Liputan6.com, Jakarta - Analis Komunikasi Politik Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo mengatakan, dinamika politik tentu bisa berpengaruh ke masyarakat di bawah. Hanya, dia mewanti-wanti konflik politik di elite jangan sampai menimbulkan konflik horizontal.
“Selama konfliknya masih elite saja atau dari bawah ke elite, itu tidak masalah menurut saya. Tapi kalau sudah konflik horizontal, itu akan susah untuk meredam atau mendinginkan tensi politiknya,” kata Kunto.
Baca Juga
Menurut Kunto, dinamika di elite politik masih aman selama masih dalam koridor demokrasi, tidak menggunakan kekerasan, tidak menghasut, tidak mengajak melakukan kekerasan.
Advertisement
Dalam suasana Bulan Ramadhan, menjadi penting bagi semua orang untuk bisa mengendalikan diri, termasuk pengendalian diri dalam urusan politik.
“Saya pikir sampai sekarang, belum ada konflik yang meruncing sampai berujung kekerasan. Saya harap tetap kondusif terus suasananya. Walaupun ada gesekan dan dinamika di elite yang tensinya meninggi,” ujar dia.
Bedakan Narasi
Kunto mengatakan, masyarakat harus bisa membedakan narasi untuk kepentingan politik elite dan yang memang nyata-nyata untuk mejaga demokrasi dan kepentingan pemilih atau publik luas. Masalahnya, ini cukup sulit.
“Harus bisa membedakan mana retorika untuk kepentingan elite, mana retorika yang bertujuan merawat demokrasi. Nah ini yang susah. Karena secara retorika akan sama saja. Butuh ketajaman dan kedalaman berpikir bagi kita untuk merespons isu elite,” kata Kunto.
Advertisement