Sukses

Polda Metro Jaya Bongkar Sindikat Judi Online Beromzet Rp30 Miliar

Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya membongkar kasus judi online yang beroperasi di sebuah rumah kawasan Tapos, Kota Depok. Polisi mencatat selama beroperasi sindikat ini sudah meraup omzet hingga Rp30 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya membongkar kasus judi online yang beroperasi di sebuah rumah kawasan Tapos, Kota Depok. Polisi mencatat selama beroperasi sindikat ini sudah meraup omzet hingga Rp30 miliar.

"Kegiatan ini sudah dilakukan tersangka EP dari tahun 2021. Baru pada tahun ini kita bisa melakukan penangkapan. Diperkirakan total omset yang sudah dilakukan tersangka EP dan karyawannya sudah mencapai Rp30 miliar," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus (Wadirreskrimsus) Polda Metro Jaya, AKBP Hendri Umar saat konferensi pers, Jumat (26/4/2024).

Hendri menyampaikan, ada empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka yaitu EP (40), BYP (37), DA (24) dan TA (41).

Dia menjelaskan, EP memegang peran yang cukup besar karena mengelola akun judi sekaligus channel YouTube dengan nama @dzakki594. Di akun itu, tersangka EP memasarkan permainan judi online dengan jenis slot, domino, poker.

Melalui konten video, EP membagikan tata cara bagi orang yang ingin bergabung. Ada dua aplikasi yang dipromosikan yaitu slot higgs domino dan royal dream.

"Modusnya yang dilakukan oleh tersangka EP yaitu melalui channel YouTube yang dimilikinya tersangka memasarkan permainan judi online kepada pemain," kata Hendri.

"Jadi para pemain diberikan link, nanti dari link yang ada ini akan ada aplikasi itu. Jadi nanti bisa di-download dari link tersebut aplikasi buatan mereka sendiri," Hendri menambahkan.

Hendri mengatakan pemain akan diberikan cip uang digunakan sebagai media taruhan. "Dan ini nanti setelah permainan selesai dapat ditukarkan dengan uang, dan ditransfer oleh EP kepada pemain," kata Hendri.

Tak sendirian, EP juga merekrut 3 orang karyawan, yang berinisial BYP, DA dan TA sebagai admin live streaming dan jual beli koin.

"Tersangka EP menggaji stafnya dari 3 orang tersangka lainnya dengan kisaran gaji kepada karyawan ini antara Rp5 juta sampai Rp10 juta setiap bulannya, tergantung dari hasil keuntungan yang didapatkan dari judi online," ujar Hendri.

 

2 dari 2 halaman

Dijerat Pasal TPPU dengan Ancaman 20 Tahun Penjara

Dalam kasus ini, para tersangka dijerat Pasal 27 ayat (2) Jo Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 tahun 2024 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE, dan/atau Pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, dan Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

"Untuk ancaman hukumannya dapat kami sampaikan, kalau untuk pasal ITE ancaman hukumannya maksimal 6 tahun penjara dan denda paling banyak Rp1 miliar. Sementara Pasal 303 KUHP ancaman pidananya 10 tahun penjara atau denda paling banyak Rp25 juta. Ditambahkan Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang TPPU dengan ancaman pidana penjara antara 20 tahun denda paling banyak Rp10 miliar," ujar Hendri.

Hendri mengatakan, pihaknya akan menelusuri aset yang dimiliki para tersangka, khususnya EP, karena dia pengelola langsung. Itulah alasan kepolisian menjeratnya dengan pasal TPPU.

"Karena kita lihat kegiatan sudah dilakukan cukup lama dari tahun 2021 dan omzetnya sudah mencapai angka di Rp30 miliar nanti kita akan terus lakukan penelusuran aset ke mana-mana saja telah dipergunakan oleh tersangka EP," kata Hendri.

Â