Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md tak mau berkomentar soal isu adanya tawaran menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. Ketika ditanya wartawan, Mahfud justru berkelakar bahwa ia hanya boleh ditanya oleh orang yang berkepentingan.
Baca Juga
"Ndak boleh bertanya saudara kepada saya. Yang bertanya itu hanya orang yang berkepentingan," kata Mahfud kepada wartawan di Kawasan Jakarta Pusat, dikutip Kamis, (4/4/2024).
Advertisement
Sementara calon presiden Ganjar Pranowo mengatakan bahwa dirinya menyerahkan ke partai politik pengusungnya terkait kebijakan politik ke depannya.
Hal itu disampaikan Ganjar usai ditanya tentang rencana partai politik pengusungnya itu menggulirkan hak angket di DPR untuk menyelidiki dugaan kecurangan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Soal sikap partai ke mana (oposisi atau koalisi pemerintah selanjutnya) nanti partai yang akan memutuskan," kata Ganjar, beberapa waktu lalu.
Sidang Sengketa Pilpres 2024, Mahfud Md: Selalu Ada yang Datang ke Hakim Agar Permohonan Ditolak
Calon Wakil Presiden Mahfud Md menjadi prinsipal dari pihak pemohon untuk sengketa Pilpres 2024. Melalui pidato pembukanya, Mahfud mengatakan bakal selalu ada yang datang kepada hakim untuk melakukan bisikan terkait putusan permohonan.
“Selalu ada yang datang kepada hakim untuk mendorong agar permohonan ini ditolak dan pasti juga ada pula yang datang untuk mengabulkan. Yang datang mendorong dan meminta itu tentu tidak harus orang atau institusi melainkan hati nurani,” kata Mahfud di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta, Rabu (27/3/2024).
Mahfud mengamini, bisikan yang datang memang tidak mudah untuk dihindari karena selalu terjadi. Namun pada akhirnya, sebagai pihak pemohon dirinya berharap para hakim konstitusi bisa mengambil langkah penting untuk menyelamatkan masa depan demokrasi.
“Kami berharap ketika mengambil langkah penting hakim dapat menyelamatkan masa depan demokrasi, jangan sampai timbul persepsi bahwa Pemilu hanya bisa dimenangkan oleh yang punya kekuasaan atau yang dekat dengan kekuasaan saja,” harap dia.
Advertisement
Keadilan Moral dan Etika
Bagi Mahfud, terpenting dalam Pemilu adalah bukan siapa pemenangnya namun bagaimana Pemilu bisa menjadi sarana edukasi demi menyelamatkan masa depan anak bangsa dengan peradaban yang lebih maju.
“Bagi kami yang penting bukan siapa yang menang, melainkan harus merupakan edukasi kepada bangsa ini untuk menyelamatkan masa depan Indonesia dengan peradaban yang maju melalui keadilan moral dan etika,” Mahfud menandasi.
Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka