Liputan6.com, Jakarta - Viral di media sosial Makodim 1703/Deiyai diserang Organisasi Papua Merdeka (OPM) saat membawa jenazah Danramil 1703 - 04 Aradide Letda Inf Oktovianus Sogalray.
Kapendam XVII/Cendrawasih, Letkol Inf Candra Kurniawan menegaskan Makodim tidak diserang oleh OPM. “Tidak benar Makodim Deiyai diserang,” kata Candra saat dikonfirmasi, Sabtu (13/4/2024).
Suara tembakan yang terdengar dalam video yang viral tersebut adalah tembakan peringatan dari prajurit TNI. Ketika sedang berjaga di Makodim 1703/Deiyai, pukul 23.30 WIT Kamis, (11/4/2024).
Advertisement
“Merupakan tembakan peringatan dari Prajurit TNI. Karena adanya indikasi akan ada gangguan saat prosesi persemayaman Almarhum,” kata dia.
Saat itu ada sosok orang tidak dikenal (OTK) yang terlihat mendekat ke Makodim 1703/Deiyai. Maka prajurit mengeluarkan tembakan peringatan sebagai penanda.
“Kondisi malam hari OTK dan bisa juga OPM (tidak dipastikan). (Mencoba mendekat Makodim) iya betul,” kata dia.
Meski sempat ada indikasi gangguan, tetapi Candra memastikan tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Sehingga proses evakuasi jenazah Letda Inf Oktovianus Sogalray ke Nabire berjalan lancar.
“Tidak ada korban jiwa dan tidak ada kerusakan pada kejadian itu. Lancar dan aman,” jelasnya.
Adapun pada video nampak sejumlah prajurit tengah mengiringi jenazah Letda Inf Oktovianus Sogalray dalam peti berbendera merah putih. Tiba-tiba terdengar suara tembakan sontak sejumlah prajurit nampak mencari tempat berlindung dengan merunduk.
Sementara lewat narasi dalam video yang diunggah @kabarnegri, kalau kejadian itu karena aksi Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang diduga membuntuti hingga ke Makodim 1703/Deiyai setelah penyerangan Letda Inf Oktovianus Sogalray di daerah Pasir Putih, Paniai.
Danramil Aradide Tewas Dibunuh OPM Secara Brutal, TNI: Pelanggaran HAM Berat!
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Nugraha Gumilar menyebut aksi Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyerang dan menembak, sehingga menyebabkan meninggalnya Komandan Rayon Militer (Danramil) 1703-04 Aradide Letda Inf Oktovianus Sogalrey merupakan pelanggaran HAM berat.
"Apa yang dilakukan OPM adalah pelanggaran HAM berat," kata Nugraha dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (12/4/2024) seperti dilansir Antara.
Ia menjelaskan aksi OPM tersebut telah mencederai upaya untuk menciptakan perdamaian dan kedamaian, serta percepatan pembangunan di Papua.
Oleh sebab itu, ia menjelaskan bahwa saat ini TNI dan Polri sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku OPM tersebut. Adapun ia mengungkapkan bahwa TNI berduka atas gugurnya Oktovianus Sogalrey.
"Kejadian ini bermula saat almarhum keluar dari Makoramil 1703-04 Aradide pada Rabu sore, 10 April 2024. Namun, sampai Kamis pagi, 11 April 2024, almarhum belum kembali, sehingga dilakukan pencarian dan almarhum ditemukan tergeletak meninggal dunia di tengah jalan arah Kampung Pasir Putih akibat diserang dan ditembak oleh OPM," jelasnya.
Advertisement
Evakuasi
Sementara itu, ia menyebut evakuasi maupun pemulasaraan jenazah telah dilakukan di RSUD Paniai. Selanjutnya, kata dia, jenazah sedang dibawa melalui jalur darat menuju Nabire, Papua, untuk disemayamkan di rumah keluarga.
Selain itu, ia mengatakan bahwa saat ini situasi di Kabupaten Paniai, Papua Tengah dalam kondisi yang kondusif.
Sebelumnya, Kapendam XVII/ Cenderawasih Letkol Inf Chandra Kurniawan menyatakan pihaknya menduga pelaku penyerangan dan penembakan hingga menyebabkan meninggalnya Danramil 1703 - 04 Aradide Letda Inf Oktovianus Sogalrey adalah OPM kelompok Paniai.
"Memang benar ada dugaan pelaku penembakan yang menyebabkan Danramil Aradide meninggal adalah OPM Kodap XIII yang dipimpin Matias Gobay," jelas Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Chandra Kurniawan kepada Antara, di Jayapura, Jumat.
Chandra menjelaskan, dari laporan yang diterima korban diserang dan ditembak oleh OPM kelompok Paniai, di daerah Pasir Putih, Distrik Aradide, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Kamis (11/4) pagi.
Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka