Liputan6.com, Jakarta - Sopir bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok bernama Sadira memberikan keterangan mengenai kecelakaan yang terjadi di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu 11 Mei 2024. Kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok ini menelan korban jiwa sebanyak 11 orang.
Sadira menceritakan, kejadian tersebut dimulai saat sedang makan di sore hari di Ciater, Subang, Jawa Barat. Saat sedang makan, ia mendapat peringatan bahwa bus yang ia kemudikan mengalami masalah pada remnya.
Baca Juga
"Dalam keadaan itu, saya langsung memperbaikinya, sudah saya cek semuanya. Saya bahkan memanggil montir untuk memeriksanya, dan semuanya terlihat baik. Maka saya melanjutkan perjalanan," ujar Sadira pada Minggu 12 Mei 2024.
Advertisement
Kemudian, Penyidik Satlantas Polres Subang pun menjadwalkan pemeriksaan kernet Bus Trans Putera Fajar. Pemeriksaan berlangsung di Polres Subang pada Senin 13 Mei 2024.
Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Pol Wibowo, kondisi kernet bus sudah dalam keadaan sehat, sehingga bisa menjalani pemeriksaan.
"Kernet sudah kita temukan dan juga kita sudah amankan juga. Ini saksi kunci, sekarang sedang dalam pemeriksaan juga oleh penyidik Polres Subang," kata Wibowo saat dihubungi, Senin 13 Mei 2024.
Selain itu, Wibowo menerangkan, Polda Jabar bersama dengan Tim Traffic Accident Analysis (TAA) telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Olah TKP kecelakaan bus berlangsung pada Minggu 12 Mei 2024.
"Sudah kemarin sudah olah TKP menggunakan TAA cuman butuh waktu 2 sampai tiga hari. Kita coba percepat hasil seperti apa," kata Wibowo.
Dan pada akhirnya, polisi pun menetapkan sopir bus Trans Putera Fajar atas nama Sadira sebagai tersangka kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok.
"Berdasarkan keterangan saksi, baik pengemudi maupun penumpang lainnya termasuk saksi ahli berikut atau surat dokumen hasil ram cek yang tadi sudah ada Pasal 184 KUHAP dan sudah kita gelar perkara, kita menetapkan bahwa tersangka dalam kasus kecelakaan ini adalah pengemudi bus Putera Fajar, atas nama Sadira," ucap Wibowo.
Berikut sederet perkembangan terkini usai insiden kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang, Jawa Barat dihimpun Liputan6.com:
1. Pengakuan Sopir Bus soal Detik-Detik Kecelakaan
Sopir bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, Sadira, memberikan keterangan mengenai kecelakaan yang terjadi di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu 11 Mei 2024. Kecelakaan ini menelan korban jiwa sebanyak 11 orang.
Kejadian ini dimulai saat Sadira sedang makan di sore hari di Ciater, Subang, Jawa Barat. Saat sedang makan, ia mendapat peringatan bahwa bus yang ia kemudikan mengalami masalah pada remnya.
"Dalam keadaan itu, saya langsung memperbaikinya, sudah saya cek semuanya. Saya bahkan memanggil montir untuk memeriksanya, dan semuanya terlihat baik. Maka saya melanjutkan perjalanan," ujar Sadira pada hari Minggu (12/5/2024).
Setelah merasa yakin bahwa semuanya aman, bus tersebut melanjutkan perjalanan. Namun, di tengah jalan, masalah pada rem kembali muncul dan akhirnya rem tersebut tidak berfungsi. Masalah pada rem ini juga berdampak pada perseneling gigi bus.
"Ya, jadi saat saya ingin mengganti gigi, sangat sulit. Setelah angin habis, baru bisa mengganti gigi dengan susah payah," kata Sadira.
Dia mengaku telah melakukan berbagai upaya penyelamatan dengan mencari jalur darurat. Namun, sayangnya tidak ada jalur darurat di lokasi sebelum terjadinya kecelakaan.
Satu-satunya pilihan yang terlintas dalam pikiran Sadira adalah bagaimana cara memperlambat laju bus yang ia kemudikan dengan segala cara. Akhirnya, ia memutuskan untuk membanting stir dengan harapan dapat menghentikan perjalanan bus.
"Akhirnya, saya memutar stir ke arah kanan. Saat saya melakukannya, mobil terbalik. Saya tidak menyadari bahwa di sebelah kanan ada motor. Karena ada sekitar 5 motor di sekitar situ. Saya terus melakukannya dan satu orang menjadi korban," tambahnya.
Hingga akhirnya, bus yang tidak terkendali tersebut berhenti setelah menabrak salah satu tiang listrik. Total korban dalam kecelakaan bus ini adalah 11 orang, di mana 10 di antaranya adalah siswa dan guru dari SMK Lingga Kencana. Sedangkan satu orang lainnya adalah pengendara motor.
Advertisement
2. Kernet Bus Jalani Pemeriksaan di Polres Subang
Penyidik Satlantas Polres Subang menjadwalkan pemeriksaan kernet Bus Trans Putera Fajar terkait kasus kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Raya Kampung Palasari, Ciater Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Bus yang mengangkut pelajar SMK Lingga Kencana Depok itu terguling hingga menewaskan 11 orang pada Sabtu 11 Mei 2024.
Pemeriksaan berlangsung di Polres Subang pada Senin 13 Mei 2024. Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Pol Wibowo menerangkan, kondisi kernet bus sudah dalam keadaan sehat, sehingga bisa menjalani pemeriksaan.
"Kernet sudah kita temukan dan juga kita sudah amankan juga. Ini saksi kunci, sekarang sedang dalam pemeriksaan juga oleh penyidik Polres Subang," kata dia saat dihubungi, Senin.
Dalam kasus ini, ada dua saksi kunci yaitu sopir dan kernet bus. Sementara itu, sopir belum dapat diperiksa sebagai saksi. Penyidik baru minta keterangan secara lisan saja. Karena masih dalam perawatan medis.
3. Polri Terjunkan Tim raffic Accident Analysis (TAA)
Tim Traffic Accident Analysis (TAA) Korlantas Polri turut melakukan investigasi kasus kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Raya Kampung Palasari, Ciater Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Wibowo menerangkan, Polda Jabar bersama dengan Tim Traffic Accident Analysis (TAA) telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Olah TKP berlangsung pada Minggu 12 Mei 2024. Wibowo mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih menunggu hasilnya kemungkinan akan dirilis pada dua atau tiga hari ke depan.
"Sudah kemarin sudah olah tkp menggunakanTAA cuman butuh waktu 2 sampai tiga hari. Kita coba percepat hasil seperti apa," kata Wibowo saat dihubungi, Senin 13 Mei 2024.
Wibowo mengatakan, keterlibatan tim TAA dinilai mampu menggambarkan secara lebih mendetail kronologi maupun penyebab kecelakaan yang melibatkan pelajar SMK Lingga Kencana Depok itu.
"Nanti bisa terlihat bagaimana kronologis kejadian sebenarnya melalui teknologi itu. Berapa kecepatan bagaimana titik tabrak dengan Daihatsu Feroza setelah itu lanjutan seperti itu sampai dengan titik akhir. Tapi tadi butuh proses ya," terang Wibowo.
Advertisement
4. Kondisi Terkini Sopir Bus
Sadira, sopir bus pariwisata Putera Fajar yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana, Depok, masih mendapat perawatan medis di RSUD Subang. Demikian disampaikan Dirlantas Polda Jawa Barat Kombes Wibowo.
"Sudah bisa memang (diajak bicara), saat ini masih perawatan medis di klinik Dokkes Polres Subang," kata Wibowo.
Meski sudah bisa diajak berkomunikasi, kata Wibowo, penyidik masih menunggu kondisi kesehatan dari Sadira. Karena, keterangan dari sopir bus menjadi saksi kunci dalam kasus kecelakaan ini.
"Untuk supir kan sementara belum kita periksa, kita baru minta keterangan secara lisan saja. Dia saksi kunci," kata dia.
“(Belum kita periksa) karena masih dalam kondisi luka dan saat ini masih dalam perawatan medis. Tapi tentu kedepan kita sudah punya rencana penyelidikan langkah langkah yang kita lakukan kita akan periksa nanti,” tambah dia.
Sedangkan, Wibowo mengakui pemeriksaan terhadap Sadira dilakukan untuk mendalami beberapa informasi. Salah satunya, terkait kendaraan bus yang sebelumnya sempat diperbaiki oleh montir.
"Sempat ada diperbaiki oleh seseorang yang saya belum tahu apakah memang yg didatangkan oleh pihak PO atau supir atau pihak lain. Ini sedang kita dalami nanti supir yang tahu ini. Ini belum kita periksa," terang dia.
5. Kondisi Korban Kecelakaan Bus di RS Bhayangkara Brimob
Rumah Sakit Bhayangkara Brimob Depok, memberikan perawatan intensif kepada korban kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok yang mengalami patah tulang.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Brimob, AKBP dr. Taufik Ismail mengatakan, RS Bhayangkara Brimob membantu penanganan korban kecelakaan bus pariwisata yang digunakan SMK Lingga Kencana. Sebanyak 29 korban sempat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Brimob.
"Per hari ini sudah kembali dipulangkan itu ada 17 pasien karena kondisinya sudah membaik," ujar Taufik, Senin 13 Mei 2024.
Taufik menjelaskan, 17 pasien yang telah dipulangkan hanya mengalami luka ringan. Namun terdapat 12 pasien lainnya masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara Brimob Depok.
"Saat ini kami masih merawat ada 12 korban di ruang perawatan, dan satu ada yang dirawat di ICU," ucap Taufik.
RS Bhayangkara Brimob Depok berusaha melakukan perawatan intensif terhadap 12 korban. Bahkan dari 12 korban, terdapat tujuh korban sudah dilakukan operasi karena mengalami luka berat.
"Sudah dilakukan operasi dan hari ini akan dilanjutkan kembali satu pasien yang mengalami cedera pada tulang rahang, dan akan dilakukan operasi oleh ahli bedah mulut,” ucap Taufik.
Taufik mengungkapkan, pasien yang mengalami kecelakaan bus di Subang, pada umumnya mengalami luka patah tulang. Diduga luka berat yang menyebabkan patah tulang disebabkan adanya benturan saat terjadi kecelakaan.
"Iya, patah tulang, kalau kecelakaan itu rata-rata korban mengalami trauma dan patah tulang," ungkap Taufik.
Untuk menghilangkan rasa trauma kepada pasien kecelakaan bus di Subang, RS Bhayangkara Brimob Depok akan melakukan trauma healing kepada korban. Rencananya, penanganan tersebut akan dilakukan RS Bhayangkara Brimob melalui dokter ahli kejiwaan.
"Untuk trauma healing kita rencanakan hari ini, diberikan oleh dokter ahli jiwa kita siang hari ini," terang Taufik.
Advertisement
6. Kondisi Korban Kecelakaan Bus di RS UI
Selain itu, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) juga masih melakukan penanganan korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana Depok.
Direktur Utama RS UI Astuti Giantini mengatakan, pihaknya sedang berupaya memulihkan kondisi kesehatan korban. Sebanyak tujuh pasien masih dilakukan penanganan intensif di RS UI.
"Jumlah pasien yang dirawat di RS UI ada tujuh, semuanya mengalami operasi," ujar Astuti, Selasa (14/5/2024).
Astuti menjelaskan, korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana memerlukan tindakan operasi. Tim dokter RS UI berupaya melakukan tindakan operasi mulai pukul 07.00 WIB hingga 03.00 WIB, atau hari keesokannya.
"Jadi semua pasien masih berada di ruang ICU, saya minta doanya mudah-mudahan segera diberi kesembuhan, segera diberi perbaikan itu yang kami harapkan," ucap dia.
RS UI belum dapat memindahkan para korban dari ruangan ICU ke ruangan perawatan. Hal itu dikarenakan kondisi korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana dalam katagori luka berat.
"Kondisinya rata-rata berat, menurut saya semuanya memang perlu dilakukan observasi di ICU," terang Astuti.
Tidak hanya itu, lanjut Astuti, sejumlah pasien mengalami kondisi kesadaran kurang baik. Namun RS UI belum dapat mengambil kesimpulan terhadap kondisi korban.
"Saya belum bisa menentukan apakah nanti hasilnya akan baik atau tidak, itu juga masih perlu penanganan lanjut, jadi memang harus kita terapi dengan yang terbaik," kata Astuti.
Astuti mengungkapkan, RS UI akan melakukan terapi terhadap korban pasca menjalani operasi. RS UI akan menunggu hasil dari penanganan pasca operasi untuk menentukan langkah penanganan medis selanjutnya kepada korban.
"Selanjutnya mungkin kalo ada yang perlu direhabilitasi atau perlu perbaikan, kedepan akan kita lakukan," beber Astuti.
RS UI optimis dapat memberikan penanganan kesehatan kepada para korban sehingga tidak memerlukan rujukan ke rumah sakit lain. RS UI akan berusaha melakukan tindakan medis maksimal untuk kesembuhan para korban kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana.
"Ya betul, semua masih di ruang intensif care ya," pungkas Astuti.
7. Sopir Bus Jadi Tersangka, Terancam 12 Tahun Penjara
Polisi menetapkan sopir bus Trans Putera Fajar atas nama Sadira sebagai tersangka kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana, Depok.
Penetapan tersangka disampaikan langsung Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Pol. Wibowo setelah melakukan gelar perkara pada Senin malam 13 Mei 2024.
"Berdasarkan keterangan saksi, baik pengemudi maupun penumpang lainnya termasuk saksi ahli berikut atau surat dokumen hasil ram cek yang tadi sudah ada Pasal 184 KUHAP dan sudah kita gelar perkara, kita menetapkan bahwa tersangka dalam kasus kecelakaan ini adalah pengemudi bus Putera Fajar, atas nama Sadira," kata Wibowo kepada wartawan, Senin malam.
Wibowo menerangkan, penyidik dalam hal ini telah memeriksa 13 orang meliputi pengemudi, kernet, penumpang bus, mekanik dan masyarakat yang mengetahui kecelakaan tersebut.
Selain itu, meminta keterangan ahli dari Dinas Perubungan Kabupaten Subang dan petugas dari Agen Pemegang Merek atau APM.
Hasil pemeriksaan, terungkap sopir mengetahui bahwa kendaraan bermasalah pada fungsi rem. Hal itu sesuai dengan keterangan pengemudi maupun penumpang yang saat itu dalam bus.
"Dibuktikan bus ini dicoba untuk diperbaiki remnya, yang pertama di Tangkubanparahu dilakukan oleh mekanik saudara Nana yang dipanggil oleh saudara Firman atas permintaan dari pengemudi.
Wibowo mengatakan, perbaikan yang dilakukan adalah memperkecil jarak atau celah kampas rem, sehingga masalah pada fungsi kembali muncul.
Kernet dan pengemudi mencoba memperbaiki kampas rem dengan meminjam sil kepada pengemudi lain tapi karena sil tidak sesuai ukuran maka perbaikan tidak jadi dilakukan.
"Dan pengemudi tetap melanjutkan perjalanan sampai akhirnya terjadi kecelakaan lalu lintas," ucap dia.
Dalam kasus ini, tersangka dijerat Pasal 3 11 Ayat 5 Undang-Undang Lalu Lintas tahun 2009 dengan maksimal kurungan 12 tahun penjara serta denda 24 juta rupiah.
Advertisement