Sukses

Menkes Sebut Virus Flu Terus Bermutasi, Imbau Masyarakat Agar Jaga Daya Tahan Tubuh

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, virus flu terus bermutasi dan tidak akan berhenti.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, virus flu terus bermutasi dan tidak akan berhenti.

Namun, dia menyebut, virus flu yang ditemukan bukan flu Singapura.

"Flu itu emang banyak variannya dan itu bermutasi terus. Yang sebenarnya paling banyak itu bukan flu Singapura, tapi flu biasa. Itu ada H1N1, H5N1, H3N1, itu banyak sekali variannya. Dan flu tidak pernah berhenti bermutasi," kata Budi, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, dikutip Jumat (29/3/2024).

Lebih lanjut, Budi menegaskan, bahwa varian flu yang ditemukan bukanlan virus yang mematikan seperti flu burung.

"Tapi data yang kita lihat emang ada varian baru tapi itu bukan varian yang mematikan seperti flu burung," ucap dia.

Oleh sebab itu, dia pun berpesan seluruh masyarakat agar menjaga daya tahan tubuh. Menurutnya, asupan makanan yang cukup dan istirahat menjadi penting untuk diperhatikan.

"Jadi sekali lagi temen-teman kalau kena infeksi kayak flu yang penting daya tahan tubuh kita jangan lemah," ujar Budi.

"Jangan sampai kurang tidur, makannya kurang. Itu pastikan daya tahannya," imbuhnya.

2 dari 3 halaman

5.461 Orang Terjangkit Flu Singapura di Indonesia

Hingga minggu ke-11 tahun 2024 kasus flu Singapura atau hand, foot, mouth diseases (HFMD) telah mencapai angka 5.461.

Data ini disampaikan dokter spesialis paru Erlina Burhan berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

“Menurut humas dari Kementerian Kesehatan sudah terdapat 5.461 orang yang terjangkit flu Singapura di Indonesia dan ada 738 kasus di antaranya di Provinsi Banten dalam waktu tiga bulan, Januari sampai Maret 2024,” kata Erlina dalam temu media secara daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kamis (28/3/2024).

Angka 738 didapat dari Dinas Kesehatan Banten. Sementara, dari Dinas Kesehatan Depok, diperoleh pula angka kasus suspek sebanyak 14 orang dan 10 orang di antaranya dirawat di satu rumah sakit yang sama.

“Kenapa dirawat? Tentu saja mungkin derajatnya bukan ringan,” kata Erlina.

3 dari 3 halaman

Melihat di China

Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) juga membahas situasi flu Singapura di negara lain seperti China.

“Di China kasus ini sebetulnya sudah mulai merebak dari tahun 2021 walaupun saat itu juga COVID lagi puncak-puncaknya, tapi ternyata flu Singapura cukup banyak, 2,5 juta kasus.”

“Kemudian juga kalau kita lihat di Malaysia, flu Singapur ini cukup tinggi jumlahnya yaitu 106.447 kasus. Tentu ini kalau dibandingkan Indonesia jauh lebih banyak, tapi kita tidak tahu apa di Indonesia tercatat sedikit apakah karena memang yang melaporkan hanya sedikit juga.”

Erlina pun mengenalkan apa itu flu Singapura. Menurutnya, flu Singapura adalah penyakit akibat virus yang menyerang baik anak maupun dewasa.

“Tapi memang banyak dilaporkan pada anak-anak, umumnya menginfeksi anak berusia 10 tahun dan sebagian dapat menginfeksi orang dewasa.”

Biasanya, lanjut Erlina, flu Singapura didahului dengan demam, sakit tenggorokan, dan jika sudah nyeri tenggorokan pasien juga mengalami batuk.

 

 

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com