Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan, Senin (25/3/2024) pagi hari di Indonesia diprakirakan cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, kabut, dan hujan ringan. Demikianlah prediksi cuaca Indonesia hari ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca hujan ringan pagi hari ini diprakirakan guyur wilayah Pontianak, Banjarmasin, dan Manokwari.
Baca Juga
Cuaca Indonesia di siang nanti diprediksi sebagiannya cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, dan hujan petir.
Advertisement
Wilayah Bengkulu, Bandung, Tanjung Pinang, Ambon, Kupang, Manokwari, Pekanbaru, Makassar, dan Kendari diprakirakan turun hujan dengan intensitas ringan serta hujan sedang di Yogyakarta dan waspada hujan petir di Banjarmasin pada siang nanti.
Untuk malam nanti, sebagian wilayah Indonesia diprediksi BMKG bakal cerah, berawan, cerah berawan, berawan tebal, hujan ringan, dan hujan sedang.
Hujan dengan intensitas ringan diprakirakan turun malam nanti di wilayah Gorontalo, Pontianak, Banjarmasin, Palangkaraya, Pekanbaru, Mamuju, dan Medan serta hujan sedang di Bandung.
Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Banda Aceh |  Cerah Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Denpasar |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Serang |  Cerah Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Bengkulu |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Yogyakarta |  Cerah Berawan |  Hujan Sedang |  Berawan |
 Jakarta Pusat |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Gorontalo |  Cerah |  Berawan Tebal |  Hujan Ringan |
 Jambi |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Bandung |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Hujan Sedang |
 Semarang |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Surabaya |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Pontianak |  Hujan Ringan |  Berawan |  Hujan Ringan |
 Banjarmasin |  Hujan Ringan |  Hujan Petir |  Hujan Ringan |
 Palangkaraya |  Berawan |  Berawan |  Hujan Ringan |
 Samarinda |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah |
 Tarakan |  Berawan |  Cerah |  Cerah |
 Pangkal Pinang |  Cerah |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Tanjung Pinang |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Bandar Lampung |  Kabut |  Berawan |  Berawan |
 Ambon |  Berawan Tebal |  Hujan Ringan |  Berawan Tebal |
 Ternate |  Cerah Berawan |  Berawan |  Cerah Berawan |
 Mataram |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Kupang |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Kota Jayapura |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Manokwari |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Pekanbaru |  Berawan |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |
 Mamuju |  Berawan |  Berawan |  Hujan Ringan |
 Makassar |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Kendari |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Manado  |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Padang |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |
 Palembang |  Berawan |  Berawan |  Berawan |
 Medan |  Cerah Berawan |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |
BMKG: Puncak Kemarau Juli-Agustus 2024, Ada Potensi Kekeringan dan Karhutla
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau 2024 terjadi pada Juli dan Agustus. Sedangkan musim kemarau dimulai pada April.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, daerah yang mengalami puncak kemarau pada Juli meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Utara.
Sedangkan untuk Agustus meliputi sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian Pulau Papua.
Dwikorita menerangkan, sifat musim kemarau 2024 umumnya bersifat normal dengan cakupan 359 ZOM (51 persen). Namun, terdapat beberapa daerah dengan sifat di bawah normal seperti sebagian kecil Riau, Bangka Belitung, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Jawa Timur, sebagian Sulawesi, Maluku Utara, dan Papua bagian Selatan.
BMKG pun mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi kemarau, terutama untuk daerah yang bersifat bawah normal. Sebab, ada potensi kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Terdapat potensi kekeringan dan kebakaran lahan dan hutan di beberapa daerah," ujar Dwikorita dalam konferensi pers, Jumat 15 Maret 2024.
Advertisement
Imbauan BMKG pada Sejumlah Pihak
Dwikorita mengimbau kepada kelompok/lembaga, pemerintah daerah (pemda), dan seluruh masyarakat mengambil langkah antisipatif guna menghadapi musim kemarau 2024.
Untuk wilayah yang diprediksi mengalami kemarau atas normal (lebih basah) akan berdampak pada tanaman pertanian dan hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi.
"Kami mengimbau kepada petani untuk memperhatikan jenis dan pola tanam untuk daerah yang diprediksi mengalami kemarau bersifat atas normal," ujar Dwikorita.
BMKG juga mengimbau pemda di wilayah yang diprediksi bersifat bawah normal (lebih kering) untuk mengoptimalkan penyimpanan air pada akhir musim hujan guna memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya di masyarakat melalui gerakan memanen air hujan.
BMKG Prediksi Awal Musim Kemarau Terjadi pada April 2024, Dimulai dari NTT-NTB
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim kemarau di Indonesia dimulai pada April 2024.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa awal musim kemarau terjadi seiring dengan aktifnya angin timuran atau Monsun Australia di bulan keempat.
"BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada April 2024," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Jumat 15 Maret 2024.
Dwikorita menyatakan, awal musim kemarau akan dimulai dari wilayah NTT, NTB, Bali, lalu wilayah Jawa. Wilayah Indonesia bagian lain akan mengalami musim kemarau pada periode Mei hingga Agustus 2024.
Secara rinci, 90 zona musim (ZOM) atau 13 persen dari total 699 ZOM, diprediksi akan memasuki musim kemarau pada April 2024.
Wilayah yang masuk dalam 90 ZOM itu meliputi sebagian Bali, NTB, NTT, pesisir utara dari Banten, Jakarta, dan Jawa Barat (pesisir utara Jawa), dan bagian pesisir Jawa Timur
Sementara itu, 133 ZOM atau 19 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024.
"Yang memasuki musim kemarau pada Mei 2024 meliputi wilayah Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua, dan Papua Selatan," jelas Dwikorita.
Sisanya, 167 ZOM atau 24 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni. Wilayahnya meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar.
"Sedangkan 113 ZOM atau 16 persen lainnya merupakan daerah yang memiliki musim hujan atau kemarau sepanjang tahun. Jadi ada wilayah yang sepanjang tahun musim hujan terus, atau wilayah yang sepanjang tahun musim kemarau terus," tutup Dwikorita.
Â
Advertisement