Sukses

Beda dengan Menko PMK, Mensos: BLT El Nino Harus Selesai Desember 2023

Risma juga menyebut anggaran bansos 2024 justru lebih rendah dibandingkan 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengungkapkan, bantuan sosial atau bansos terkait bencana El Nino seharusnya dibagikan paling lambat Desember 2024.

“Tahun 2023 ada BLT El Nino yang sudah disetujui DPR. Dan ini harus selesai bulan Desember karena ini anggaran 2023,” kata Risma dalam sidang lanjutan PHPU, MK, Jumat (5/4/2024). 

Sementara pada 2024, Risma menyebut tak ada lagi alokasi anggaran untuk bantuan dampak El Nino.

“Untuk 2024 target volume hampir sama, hanya tidak ada untuk El Nino dan untuk gagal ginjal akut,” kata dia.

Risma juga menyebut anggaran bansos 2024 justru lebih rendah dibandingkan 2023.

“Kalau kita bandingkan anggaran 2023 dan 2024, anggaran kami turun dari 87,275,374.140.000 turun menjadi 79.214.083.464.000. Hal ini karena belanja BLT El Nino keluar dari bantuan di 2024,” ungkapnya.

Sebelumnya, Muhadjir mengklaim Cadangan Beras Pemerintah (CBP) itu merupakan program lama yakni 2023, bukan 2024 jelang Pilpres. Ia menyebut bantuan itu untuk mitigasi bencana El Nino.

“Terkait bantuan program CBP,  yang diberikan keada masyarakat Januari-Juni 2024, adalah merupakan program perpanjangan dari 2023,” kata Muhadjir. 

“Tujuannya untuk memitigasi resiko bencana El Nino dan untuk mempertahankan daya beli masyarakat,” kata dia.

Menurutnya,  CBP bukan bagian dari bansos reguler seperti Kemensos.

“Merupakan kewenangan Bapanas, bantuan pangan beras CBP adalah bukan merupakan bagian dari bantuan sosial reguler. Namun merupakan bantuan pangan oleh pemerintah,” kata dia.

“CBP dilaksanakan berdasarkan Perpres Nomor 125 Tahun 2022 tentang penyelenggaraan,” sambungnya.

 

 

 

2 dari 2 halaman

Airlangga Bandingkan Bantuan El Nino dengan Negara Lain

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto membandingkan, bantuan sosial (bansos) yang diberikan oleh beberapa negara lain karena dampak  dari El Nino. Ia mengatakan, terjadinya El Nino sangat mempengaruhi masyarakat miskin. Sehingga, beberapa negara termasuk Indonesia memberikan bantuan sosial.

"Sejak bulan Desember 2023 berbagai negara termasuk Indonesia mengalami dampak terjadinya El Nino di mana beberapa tempat produksi pangan, terutama beras mengalami gangguan," kata Airlangga, dalam sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (5/4/2024).

"Baik yang tidak bisa melakukan penanaman dan memundurkan jadwal dan hal ini membuat pasokan pangan seperti beras mengalami gangguan. Yang tentunya sangat menggangu kepada dan berdampak signifikan terhadap masyarakat miskin," sambungnya.

Beberapa negara lain yang memberikan bansos diantaranya Singapura memberikan 800 dolar per orang untuk mengatasi kenaikan biaya hidup dengan anggaran sebesar 13 triliun. Bantuan tersebut dilakukan pada bulan September.

Sementara, di India memberikan bantuan berupa sereal maupun minyak bagi 800 juta orang dengan anggaran sebesar 2.200 triliun dan ini juga dilakukan antara bulan September-November 2023.

"Malaysia memberikan bantuan keluarga untuk 8,7 juta keluarga atau 25,4 persen penduduk dengan anggaran setara dengan 25 triliun periode Januari sampai Desember 2023 dilanjutkan 2024 sampai dengan September," paparnya.

Lalu, Airlangga memaparkan, negara Filipina memberikan bantuan tunai untuk 2,3 juta petani akibat El Nino setara dengan 3,47 triliun pada September 2023.

"Amerika Serikat memberikan bantuan dalam bentuk food stamp untuk 41juta orang atau 21,6 juta rumah tangga dengan paket bantuan inflasi yang setara dengan 17 juta. Dan perlindungan dampak perubahan iklim ekstrem setara 835 triliun," ucap Airlangga.