Sukses

DPR Dorong Pemerintah Perkuat Diplomasi untuk Perdamaian di Timur Tengah

DPR mewanti-wanti agar Pemerintah Indonesia konsisten mendorong pendekatan diplomasi untuk perdamaian di Timur Tengah.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR mewanti-wanti agar Pemerintah Indonesia konsisten mendorong pendekatan diplomasi untuk perdamaian di Timur Tengah. Kerja sama yang semakin kuat pengan negara-negara lain juga penting untuk mengatasi dampak konflik geopolitik terhadap kondis di Tanah Air.

Anggota Komisi I DPR Helmy Faishal Zaini mengatakan sejauh ini, konflik di Timur Tengah telah memengaruhi stabilitas ekonomi global. Kondisi itu bisa berdampak negatif pada ekonomi Indonesia, memperburuk kondisi sosial dan keamanan.

“Untuk menjaga agar konflik geopolitik di Timur Tengah tidak mempengaruhi kondisi keamanan di Indonesia, pemerintah perlu mengambil pendekatan diplomasi yang kuat dengan mempromosikan perdamaian dan menekankan pentingnya dialog multilateral,” kata Helmy.

Menurutnya, pemerintah harus waspada terhadap kondisi yang terjadi di Timur Tengah, terutama terkait dengan dampak ekonomi, seperti fluktuasi harga minyak dan gangguan perdagangan, yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi Indonesia.

“Dengan memperkuat kerja sama internasional, meningkatkan keamanan domestik, dan memperkuat resiliensi ekonomi, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari konflik di Timur Tengah,” ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jaga Hubungan

Sementara Anggota DPR Muhammad Farhan mengatakan pemerintah perlu menjaga hubungan yang kuat dengan negara-negara sahabat di Timur Tengah.

“Jangan tunjukkan niat atau sikap seolah ingin menjalin hubungan diplomasi dengan Israel. Sehingga Indonesia tetap dihormati sebagai negara yang konsisten.”

Dia menilai, dampak dari konflik di Timur Tengah yang harus diwaspadai adalah terhambatnya impor minyak mentah dan bahan pangan dasar, seperti beras, kedelai, dan gandum, jika perairan Teluk Persia, Hormuz dan Suez terganggu. Sebab akan memengaruhi arus masuk kebutuhan pokok.

“Akibatnya harga akan naik dan inflasi tinggi,” katanya.

Dari sisi keamanan, dia melihat dampaknya tidak terlalu besar jika konteksnya keamanan wilayah atau intervensi militer asing atau terorisme.

“Bisa dikatakan risikonya tidak tinggi. Kemungkinan risiko terorisme hanya jika sel terorisme radikal di Filipina melakukan aktifasi sebagai bentuk serangan kepada sekutu Israel dan Amerika,” ujar Farhan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini