Liputan6.com, Jakarta - Polisi berencana memeriksa Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) guna mengusut kasus kecelakaan yang menewaskan 11 orang di Subang, Jawa Barat. Insiden kecelakaan maut di Jalan Raya Kampung Palasari, Ciater ini melibatkan bus yang berisi rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok.
Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Pol Wibowo menerangkan, kesaksian ATPM dinilai perlu untuk melakukan identifikasi terhadap Bus Trans Putera Fajar yang terlibat kecelakaan.
Baca Juga
"Terkait layak atau tidak jalan itu nanti saya akan koordinasi termasuk minta keterangan saksi ahli dalam hal ini dinas perhubungan kemudian ATPM sendiri," kata Wibowo saat dihubungi, Senin (13/5/2024).
Advertisement
Wibowo mengatakan, dokumen KIR atau Uji Kendaraan Bermotor milik Bus Trans Putera Fajar memang sudah kedaluwarsa. Terakhir berlaku pada Desember 2023.
"Tapi ini dokumen maka nanti secara fisik kita akan minta keterangan dari saksi ATPM Agen Tunggal Pemegang Merek," ujar dia.
Wibowo mengatakan, penyidik juga berencana memanggil sejumlah saksi ahli dari ahli pidana, baik ahli Dinas Perhubungan Subang maupun Balai Pengelola Transportasi Darat atau dikenal dengan BPTD.
"(Pemeriksaan) BPTD terkait spesifikasi jenis kendaraannya. Ini langkah-langkah ke depan yang kita lakukan ya," ujar dia.
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang
Tim dari investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 11 orang di Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024).
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, tim investigasi bakal melakukan sejumlah pendataan. Soerjanto menyebut, pihaknya perlu memeriksa kondisi bus hingga melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terdampak kecelakaan.
"Kita melihat lokasi kecelakaan, terus kita periksa busnya apa yang harus dibongkar. Juga kita akan melakukan wawancara dengan penumpang dengan pengemudi dengan siapapun yang memang terkait dengan masalah kecelakaan ini," kata Soerjanto kepada wartawan, dikutip Minggu (12/5/2024).
Soerjanto bilang, jika diperlukan juga akan dilakukan pengukuran jalan. Menurutnya, selepas semua data terkumpul, barulah proses analisis dilakukan.
"Nah nanti baru kita bawa ke Jakarta untuk dilakukan proses analisa dan penulisan laporan," ucap dia.
Sejauh ini, lanjut dia merujuk keterangan beredar, rem blong menjadi dugaan penyebab kecelakaan bus yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana tersebut. Meski demikian, kata dia informasi tersebut masih perlu pembuktian.
KNKT, kata Soerjanto akan memberikan rekomendasi terbaik ihwal kelaikan jalan kendaraan berdasarkan dari temuan investigasi. Hal itu, ujar dia guna mengantisipasi kecelakaan serupa kembali terulang.
"Secara sistem itu bagaimana kita bisa mencegah, baik pengawasan, pengontrolan. Pengawasan ini kan jalannya jadi kurang efektif, jika terbukti ada kecelakaan yang busnya tidak memenuhi persyaratan kelaikan," katanya.
"Nah, ini yang kita cari solusinya. bagaimana pengawasan ini bisa menghindarkan bus-bus semacam itu, tidak lagi bisa beredar di jalanan umum," tandasnya.
Advertisement
Sopir Bus Maut SMK Lingga Kencana: Saya Mohon Maaf, Ini Musibah
Kecelakaan menimpa bus Trans Putera Fajar di Ciater Subang, Sabtu 11 Mei 2024. Bus yang mengangkut pelajar SMK Lingga Kencana Depok itu terguling hingga menewaskan 11 orang.
Atas kejadian ini, sopir bus, Sadira menyampaikan permohonan maafnya kepada keluarga korban. Baik korban yang meninggal maupun yang mengalami luka ringan ataupun berat.
"Keluarga-keluarganya (korban) saya mohon maaf sebesar besarnya, karena kejadian ini semua tidak ada yang mau, karena ini namanya musibah. Maafkan saya, telah tidak ada keluarganya pada saat saya bawa, yang luka berat, atau ringan, atau meninggal saya mohon maaf sebesar besarnya," kata Sadira yang dikutip dari Antara, Minggu (12/5/2024).
Sadira sebelumnya mengungkapkan, kejadian itu bermula saat sedang makan di sore hari kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat. Pada saat makan, ia sempat diingatkan kalau kondisi bus yang dikendarainya mengalami rem blong.
"Saat itu sudah saya perbaiki, sudah semua, saya sampai panggil montir, kemudian dicek, aman, saya lanjutkan," kata Sadira.
Merasa sudah aman, bus tersebut kemudian melanjutkan perjalanannya. Hanya saja di pertengahan jalan kondisi remnya lagi-lagi mengalami masalah hingga akhirnya tidak berfungsi.
Tidak berfungsinya rem tersebut juga merambat ke bagian perseneling gigi.
"Iya, jadi pada saat. Jadi saya mau masuk gigi susah, kalau sudah ada angin habis itu masuk gigi jadi susah," kata dia.
Tidak Ada Jalur Darurat
Dia mengaku melakukan sejumlah langkah penyelamatan dengan cara mencari jalur darurat. Namun, kata dia, tidak ada jalur darurat di lokasi sebelum kecelakaan.
Satu-satunya jalan keluar yang bisa terpikirkan oleh dia bagaimana cara membuat bus yang dikendarainya dapat diperlambat dengan segala cara.
Alhasil, dia memutuskan untuk membanting stir dengan harapan dapat menghentikan laju bus. "Akhirnya saya buanglah ke kanan. Saat buang kanan, mobil terbalik. Saya enggak tau buang ke kanan ada motor. Karena ada motor sekitar sampai 5. Saya terusin terus ada korban 1," imbuhnya.
Hingga akhirnya, bus yang tidak terkendali tersebut berhenti ketika menabrak salah satu tiang listrik.
 Â
Advertisement