 centimeter (cm). Bahkan, di Kecamatan Kaliwungu ketinggian genangan banjir antara 50-200 cm, sehingga beberapa akses jalan tidak bisa dilewati.