Sukses

HEADLINE: KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029, Merangkul yang Kalah?

Prabowo langsung tancap gas menggunakan jurus politik merangkul ala Jokowi usai ditetapkan sebagai presiden terpilih 2024-2029. Tak mau berlama-lama, Prabowo segera bertemu Cak Imin di Markas PKB setelah sebulan sebelumnya lebih dulu sowan ke Surya Paloh di NasDem Tower.

Liputan6.com, Jakarta - Prabowo Subianto langsung tancap gas menjalin komunikasi politik dengan rivalnya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 usai ditetapkan sebagai presiden terpilih Republik Indonesia (RI). Setelah penetapan di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Prabowo segera bertolak ke Markas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).

Kedatangan Prabowo disambut langsung Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin bersama sejumlah elite partai. Bahkan kedatangan Prabowo di Kantor PKB juga disambut hamparan karpet merah.

Cak Imin yang sempat menghadiri acara penetapan Prabowo-Gibran lebih dulu tiba di Kantor DPP PKB sekitar pukul 12.58 WIB. Sementara, Prabowo dan rombongan tiba di Markas PKB sekitar pukul 14.00 WIB dengan mengenakan baju putih, celana hitam, dan peci hitam.

Cak Imin yang mengenakan pakaian serupa pun menyambut kedatangan Prabowo di depan mobilnya. Keduanya kemudian bersalaman, berpelukan, dan saling cipika-cipiki sebelum akhirnya masuk ke dalam ruangan pertemuan.

Usai pertemuan tertutup, Cak Imin menyampaikan harapan agar PKB dan Gerindra tetap bisa bekerja sama di pemerintahan Prabowo-Gibran. Sebab, kata Cak Imin, kedua partai tersebut telah lama bekerja sama di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin.

"PKB dan Gerindra sebagai partai yang selama ini bekerja sama di parlemen maupun di eksekutif ingin terus bekerja sama lebih produktif lagi. Apalagi Pak Prabowo sebagai presiden terpilih akan menghadapi berbagai agenda pembangunan yang begitu menantang," kata Cak Imin.

Demi menyukseskan berbagai pembangunan di masa yang akan datang, Cak Imin kembali menegaskan, PKB siap bekerja sama dengan Partai Gerindra, baik di bidang legislatif maupun lini lainnya.

"Kita berharap PKB dan Gerindra terus menjalin kerja sama dalam berbagai bidang legislatif maupun berbagai ikhtiar mewujudkan sukses menuju masyarakat adil dan makmur," ucap Cak Imin.

Prabowo dalam beberapa kesempatan memang kerap mengisyaratkan ingin merangkul semua pihak, tak kecuali lawan politiknya di Pilpres 2024, untuk bersama-sama membangun Indonesia. Bahkan setelah rapat pleno rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024, Prabowo langsung bertemu Ketum Partai NasDem Surya Paloh yang merupakan pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di Pilpres.

Setelah Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilpres kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Prabowo kembali menyatakan bahwa dirinya akan membangun komunikasi politik dengan semua pihak.

"Sekarang rakyat berharap menuntut agar semua untuk bersatu bekerja untuk kepentingan bangsa, jadi saya kira demikian," ujar Prabowo di rumahnya Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024).

Dalam pidatonya usai penetapan sebagai presiden terpilih, Prabowo lagi-lagi mengajak para pemimpin dan elite politik bersatu dan bekerja sama untuk memakmurkan rakyat. Dia menyatakan bahwa kontestasi Pilpres 2024 sudah selesai.

"Jadi saya ingin menyampaikan bahwa pertandingan selesai. Pertandingan yang sangat penting, kontestasi yang sangat penting, karena ini yang diminta rakyat. Rakyat membutuhkan pilihan," ujar Prabowo di Kantor KPU, Rabu.

"Tetapi setelah ini, rakyat menuntut bahwa semua unsur pimpinan harus bekerja sama. Harus kolaborasi untuk membawa kebaikan, untuk membawa kesejahteraan, untuk membawa kemakmuran, untuk menghilangkan kemiskinan, untuk menghilangkan kelaparan, untuk menghilangkan korupsi di bangsa Indonesia," Prabowo menegaskan.

Oleh karena itu, Prabowo mengajak semua unsur untuk bersatu kembali setelah sempat berbeda pilihan pada Pilpres 2024. Kata Prabowo, rakyat saat ini menginginkan para pemimpinnya rukun dan bersatu.

"Apakah bersatu itu ada dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan, sama-sama kita berjuang untuk rakyat Indonesia, sama-sama kita berjuang untuk secepat-cepatnya kita membawa kebaikan, peningkatan untuk rakyat. Tidak boleh ada rakyat kita, anak-anak kita yang tertinggal dan tidak menikmati hasil kemerdekaan, itu pandangan saya," tuturnya.

Prabowo pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, baik yang memilihnya maupun tidak. Setelah ini, Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka berjanji akan bekerja keras untuk menjalankan berbagai agenda dan program yang sudah dibuat demi kepentingan rakyat.

"Saya dan saudara Gibran akan menjadi presiden dan wakil presiden dan akan bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia. Saya akan buktikan akan bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia termasuk yang tidak memilih saya," kata Prabowo Subianto.

2 dari 6 halaman

Prabowo Tancap Gas Pakai Jurus Jokowi

Pengamat politik Usep Saepul Ahyar melihat bahwa Prabowo melakukan gaya politik merangkul ala Jokowi. Hal itu terlihat saat Prabowo langsung tancap gas untuk membangun koalisi pemerintahan setelah ditetapkan sebagai presiden terpilih. 

Sementara Gibran memperlihatkan keseriusannya bekerja untuk rakyat dengan blusukan dan bagi-bagi susu ke Rusun Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara setelah ditetapkan KPU sebagai wakil presiden terpilih. Program susu dan makan siang gratis merupakan salah satu janji kampanye yang diusung Prabowo-Gibran.

"Saya kira dengan Pak Prabowo datang ke PKB sebagai simbol ya dalam rangka membangun koalisi. Lalu kemudian Gibran juga langsung tancap blusukan misalnya bagi-bagi susu saya kira itu juga simbolik, simbolisasi bahwa pasangan ini ingin tancap gas bekerja," ujar Usep kepada Liputan6.com, Rabu (24/4/2024).

Dia menilai, Prabowo ingin mendapat dukungan besar dalam menjalankan pemerintahannya dengan merangkul semua pihak, termasuk lawan politiknya. Bahkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dinilai sudah mulai cair.

"Saya kira tinggal menunggu waktu saja ketemu Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) dan PDIP untuk membangun (koalisi). Gayanya Pak Prabowo demikian, dan ini juga saya kira bagi partai-partai itu akan berpikir dua kali kalau menjadi oposisi ya di luar pemerintahan," kata Usep.

Menurut dia, tidak banyak partai politik yang kuat menjadi oposisi. Apalagi dalam membangun partai, kata Usep, memilih berada di dalam pemerintahan akan lebih menguntungkan.

"Walaupun sebenarnya kan bentuk kerja sama itu tidak harus selalu semuanya ada di dalam satu rumah. Ya di dalam pemerintah kita juga memainkan peran-peran lain di luar pemerintahan yang juga memperkuat demokrasi dan checks and balances," ujarnya.

Prabowo dinilai tidak akan menemukan hambatan berarti dalam merangkul elite-elite politik. Apalagi Partai Gerindra pernah berkoalisi dengan hampir semua partai saat pemilu maupun pilkada. Sehingga peluang terbentuknya koalisi gemuk pada pemerintahan Prabowo-Gibran cukup besar.

"Memang partai-partai di kita itu tidak semuanya teruji untuk membangun oposisi atau bekerja berada di luar pemerintahan. Ada beberapa partai yang mungkin teruji, dalam hal ini PDIP dan PKS itu pernah berada di luar pemerintahan dan saya kira (menjadi oposisi) memerankan yang baik ya," kata Usep.

Namun peneliti senior Populi Center ini melihat, gaya politik di Indonesia sudah mulai bergeser setelah melihat kesuksesan Prabowo mengeruk simpati dan dukungan rakyat setelah legowo bersatu dengan Jokowi yang pernah menjadi rivalnya di dua pilpres.

"Pak Prabowo di masyarakat ketika dia berdamai dengan lawan politiknya, ini kan politik merangkul, harmoni gitu ya. Itu lebih disukai di masyarakat. Nah, partai-partai mungkin akan berpikir begitu. Walaupun dalam konteks demokrasi, kepentingan oposisi itu saya kira mutlak, harus ada dan harus diperankan partai politik secara resmi," ucap Usep menandaskan.

 

3 dari 6 halaman

Ancam Lemahkan Fungsi Checks and Balances

Hal yang sama juga disampaikan Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno. Kata dia, Prabowo akan menerapkan gaya politik Jokowi yang pernah dilakukan usai Pilpres 2019 lalu.

"Prabowo sepertinya menerapkan politik merangkul. Pihak-pihak yang selama ini berseberangan akan diajak dalam barisan koalisi. Buktinya hari ini Prabowo menyambangi Kantor PKB dan PKB menyatakan akan bekerja sama. Sebelumnya prabowo juga ke Kantor NasDem yang jadi sinyal politik merangkul," kata Adi kepada Liputan6.com, Rabu.

Jika melihat dinamika politik yang berkembang hingga saat ini, Adi melihat NasDem dan PKB kemungkinan besar akan bergabung dengan koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran. Sementara peluang partai pengusung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud selain PKS dan PDIP untuk bergabung ke Prabowo-Gibran masih 50:50.

"Sejauh ini PKS dan PDIP paling siap jadi oposisi," ujarnya.

Terakhir, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) ini mengungkapkan kelebihan dan kekurangan gaya politik merangkul ala Jokowi yang diterapkan Prabowo. Dalam satu sisi, gaya politik tersebut bisa membuat kekuatan politik Prabowo solid karena tidak ada resistensi yang layak dikhawatirkan.

Namun pendekatan tersebut melemahkan peran checks and balances dalam berdemokrasi. "Minusnya jadi alarm lemahnya oposisi di parlemen,"

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin juga memprediksi akan banyak partai politik yang bakal bergabung ke koalisi Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Iya konstelasinya kemungkinan akan banyak parpol mengkonsolidasikan diri merapat ke pemerintahan. Pilihannya memang dua merapat atau menjadi oposisi, tapi saya melihat kebanyakan dari mereka yang kalah itu akan bergabung dengan pemerintahan," kata Ujang kepada Liputan6.com, Selasa (23/4/2024).

Ujang juga mengatakan, pasangan Prabowo-Gibran tidak menutup kemungkinan akan mengajak parpol pengusung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo untuk masuk ke pemerintahan, lantaran saat ini postur koalisi 02 di parlemen masih kurang dari 50 persen.

"Maka suka tidak suka kubu Prabowo-Gibran akan mengajak mereka yang kalah untuk masuk pemerintahan, yang kalah pun akan senang jika mereka masuk pemerintahan dan mendapat jabatan menteri atau jabatan-jabatan yang lain," ujarnya.

Ujang lantas melakukan analisis terhadap parpol yang mendukung capres-cawapres nomor urut satu dan tiga, yang kemungkinan akan bergabung dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Dilihat dari dukungan parpol untuk Anies-Muhaimin, Ujang memperkirakan bahwa NasDem dan PKB kemungkinan besar tertarik untuk bergabung. Sedangkan untuk parpol pengusung Ganjar-Mahfud yang kemungkinan merapat yakni PPP.

"Peta oposisi masih samar-samar, tapi kalau kita lihat dari konstruksi dan dinamika politik yang ada saat ini, maka kelihatannya yang saya lihat PKB, NasDem dan PPP kemungkinan besar akan masuk pemerintahan," ungkap Ujang.

Di sisi lain, Ujang mengungkap ada sejumlah kemungkinan parpol pengusung Anies dan Ganjar untuk menjadi oposisi. Salah satu yang terkuat, yakni PDIP.

"Kalau kita melihat konstruksi yang ada, yang terkuat untuk bisa menjadi oposisi ya PDIP. PDIP sudah teruji pada masa orde baru dan zaman pemerintahan SBY yang menjadi oposisi, dan ketika masuk pemerintahan Jokowi pun walaupun masuk pemerintahan masih sering menjadi oposan atau masih sering mengkritisi Jokowi," kata Ujang.

"PKS sebenarnya juga solid, tapi tidak terlalu kuat. Yang paling oposisinya lincah dan galak ya itu cuma PDIP," sambungnya.

4 dari 6 halaman

Perhatian Prabowo kepada Anies

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi menetapkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih Republik Indonesia (RI) periode 2024-2029. 

Hal ini berdasarkan Berita Acara Nomor 252/PL.01.9-BA/05/2024 tentang Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Dalam Pemilihan Umum Tahun 2024.

"Komisi Pemilihan Umum menetapkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 H Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih periode tahun 2024-2029 dalam pemilihan umum tahun 2024," ujar Ketua KPU Hasyim Asy'ari dalam rapat pleno di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).

Dalam Pemilu 2024 ini, Prabowo dan Gibran memperoleh suara sebanyak 96.214.691 atau 58,59 persen dari total suara sah nasional. 

Rapat penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wapres terpilih tersebut dihadiri hampir seluruh ketum dan elite partai politik dan peserta Pilpres 2024. Namun Ganjar-Mahfud dan sejumlah elite parpol pendukungnya, seperti dari PDIP, Perindo, dan Hanura tidak hadir. PDIP memang sempat meminta rapat pleno tersebut ditunda lantaran gugatannya di PTUN tengah berproses.

Sementara itu, pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar kompak datang bersama di acara penetapan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wapres terpilih. Anies menjelaskan, kedatangannya bersama Cak Imin bertujuan untuk menghormati proses bernegara sebagai peserta Pilpres 2024.

"Kita menghormati seluruh penyelenggaraan ini hingga tuntas karena itu kita hadir bersama di sini menghormati prosesnya," kata Anies di lokasi kepada awak media, Rabu (24/4/2024).

Meski tidak meraih kemenangan di pesta demokrasi 2024, Anies mengingatkan kepada semua pihak bahwa pada sidang sengketa Pilpres 2024 di MK banyak sekali catatan yang harus jadi bahan perbaikan ke depan.

"Hal itu (catatan perbaikan Pilpres) harus tetap diingat, tapi di sisi lain kita hormati proses bernegara, itu sebabnya kita hadir di sini," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Dalam pidatonya, Prabowo memberikan perhatian khusus kepada Anies dan Cak Imin yang menghadiri acara rapat pleno KPU. Prabowo menyebut dirinya pernah berada pada posisi yang dialami Anies dan Cak Imin saat ini. Prabowo diketahui pernah tiga kali gagal dalam kontestasi Pilpres, yakni satu kali sebagai cawapres dan dua kali menjadi capres.

"Mas Anies, Mas Muhaimin saya pernah di posisi anda. Saya tahu senyuman Anda berat sekali," kata Prabowo dalam pidatonya di KPU, Rabu, (24/4/2024).

Namun, kata Prabowo, inilah yang dituntut oleh rakyat di mana para kontestan Pilpres 2024 harus tajam dan keras. 

"Ini yang dituntut oleh rakyat kita kalau kontestasi adem-adem saja, kalau kontestan itu tidak tajam dan keras namanya bukan pilihan untuk rakyat. Rakyat minta pilihan, perbandingan," kata dia.

Prabowo pun berterimakasih kepada Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md yang telah menjadi lawan politik di Pilpres 2024.

"Kita berjuang dorongan Mas Anies, Mas Ganjar sama dengan dorongan saya. Kita ingin yang terbaik untuk rakyat Indonesia," ujar Prabowo.

Setelah pidato, Prabowo dan Gibran menghampiri Anies dan Muhaimin yang duduk di barisan depan ruang rapat pleno KPU RI.

Anies yang hendak mengulurkan tangan dan memberi ucapan selamat disambut Prabowo dengan antusias.

Usai bersalaman, Prabowo pun menggenggam erat badan Anies dan mengguncangkannya. Terlihat guncangan itu sangat keras sehingga membuat Anies bergetar.

Meski demikian, keduanya tampak dalam suasana wajah yang tersenyum. Menurut Prabowo, senyum yang disampaikan Anies adalah senyum yang berat.

Namun usai acara, Anies menampik anggapan Prabowo yang menyebut senyumnya berat. 

"Kalau itu tanyakan ke beliau, kan beliau yang ngalamin. Kalau kita kan biasa-biasa saja," kata Anies kepada wartawan di KPU RI, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menegaskan, senyumnya itu tidak ada kekhususan alias biasa-biasa saja. Saat bersalaman dengan Prabowo di ruang rapat pleno KPU juga tidak ada pembicaraan khusus.

"Biasa saja (senyumnya). Enggak, enggak ada yang khusus tadi, tidak ada yang dibicarakan juga," kata Anies singkat.

5 dari 6 halaman

Alasan Ganjar dan Mahfud Absen

Sementara itu, Calon presiden Ganjar Pranowo menyatakan tidak ada undangan dari KPU RI terkait rapat pleno penetapan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi presiden dan wakil presiden terpilih di Pilpres 2024.

“Saya baru terima kabar pagi ini. Semalam saya tanya staf saya, tidak ada undangan. Kebetulan saya di Yogya jadi tidak bisa datang,” kata Ganjar saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (24/4/2024).

“Tadi saya konfirmasi ke staf undangan awalnya untuk para ketua partai,” kata dia.

Sedangkan Mahfud Md mengaku menyesal karena tak bisa  menghadiri penetapan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Ia mengaku banyak pihak yang menanyakan mengapa ia tak hadir di KPU.

"Banyak yang bertanya, saya menyesal juga tidak hadir," kata Mahfud dalam akun instagramnya, @mohmahfudmd, Rabu, (24/4/2024).

Ia mengaku tidak tahu bahwa ada undangan untuk menghadiri penetapan presiden dan wakil presiden di KPU.

"Saya tidak tahu ada undangan, baru setengah jam sebelum acara dimulai baru ada pemberitahuan lewat telepon. Ini bapak ke KPU enggak? Ada apa? Lalu saya baru dikasih tahu bahwa ada penetapan, jadi waktunya tidak ngejar," ujar dia.

Namun, kata Mahfud, ketidakhadirannya di KPU tidak mengurangi rasa hormatnya kepada Prabowo dan Gibran. Ia pun mengucapkan selamat karena rivalnya telah ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih oleh KPU.

"Dengan tidak mengurangi rasa hormat saya, saya ucapkan selamat kepada Pak Prabowo dan Mas Gibran yang telah ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden 2024-2029, selamat bertugas," tandasnya.

6 dari 6 halaman

Infografis Harta Prabowo-Gibran, Presiden dan Wapres Terpilih 2024-2029