Sukses

Hasil Survei Membuktikan, Le Minerale Jadi AMDK Favorit Selama Ramadan 2024

Mayoritas responden (46,5%) memilih Le Minerale sebagai air mineral favorit untuk berbuka puasa.

Liputan6.com, Jakarta Selama Ramadan, sangat penting untuk mengatur pola hidup agar lebih seimbang. Kenapa? Itu karena selama 12-13 jam tubuh tidak akan makan dan minum. Berkaitan dengan hal tersebut, GoodStats sebagai media kelola daring di Jakarta yang selalu menghadirkan data menarik dan terpercaya di berbagai bidang, kembali melakukan survei. 

Kali ini, GoodStats melakukan riset terkait Pola Perilaku Masyarakat Saat Ramadan & Idulfitri 2024. Adapun riset atau survei dilakukan pada awal April yang melibatkan 1000 responden dari berbagai wilayah di Indonesia. Hasil dari survei tersebut diketahui bahwa mayoritas responden (46,5%) memilih Le Minerale sebagai air mineral favorit untuk berbuka puasa. Di bawah Le Minerale, Aqua menjadi brand favorit kedua (30,9%), disusul Crystalline (6,5%), Nestle (5,1%), Vit (2,9%), dan Prima (0,7%).

"Survei ini sedikit banyaknya memberikan gambaran tentang pola konsumsi serta brand pilihan masyarakat selama Ramadan dan jelang Idulfitri 2024," kata Managing Director Goodstats, Iip M. Aditiya, dalam sebuah pernyataan, Kamis (4/4).

Kemudian dari banyak pilihan tempat untuk berbuka puasa, sebagian besar masyarakat (63,1%) ternyata masih memilih rumah sebagai lokasi buka puasa terbaik. Meski begitu, ada juga masyarakat yang memilih restoran indoor dan outdoor dengan proporsi masing-masing sebesar 13,6% dan 8,5%.

"Dari yang berbuka puasa di rumah, menu berbuka yang terbanyak masih nasi dan lauk (31%), ketimbang misalnya aneka gorengan (28%) atau buah-buahan (17%)," ujar Iip.

Sementara itu, masyarakat yang lebih suka berbuka puasa di luar rumah juga punya tempat makan favoritnya. Diketahui bahwa mayoritas responden memilih restoran Hokben, dengan persentase 24,8%. Restoran cepat saji lainnya yang juga menjadi favorit buka puasa termasuk KFC (18%) dan McDonald (14,6%).

2 dari 2 halaman

Menyiapkan Anggaran Ekstra

Tak hanya mengenai preferensi tempat dan menu berbuka puasa, survei ini juga membaca perilaku masyarakat dalam mengelola keuangannya guna memenuhi kebutuhan lebaran. Diketahui bahwa mayoritas masyarakat Indonesia mengalokasikan dana tambahan Rp500 ribu hingga Rp1 juta untuk berbagai kebutuhan.

"Untuk Ramadan kali ini, sebagian besar responden menyatakan telah menyiapkan dana ekstra di rentang Rp500 ribu hingga Rp1 juta rupiah (43,3%). Namun ada pula yang mematok anggaran Rp1 juta hingga Rp3 juta (25,5%)," kata Iip.

Adapun pos pengeluaran terbesar masyarakat selama Ramadan dialokasikan untuk kegiatan Buka Bersama (bukber) dengan proporsi 52,8%. Diikuti oleh sejumlah masyarakat yang mengalokasikan anggarannya untuk berinfaq atau bersedekah dengan persentase 22,2%.

Sementara itu untuk preferensi jelang Idulfitri, masyarakat menganggarkan dana hingga Rp3 juta untuk persiapan lebaran. Namun, yang menarik adalah penggunaan dana tersebut, yang lebih sering dialokasikan untuk berbagi kepada sesama, seperti memberi THR, parsel, dan membayar zakat, infaq, dan sedekah.

"Temuan survei ini mencerminkan masih kuatnya nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial di tengah masyarakat," kata Iip.

Dalam hal makanan khas lebaran, survei menemukan bahwa sajian favorit masyarakat Indonesia umumnya berupa ketupat, opor ayam, rendang, dan berbagai jenis kue kering seperti nastar, kastengel, dan putri salju.

Survei ini juga memberikan wawasan tentang kebiasaan mudik masyarakat Indonesia. Mayoritas responden cenderung berangkat mudik 4-7 hari sebelum lebaran, dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor. Internet, terutama media sosial dan media online, juga menjadi sumber utama informasi seputar mudik bagi masyarakat.

Sekadar informasi, survei GoodStats dilaksanakan pada 19-26 Maret 2024 dengan metodologi online menggunakan platform/panel respondent tSurvei. Dari total 1.000 orang responden, tercatat mayoritas (32%) merupakan responden dengan usia 20-26 tahun (Gen Z) dengan tingkat pendidikan terbanyak dari level perguruan tinggi (43%).

 

(*)

Video Terkini