Sukses

PKS Buka Peluang Gabung Prabowo-Gibran

Dia menyebut, PKS merupakan partai politik yang konsisten mendorong kerjasama dan kolaborasi.

Liputan6.com, Jakarta - Partai Keadilan Sosial (PKS) membuka peluang untuk berkoalisi dengan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Meski begitu, PKS juga tak menutup kemungkinan untuk berada di barisan oposisi. 

"PKS punya pengalaman 10 tahun koalisi di masa Pak SBY dan 10 tahun oposisi di masa Pak Jokowi. Jadi oposisi gak ada masalah, koalisi siap. Kita lihat dinamikanya," ujar Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini di Jakarta, Selasa, (30/4/2024).

Namun, keputusan untuk menentukan posisi politik berdasarkan Musyawarah Majelis Syura dan DPTP dan bersifat dinamis sesuai derajat kemaslahatan dan kepentingan untuk rakyat.

"Kapan waktunya? Tunggu saja toh pelantikan presiden dan wapres masih bulan Oktober. Pada saatnya PKS akan mengumumkan positioningnya," ucap dia.

Dia menyebut, PKS merupakan partai politik yang konsisten mendorong kerjasama dan kolaborasi.

"Kita tidak pernah membatasi diri bekerjasama dengan siapapun karena tidak mungkin membangun bangsa dan negara tanpa kerjasama," kata Jazuli.

"Kompetisi itu saat pemilu, kita tawarkan gagasan, kita adu gagasan. Tapi setelah pemilu maka kompetisi selesai, dan kita kembali satu tujuan yaitu membangun bangsa," lanjutnya.

 

 

2 dari 3 halaman

Soal Peluang PKS Gabung Koalisi, Ketum Projo: Itu Hak Pak Prabowo

Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi angkat bicara soal peluang bergabungnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke koalisi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dia menyebut keputusan bergabungnya PKS ke koalisi merupakan hak Prabowo selaku capres terpilih.

"Mendengarkan aspirasi teman-teman di koalisi Indonesia Maju. Tunggu saja, itu haknya Pak Prabowo," kata Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Dia memastikan Prabowo akan mendengarkan aspirasi dari partai politik lain yang sudah lebih dulu bergabung di koalisi Indonesia Maju. Termasuk, adanya penolakan dari Partai Gelora jika PKS masuk koalisi.

"Itu kan aspirasi juga (Partai Gelora menolak PKS), dan harus kita perhatikan dulu," ujar dia.

Budi sendiri tak khawatir PKS membawa visi perubahan apabila masuk ke koalisi Prabowo-Gibran. Pasalnya, selama ini Prabowo-Gibran selalu mengusung visi melanjutkan kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Kita enggak ada kekhawatiran, (masa) khawatir sesama anak bangsa. Cuma kan ada pertemuan-pertemuan politik lainnya yang harus kita perhatikan," tutur Budi.

3 dari 3 halaman

PKS Berharap Diajak Prabowo Gabung Koalisi

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi berharap partainya didatangi Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk diajak bergabung ke koalisi pemerintahan mendatang, tidak hanya Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Nasdem.

"Permasalahannya adalah kita ingin kebersamaan setelah NasDem dan PKB didatangi, mungkin juga PKS pasti akan didatangi, kita berharap gitu toh," kata Aboe saat ditemui di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu 27 April 2024.

Menurut dia, internal partai akan memutuskan sikap PKS akan berada di dalam atau luar lingkaran pemerintah.

Selain keputusan internal, PKS juga berharap rencana itu disambut baik pemilik koalisi besar, yakni Prabowo.

"Ya kita dialoglah, masa main masuk aja, kayak diterima aja," kata Aboe.

Aboe meyakini keinginan PKS ini akan disambut baik Prabowo karena hubungan Ketua Umum Partai Gerindra itu dengan jajaran pengurus PKS terjalin baik.

Kedua belah pihak memang memiliki catatan hubungan baik karena PKS selalu menjadi pendukung setia Prabowo ketika bertarung pada Pilpres 2014 dan 2019.

Mengenai tidak adanya perwakilan Partai Gerindra yang datang pada acara halalbihalal sekaligus Milad PKS ke-22 pada Sabtu ini, Aboe memastikan hal tersebut bukan pertanda hubungan Prabowo dan PKS retak.

Aboe memastikan dalam waktu dekat akan mengatur pertemuan silaturahmi antara PKS dengan Prabowo.