Sukses

Pemuda Nusantara Akan Gelar Silatnas, Jadi Ajang Rembug Ide Anak Muda Pasca Pemilu 2024

Pemuda Nusantara akan menggelar silahturahmi nasional atau silatnas di Jakarta pada 5-6 April 2024. Adapun yang akan dibahas adalah situasi kebangsaan pasca Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta Pemuda Nusantara akan menggelar silahturahmi nasional atau silatnas di Jakarta pada 5-6 April 2024. Adapun yang akan dibahas adalah situasi kebangsaan pasca Pemilu 2024.

"Sebagai elemen anak muda, kami menilai pentingnya harmonisasi kebhinekaan sebagai ikhtiar bersama dalam melekatkan kembali semangat kebangsaan pasca Pemilu," kata Ketua Umum DPP Pemuda Nusantara, Muhamad Ikram Pelesa, dalam keterangannya, Senin (25/3/2024).

Selain itu, dia juga menuturkan dalam silatnas nanti juga akan dibahas keberlanjutan kebijakan populis pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Dalam silatnas nanti kami juga akan membahas Keberlanjutan Kebijakan-kebijakan populis pemerintahan Joko Widodo pada pemerintahan berikutnya, Karena begitu banyak kebaikan yang mesti dilanjutkan" ungkap Ikram.

Selain membahas isu-isu nasional, lanjut dia, silatnas juga akan membicarakan sikap Kelembagaan terhadap isu-isu internasional. Dan dalam menentukan sikap itu, Pemuda Nusantara menjaring aspirasi semua delegasi yang hadir nanti.

"Inti pertemuan ini adalah silaturhami dengan semua pimpinan Pemuda Nusantara yang berasal dari berbagai daerah. Kami jaring aspirasi isu-isu aktual, baik dalam negeri maupun luar negeri, setelah itu diteruskan dalam rekomendasi kepada pemerintah," jelas Ikram.

Dalam acara ini, lanjut Ikram, pihaknya akan meluncurkan program Pemuda Nusantara Peduli sebagai platform gerakan sosial anak muda. Selain itu pihaknya juga akan menyerahkan santunan kepada anak yatim.

"Insyaallah di acara silantas nanti kami akan launching program Pemuda Nusantara Peduli sebagai platform gerakan sosial anak muda sekaligus penyerahan santunan kepada anak yatim," pungkasnya.

 

2 dari 3 halaman

Masyarakat Dihimbau Tetap Damai, Jangan Terpengaruh Dinamika Elite

Suasana di kehidupan sosial masyarakat relatif aman dan damai usai KPU menetapkan hasil Pemilu 2024. Dinamika hanya terjadi di tingkat elite melalui upaya hak angket dan gugatan ke Mahkamah Konstitusi.

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai kondisi usai Pemilu 2019 dan 2024 sangat berbeda. Pada Pemilu 2019, hiruk pikuk lebih ramai di masyarakat, sedangkan pada Pemilu kali ini kegelisahan hanya tampak di elite.

“Ramai narasi di elite tidak berpengaruh ke masyarakat. Karena narasi di tingkat elite dan bawah berbeda. Tingkat pemahaman di bawah berbeda. Masyarakat sekarang melihat sudah ada yang menang, tinggal menunggu MK,” kata Ujang.

Ujang mengatakan, sebelum KPU menetapkan hasil Pemilu, memang ada beberapa unjuk rasa. Dia menilai itu wajar. Di negara demokrasi, masyarakat punya hak menyampaikan aspirasi. Namun, aksi-aksi masyarakat terbilang cukup aman dan kondusif.

“Kondisi aman, damai, dan terkendali. Tidak ada kawat berduri, tidak ada barakuda, itu tandanya aman dan damai. Kalau ada dorongan hak angket dan sebagainya itu biasa, namanya juga demokrasi,” ujar Ujang.

 

3 dari 3 halaman

Berharap Terus Aman dan Damai

Ujang berharap kondisi akan terus aman dan damai. Masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan perjuangan di tingkat elite jangan sampai berdampak negatif terhadap kehidupan sosial. Selain itu, menurut dia, butuh figur berjiwa besar yang bisa menerima apapun hasil Pemilu.

“Masyarakat saat ini sudah bekerja, mereka sudah memberikan pilihan, tinggal menunggu persidangan di MK. Masyarakat jangan terpengaruh narasi di elite, tetap tenang dan jaga persatuan. Kalah menang itu biasa,” kata Ujang.