Sukses

Jusuf Kalla Tanggapi Serangan Iran ke Israel: Menyerang Karena Membalas

Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla menanggapi serangan rudal dari Iran ke Israel sebagai balasan akibat ulah dari negara itu sendiri yang memborbardir Gaza dan menyasar ke fasilitas diplomatik di Damaskus.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla menanggapi serangan rudal dari Iran ke Israel sebagai balasan akibat ulah dari negara itu sendiri yang memborbardir Gaza dan menyasar ke fasilitas diplomatik di Damaskus.

“Israel mengebom Gaza karena membalas, Iran menyerang karena membalas serangan Israel. Itu lah jangan berbuat yang tidak-tidak nanti timbul perang, mudah mudahan damai lah,” tutur Jusuf Kalla di kediamannya, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (15/4/2024).

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) bergerak cepat untuk memberi peringatan terkait meningkatnya eskalasi kewaspadaan di Timur Tengah pascaserangan udara Iran ke wilayah Israel.

Peringatan tersebut disampaikan oleh akun sosial media Twitter alias X resmi milik Kemlu RI @kemlu_RI dan ditujukan bagi warga negara Indonesia (WNI) yang berada atau tinggal di kawasan terkait.

"Kemlu & Perwakilan RI di Timur Tengah terus memantau dari dekat eskalasi yang terjadi pascaserangan Israel ke fasilitas diplomatik Iran di Damascus dan serangan balasan Iran ke Israel," tulis Kemlu RI seperti dikutip Minggu (14/4/2024).

Kemlu RI mengatakan, ekalasi situasi keamanan di Timur Tengah telah menyebabkan beberapa negara di Timur Tengah melakukan pembatasan atau penutupan wilayah udara mereka untuk penerbangan komersil maupun penerbangan lainnya.

"WNI yang berencana melakukan perjalanan dengan rute penerbangan melewati wilayah udara/transit bandara di negara-negara Timur Tengah, diimbau mengantisipasi gangguan jadwal penerbangan (flight disruption) dan segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapat update penerbangan," saran Kemlu RI.

Kemlu RI juga kembali mengimbau seluruh WNI yang berencana untuk bepergian ke Iran dan Israel untuk menunda rencana perjalanan.

"Jika menghadapi situasi kedaruratan agar segera menghubungi nomor hotline Perwakilan RI terdekat atau mengakses aplikasi bergerak Safe Travel Kemlu RI," Kemlu RI menutup.

2 dari 3 halaman

Iran Perang dengan Israel, Pasokan Minyak Dunia Bakal Terpengaruh?

Pergerakan harga minyak dunia cenderung naik pada perdagangan hari ini dan juga beberapa hari ke depan. Kenaikan harga minyak dunia ini didorong oleh sejumlah faktor salah satunya ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Iran.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer menjelaskan, belum ada tanda-tanda yang cukup kuat yang bisa mendorong harga minyak dunia melemah kedepannya. Fischer menyoroti beberapa faktor yang memberikan dukungan kuat terhadap kenaikan harga minyak.

"Salah satunya adalah ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan Iran, yang menghadirkan potensi konflik yang dapat memicu perang di kawasan Timur Tengah. Iran, sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk mempengaruhi pasar minyak global," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (15/4/2024).

Selain itu, ia juga menyoroti kenaikan nilai dolar AS yang cenderung naik. Dolar yang kuat biasanya membuat minyak menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain, sehingga dapat memberikan tekanan tambahan terhadap harga minyak.

Prediksi dari Fischer menegaskan bahwa tren kenaikan harga minyak masih akan berlanjut, dengan sedikit tanda-tanda perubahan yang mengindikasikan penurunan. Konflik internal di Amerika Serikat, khususnya dengan Texas, juga menjadi faktor yang akan mempengaruhi harga minyak. Texas, sebagai produsen minyak terbesar di AS, memiliki potensi besar untuk memengaruhi pasokan global.

Pada perdagangan Jumat, Futures minyak mentah menunjukkan peningkatan pada jam perdagangan Eropa, mencapai USD87,45 per barel untuk penyerahan Mei, meningkat sebesar 2,86% dari sesi sebelumnya di New York Mercantile Exchange.

3 dari 3 halaman

Analisis Teknis

Dalam analisis teknis, minyak mentah kemungkinan akan mendapat support pada level USD 84,55, sementara resistance terletak pada USD 87,60 per barel.

Indeks Dolar AS Berjangka yang memantau kinerja Dolar AS terhadap enam mata uang utama lainnya juga naik sebesar 0,76%, diperdagangkan pada USD 105,86.

Dari analisis Fishcer, serta rangkuman harga minyak hari ini, terlihat bahwa harga minyak cenderung mengalami kenaikan. Faktor-faktor seperti potensi konflik geopolitik dan penguatan dolar AS menjadi pendorong utama di balik kenaikan ini.

Investor dan pelaku pasar perlu memperhatikan perkembangan situasi ini dengan cermat untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.