Liputan6.com, Jakarta - Suasana duka masih terasa di SMK Lingga Kencana usai bus rombongan sekolah tersebut mengalami kecelakaan maut di Jalan Raya Palasari, Subang, Sabtu (11/5/2024). Sejumlah orang tua siswa yang datang ke SMK Lingga Kencana untuk mendapatkan santunan Jasa Raharja, tidak dapat membendung air mata.
Seperti Rosdiana orang tua dari Mahesya Putra yang menjadi salah satu korban meninggal. Rosdiana tidak menyangka anaknya akan menjadi korban kecelakaan usai mengikuti kegiatan perpisahan sekolah, diselenggarakan di Lembang, Bandung Barat.
Baca Juga
“Tujuannya dua tempat, Lembang dan Tangkuban Perahu, biayanya Rp800 ribu,” ujar Rosdiana sambil menangis, Senin (13/5/2024).
Advertisement
Perpisahan sekolah yang diadakan di Bandung Barat, sudah disetujui orang tua siswa karena permintaan siswa. Siswa ingin perpisahan dilaksanakan di luar sekolah, dikarenakan perpisahan selalu dilaksanakan di sekolah.
“Saya bayarnya dicicil sebanyak dua kali,” kata Rosdiana.
Sebelumnya, rencana perpisahan siswa SMK Lingga Kencana memiliki tujuan ke Yogyakarta. Namun tujuan tersebut ditentang orang tua siswa, karena terkendala biaya sehingga Lembang menjadi tujuan perpisahan sekolah.
“Karena masalah keuangan mungkin pada ngga setuju, terus ditanyakan lagi ke anak-anaknya dan jadinya ke Bandung sekalian wisuda di sana,” ucap Rosdiana.
Sebelumnya, perpisahan sekolah hanya dilakukan di dekat sekolah maupun menggunakan area sekolah. Namun, perpisahan sekolah yang pertama kali di gelar di luar sekolah, menjadi musibah dan menyebabkan siswa dan guru meninggal dunia, akibat kecelakaan.
“Anak-anak pengen di luar. Pengen jalan-jalan sekalian perpisahan. Ya Namanya orang tua kita setuju aja,” terang Rosdiana.
Rosdiana mengakui, sebelumnya sekolah dan orang tua siswa akan melakukan rapat wisuda. Namun karena ada permintaan perpisahan keluar kota, maka pihak sekolah mengadakan rapat perpisahan sekolah.
“Sudah rapat jauh-jauh hari, cuma kembali rapat lagi pas mau berangkat,” jelas Rosdiana.
Di Benak Orang Tua Tidak Setuju Perpisahan di Luar
Rosdiana mengikuti rapat bersama kepala sekolah, wali kelas, dan wali murid lainnya sebelum hari keberangkatan. Terkait dengan pemesanan bus maupun penginapan, Rosdiana tidak mengetahui.
“Mungkin dari sekolah, panitia itu. Kalau saya ikut aja,” ujar Rosdiana sambil sesekali menghapus air matanya yang mengalir ke pipi.
Di benak hatinya, Rosdiana tidak menyetujui kegiatan perpisahan ke luar kota karena masalah biaya keuangan. Sebagai seorang ibu ingin menyenangkan anaknya, akhirnya Ia mencarikan uang untuk membiayai perpisahan sekolah sang buah hati.
“Saya pribadi sebenarnya ngga setuju, karena saya orang nggak punya ya,” tutup Rosdiana.
Sebelumnya, Jasa Raharja memberikan santunan kepada ahli waris korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana, Pancoran Mas, Depok. Jasa Raharja memastikan baik korban meninggal maupun luka mendapatkan santunan akibat kecelakaan di Subang, Jawa Barat pada Sabtu 11 Mei 2024.
“Hari ini telah diserahkan ada 11 ahli waris yang diserahkan,” kata Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan Achmad Purwantono Senin (13/5/2024).
Advertisement
Santunan dari Jasa Raharja
Adapun besaran santunan yang diberikan Jasa Raharja kepada korban meninggal sebesar Rp50 juta. Jasa Raharja telah mencatat ada 11 orang meninggal dunia dan 19 orang mengalami luka.
“Sudah kita serahkan dengan santunan untuk meninggal dunia adalah sebesar Rp50 juta,” jelas Rivan.
Jasa Raharja telah mendatangi 19 korban yang menjalani perawatan medis di RS Universitas Indonesia dan RS Bhayangkara Brimob, Depok. Para korban luka yang menjalani perawatan kesehatan telah diberikan jaminan dari Jasa Raharja.
“Mereka yang sedang menjalani perawatan, itu pun telah langsung dilakukan perawatan atas jaminan dari Jasa Raharja,” ucap dia.