Liputan6.com, Jakarta Macet panjang terjadi hingga keluar Pelabuhan Merak, bahkan sampai masuk kedalam Tol Tangerang-Merak.
Hal ini membuat Jalan Cikuasa Atas dijadikan kantung parkir kendaraan pemudik, sebelum masuk kedalam pelabuhan diujung barat Pulau Jawa itu.
Baca Juga
"(Kemacetan di GT Merak) itu 500 meter sampai 700 meter," ujar Kompol Wiratno, Kepala Induk PJR Ciujung Korlantas Polri, saat dikonfirmasi, Sabtu, (06/05/2024).
Advertisement
Meski kemacetan panjang hingga kedalam ruas tol Tangerang-Merak, kepolisian tidak meneruskan pengalihan arus lalu lintas. Mereka melakukan delaying system, untuk menghambat laju kendaraan dari arah Jakarta menuju Pelabuhan Merak.
"Enggak ada pengalihan, adanya delaying system. Delaying system di Cikupa, Rest Area KM43 dan KM68," terangnya.
Delaying system untuk menghambat laju kendaraan menuju Pelabuhan Merak sudah dilakukan nyaris tiga jam lamanya.
Penghambatan laju kendaraan dilakukan sejak Sabtu dini hari, sekitar pukul 00.40 WIB.
Hingga berita ini ditulis, Sabtu dini hari, pukul 03.33 WIB, antrian kendaraan di dalam tol Tangerang-Merak masih terjadi.
"Delaying system hanya di masukkan ke Rest Area KM 68 dan 43. Dari jam 00.40 WIB, untuk mengurangi antrian disana kan. Di Cikupa juga kan, udah menyusut di Cikupa," jelasnya.
Pemudik Pejalan Kaki, Padati Gang Way Pelabuhan Merak
Gang Way Dermaga 1 Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, dipadati pemudik pejalan kaki, berdasarkan pantauan Liputan6.com, sejak Jumat 5 April 2024 hingga Sabtu (6/4/2024) dini hari.
Sembari menunggu kapal datang, pemudik pejalan kaki ada yang duduk, bermain handphone, berbincang, hingga memejamkan mata.
Sebelum masuk ke gang way Dermaga 1, ada sejumlah petugas memeriksa tiket penyebrangan. Kemudian pemudik diarahkan menempelkan tiket ke palang pintu.
"Sebagai pilih pulang malam, lebih kondusif aja gitu sih di perjalanannya. Tadi lancar di jalannya, udah nunggu satu jam ini," ujar Rini, pemudik tujuan Lampung Timur, dilokasi, Jumat, (05/04/2024).
Â
Advertisement
Lanjut Naik Bus
Begitu pun pemudik lainnya, Syahril, dia pulang bersama istrinya dari Bekasi ke Way Kanan. Dia memilih mudik saat malam hari, karena harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.
Selain itu, perjalanan malam dipilih Syahril, agar bisa sampai di rumah orangtuanya saat siang hari.
"Naik bus sama istri dari Bekasi turun di Merak. Nanti lanjut lagi naik bus sampai ke rumah," jelasnya.
Berdasarkan pantauan dilokasi, pemudik pejalan kaki terus berdatangan. Kemudian Dermaga Eksekutif dan Reguler, terus dipadati kendaraan pemudik untuk menyebrang dari Pulau Jawa ke Sumatera.