Liputan6.com, Jakarta Acara perpisahan siswa SMK Lingga Kencana Depok berubah menjadi petaka ketika 11 orang dinyatakan meninggal dunia usai terlibat kecelakaan maut di kawasan Subang, Bandung, Jawa Barat pada Sabtu malam (11/5/2024).
Bagian Informasi Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) SMK Lingga Kencana, Dian Nurfarida, mengungkapkan terpilihnya kawasan Bandung menjadi lokasi perpisahan murid kelas tiga lantaran sudah ada kesepakatan sebelumnya dalam forum rapat.
Baca Juga
"Kenapa pilih ke Bandung, karena tempat itu sudah disepakati sebelumnya, antara wali murid dan orang tua. Kami sudah rapat beberapa kali untuk menentukan tempat. Jadi tempat itu tidak sekonyong-konyong atau tiba-tiba ditentukan," kata Dian di SMK Lingga Kencana Depok, Minggu (12/5/2024).
Advertisement
Dian menjelaskan acara tersebut juga sebelumnya telah dibentuk pihak panitia yakni pihak guru. Bahkan panitia acara juga telah melakukan survei lokasi acara.
Termasuk pemesanan PO bus melalui agen travel, kata Dian, sudah disepakati alam rapat.
"Jadi sebenarnya yang kami lakukan itu adalah kesepakatan dengan orang tua murid dan guru," ujar Dian.
Kegiatan perpisahan itu pun, menurut Dian, tidak rutin dilakukan setiap tahun di luar kota. Bahkan pihak siswa juga tidak memiliki kewajiban untuk turut serta.
Diketahui, kegiatan itu diikuti oleh 157 yang terdiri murid dan guru dengan menaiki 3 unit bus yang telah disewa.
Namun nahas, acara yang semestinya penuh riang gembira malah berbuah petaka, salah satu rombongan bus harus terlibat kecelakaan.
Dian menyebut salah satu bus yang yang terlibat kecelakaan sebanyak 32 orang mulai dari luka berat dan ringan. Lalu 10 orang dinyatakan meninggal, salah satunya guru, dan seorang pengendara motor.
Untuk para korban jiwa dari pihak sekolah saat ini telah dilakukan pemakaman. Enam di antaranya di TPU Parung Bingung, Depok, Jawa Barat, lalu selebihnya di domisili masing-masing.
Di Lokasi Sering Terjadi Kecelakaan
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol. Aan Suhanan menyatakan bahwa tempat kejadian perkara (TKP) bus terguling di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, merupakan jalur rawan kecelakaan (blackspot).
"Lokasi ini adalah blackspot, sering terjadi kecelakaan di sini," kata Aan saat meninjau olah TKP di lokasi kejadian di Subang, Minggu (12/5/2024).
"Rekomendasi termasuk masalah rekayasa lalu lintas, penambahan rambu, atau mungkin seperti mana, (jalur) Emen ada diperlebar dan sebagainya, itu semua akan kita tuangkan," kata Aan.
Dia mengatakan berdasarkan hasil sementara dari olah tempat kejadian perkara (TKP), pihaknya tidak menemukan jejak rem di lokasi kecelakaan bus terguling.
"Jadi kalau kami lihat dari TKP yang ada, ini tidak ada jejak rem dari bus tersebut. Yang ada itu bekas ban, satu bagian, diduga itu ban kanan, ada beberapa meter di situ. Kemudian sampai akhir titik kejadian di depan sana menabrak tiang listrik," kata Aan.
Â
Advertisement
Diduga Kegagalan Fungsi Rem
Aan menduga bahwa kecelakaan bus yang membawa siswa SMK Lingga Kencana tersebut diakibatkan oleh kegagalan pada fungsi rem dari bus tersebut, sehingga oleng ke kanan dan kemudian menabrak kendaraan mobil dari arah berlawanan.
Menurut dia, tidak adanya jejak rem bus yang terguling tersebut harus diselidiki lebih lanjut. Selain rem blong, ada kemungkinan pengemudi panik saat peristiwa maut itu terjadi.
"Ini tidak ada jejak rem sama sekali. Artinya, ini perlu kamu selidiki ya. Kenapa tidak ada jejak rem, apakah remnya tidak berfungsi atau pengemudi panik dan sebagainya," kata dia.
Â
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com