Sukses

Punya Basis Kuat di Akar Rumput, Tommy Soeharto Dinilai Layak Masuk Bursa Caketum Golkar

Musyawarah Nasional Partai Golkar yang rencananya akan digelar Desember 2024 mulai ramai dibahas.

Liputan6.com, Jakarta - Musyawarah Nasional Partai Golkar yang rencananya akan digelar Desember 2024 mulai ramai dibahas. Sejumlah nama bermunculan di bursa, mulai dari Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, hingga Agus Gumiwang.

Menanggapi hal itu, Ketua dari organisasi massa Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia (SOKSI) Jakarta Utara, Rouli Rajagukguk malah menyebut nama lain, yakni Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto.

“Ada beberapa alasan kenapa Tommy Soeharto sangat layak disorongkan dalam bursa caketum Partai Golkar. Pertama, putra Presiden RI Ke-2 Soeharto itu diketahui tidak haus dengan kekuasaan. Selama 20 tahun terakhir, alih-alih masuk dan bermain dalam pusaran kekuasaan, Tommy lebih fokus menjalankan dan membesarkan bisnisnya,” ujar Rouli melalui siaran pers diterima, Selasa (19/3/2024).

Rouli melanjutkan, alasan kedua kenapa layak meneruskan kepemimpinan Airlangga Hartarto, sebab orang tua Tommy Soeharto yakni Presiden RI Ke-2 Soeharto merupakan tokoh Pendiri Partai Golkar. Berdasarkan sejarah pendirian, Golkar identik dengan berdirinya Orde Baru.

“Bapaknya telah membesarkan Partai Golkar," terang Rouli.

Selain itu, Rouli berharap Tommy huga mampu mengembalikan marwah Partai Golkar. Apalagi, Tommy diklaim sebagai merupakan tokoh politik yang tidak tersandera kasus dugaan tindak pidana korupsi.

2 dari 3 halaman

Golkar Harus Menjadikannya Sebuah Catatan

Senada dengan itu, Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Prof DR I Gde Pantja Astawa SH MH, sebelumnya menyatakan bahwa Partai Golkar sejak Era Reformasi ada perubahan orientasi kepemimpinan sehingga semua kader mempunyai peluang menjadi Ketua Umum Golkar.

"Golkar sekarang tidak lagi berorientasi pada tokoh, tapi pada kader. Dengan melihat Golkar yang berorientasi pada kader, ini peluang bagi kader-kader Golkar, siapapun dia. Ini pintu masuk, andaikata Mas Tommy mau masuk," kata Prof Pantja dalam keterangan terpisah.

Namun demikian, soal peluang Tommy Soeharto muncul dan maju sebagai kandidat Ketum, perlu mendapat catatan. Pertama, apakah naman Tommy Soeharto masih tercatat sebagai kader partai dan itu itu diketahui diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar.

“Hal itu bisa menjadi batu sandungan. Sebab misalnya Tommy sudah bukan bagian dari Golkar, maka otomatis tidak bisa maju dan mencalonkan diri sebagai Calon Ketua Umum di Musyawarah Nasional 2024 dan atau Munaslub yang belakangan didorong sebagian kader Golkar,” tutur Prof Pantja

"Kalau misalnya Mas Tommy mampu mempengaruhi kader-kader Golkar, dia dimunculkan dan kemudian di Munas itu diubah AD ART, bisa jadi beliau bisa ikut maju bertarung. Tetapi ini urusannya, bagaimana pendekatan Mas Tomy," jelas dia

Catatan kedua, Tommy Soeharto disebutkan dia mempunyai beban sejarah. Karena akan banyak pihak yang melihat dirinya dengan kiprah bapaknya selama memimpin Orde Baru. Meski secara obyektif, selain banyak kelemahan selama dipimpin Pak Harto, banyak juga kelebihan selama Indonesia dipimpin Pak Harto.

"Tommy mampu enggak mengemban beban itu kalau nanti mau tampil dipanggung? Dia harus beda performance-nya dengan bapaknya, dan itu tidak mudah," kata Prof Pantja.

Ia menambahkan, memang Tommy Soeharto mempunyai kepedulian tinggi terhadap lingkungan sosial dan tidak berbeda jauh dengan bapaknya. Akan tetapi hal itu tidaklah cukup. Publik akan melihat juga bagaimana kemampuan manajerial, leadership, termasuk dibidang strategi seperti ayahnya yang membuat Indonesia relatif aman dan stabil baik ekonomi dan keamanan selama puluhan tahun.

"Mampu enggak begitu? Tidak mudah menurut saya, tetapi bukan tidak mungkin dia menjadi rising star kalau mampu menjawab beban sejarah," jelas dia.

3 dari 3 halaman

Basis Kuat di Akar Rumput

Sejalan dengan pendapat Prof Pantja, praktisi hukum dan pengamat politik sosial budaya, Agus Widjajanto, menyatakan sudah pantas dan wajar jikalau Golkar harus jatuh dan dipimpin oleh keluarga cendana yakni salah satu putra mantan Presiden Soeharto.

“Sebab nama Soeharto mempunyai kaitan historis/sejarah yang panjang serta masih punya basis massa yang kuat diakar rumput,” kata Agus.

Saat ini, kata dia, tinggal bagaimana keputusan pada DPD Golkar di seluruh Indonesia bersepakat untuk mencari tokoh pembaharu yang diharapkan mengembalikan marwah partai.

“Sebagai partai yang sarat akan kekaryaan berbasis nasionalis sekaligus juga religius yang pengkaderannya telah matang secara konsolidasi dari bawah ke atas,” Agus menutup.

Video Terkini