Sukses

Mendagri Minta Pemda Terus Monitor Inflasi yang Mencapai 3%

Inflasi Indonesia yaitu di angka 3% YoY dan ini turun dari 3,05% tahun ke tahun pada periode yang sama April 2023 dan 2024, 3%. Kemudian yang menarik adalah inflasi dari bulan ke bulan, dari Maret ke April itu terjadi penurunan yang sangat signifikan dari 0,52% ke angka 0,25%.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta agar pemerintah daerah (Pemda), terus memonitor perkembangan inflasi di wilayahnya masing-masing. Hal itu diungkapkannya setelah mengetahui rilisan dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai perkembangan inflasi Indonesia pada April 2024 secara year on year (YoY) sebesar 3,00%. 

"Inflasi Indonesia yaitu di angka 3% YoY dan ini turun dari 3,05% tahun ke tahun pada periode yang sama April 2023 dan 2024, 3%. Kemudian yang menarik adalah inflasi dari bulan ke bulan, dari Maret ke April itu terjadi penurunan yang sangat signifikan dari 0,52% ke angka 0,25%," kata Mendagri saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (13/5).

Menariknya, kata dia, inflasi pada periode ini kontribusi komoditas makanan, minuman, dan tembakau mengalami penurunan minus 0,03%. Komoditas tersebut sebelumnya sering memberikan kontribusi tertinggi terhadap inflasi. Pada periode kali ini, kontribusi tertinggi terhadap inflasi yaitu sektor transportasi, terutama transportasi udara yang menyumbang angka inflasi 0,93%. Kondisi ini disebabkan adanya arus balik yang cukup besar pada April.

"Di situlah kita minta kepada Kemenhub khususnya Ditjen Perhubungan Udara untuk koordinasi dengan seluruh airlines supaya ketika jumlah penumpang tinggi, loading factor passenger-nya tinggi jangan mengambil harga acuan pemerintah tertinggi, itu akan berdampak inflasi, dan ini terbukti kita lihat sektor transportasi menyumbang 0,93%, tertinggi dari 0,25%," ujarnya.

 

Di sisi lain, menurut Mendagri angka 3,00% menandakan inflasi relatif terkendali dan masih berada pada rentang target pemerintah pusat sebesar 2,5% plus minus satu%, yakni 1,50% terendah dan 3,50% tertinggi. Namun, angka ini tidak menggambarkan semua daerah, karena masih ada Pemda yang angka inflasinya di atas 7%.

"Ini yang tinggi sekali seperti Minahasa Selatan 7,56%, kita memiliki data lengkap semua daerah, Minahasa Utara 7,46%, Toli Toli 7,21%, Nabire 6,38%, ini tinggi kalau di atas 6% 7% ini sudah tinggi sekali. Artinya apa? Ini daerah-daerah ini masyarakatnya sudah susah, kita tidak bisa mengambil patokan gembira dengan angka 3% nasional," katanya. 

Mendagri mengingatkan Pemda agar terus memonitor inflasi. Apalagi pemerintah telah merumuskan 9 langkah yang perlu dikerjakan oleh daerah dalam rangka pengendalian inflasi. Di antaranya, Pemda melakukan pemantauan harga, melakukan rapat teknis Tim Pengendali Inflasi Daerah, menjaga pasokan bahan pokok barang penting, melakukan gerakan tanam, melaksanakan pasar murah dan sidak pasar, hingga memberikan bantuan transportasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Mendagri mengatakan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan kepada jajaran di Pemda, untuk terus monitor acara serupa. 

"Acara seperti ini banyak diapresiasi. Beliau sampai mengatakan bahwa di depan menteri yang lain, beliau menyampaikan bahwa hanya di Indonesia inflasi dikendalikan per minggu. Oleh karena itulah saya minta follow up rekan-rekan di daerah untuk betul-betul serius melaksanakan koordinasi inflasi," ujar Mendagri. 

 

 

(*)