Sukses

Polda Jabar: Bukan Pembunuhnya, yang Merupakan Anak Polisi Adalah Eki Pacar Vina

Anak anggota polisi bernama Eki, pacar Vina juga menjadi korban pembunuhan geng motor tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi membantah bahwa para pelaku pembunuh Vina Cirebon yang kini masih buron merupakan anak anggota polisi. Sebab justru pacar Vina yang bernama Muhammad Rizki Saparudiana alias Eki yang merupakan anak dari anggota Korps Bhayangkara itu.

"Saya meluruskan supaya tidak simpang siur, bukan anak polisi yang tiga (DPO) itu, baik 1, 2, 3 atau tiga-tiganya bukan anak polisi. Yang korban justru yang anak polisi, pacarnya Vina itu yang anak polisi. Nama aslinya Muhammad Rizki Saparudiana, nah justru Eki ini korban yang meninggal sama Vina, pacarnya Vina," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast, Kamis, (16/5/2024).

Diketahui, Eki pacar Vina juga menjadi korban pembunuhan geng motor tersebut. 

"Bapaknya Eki yang korban meninggal ini, temennya Vina, temen deketnya Vina ini, ini yang anaknya bapaknya polisi, bukannya pelaku," sambungnya.

Jules mengungkapkan, hingga saat ini ayah Eki yang merupakan anggota polisi masih trauma usai pembunuhan tersebut. 

"Kok jadi seolah kita nutupin, karena ininya polisi. Ya enggak ada lah. Bapaknya (Eki) itu masih trauma," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perjuangan Keluarga Mencari Keadilan untuk Vina Cirebon: Jangan Menutup Mata, Kasus Belum Selesai

Polisi masih mencari keberadaan tersangka pembunuhan pasangan sejoli Cirebon yang terjadi pada tahun 2016 silam. Polda Jabar menetapkan DPO kepada 3 tersangka yang belum tertangkap hingga 8 tahun berlalu.

Sementara itu, keluarga korban pembunuhan sadis itu berharap pelaku buron dapat segera ditemukan dan ditangkap. Seakan mendapat titik terang, keluarga mengaku hingga kini masih berjuang mencari keadilan untuk Vina Cirebon.

"Saya si berharap pelaku segera ditangkap kemudian ditayangkan wajahnya ke media. Karena saya sendiri sangat terpukul waktu kejadian apalagi tidak sempat bertemu Vina saat itu," kata Sukaesih (49) ibunda Vina, Rabu (15/5/2024).

Peristiwa yang terjadi pada tahun 2016 silam tersebut kembali menyita perhatian publik saat film Vina: Sebelum 7 Hari tayang di bioskop dan viral. Sang ibu yang saat itu bekerja sebagai TKI mengaku baru saja meninggalkan Cirebon saat kejadian.

Di Malaysia, ia mengaku sempat sakit dan drop usai mendengar kabar anaknya. Sukaesih mengaku pasrah karena tak berada di sampingnya di saat-saat terakhir.

"Majikan saya di Malaysia melarang pulang karena memang sangat khawatir kondisi badan sudah drop sekali jadi saya disuruh istirahat total dulu. Baru 40 hari kemudian saya diberi ijin pulang dulu," ujarnya.

Sukaesih mengaku terakhir kali bertemu Vina pada pertengahan bulan Mei tahun 2016 silam. Saat itu, ia sedang cuti bekerja dan kembali ke Malaysia pada bulan Juni tahun 2016.

3 dari 3 halaman

Suka Kangen

Pada saat peristiwa pembunuhan berencana terhadap Vina, Sukaesih sudah berada di Malaysia. Ia mengaku sejak Vina kecil sudah ditinggal sang ibu bekerja menjadi TKI di Malaysia.

"Saya sudah pasrah terserah majikan mau menganggap saya apa dipecat pun juga pasrah hanya bisa nangis tidak fokus kerja. Saya suka kangen sama Vina berharap suatu saat dimimpiin sama Vina," ujar dia.

Marliyana, kakak kandung Vina mengatakan, kasus pembunuhan sadis tersebut belum selesai. Bahkan, kata dia, hasil putusan pengadilan terhadap 8 tersangka yang sudah divonis dianggap belum memenuhi rasa keadilan.

"Agar jangan menutup mata karena kasus belum selesai. Kami berharap pelaku segera ditangkap dan kami juga ingin mukanya ditampilkan ke media," kata Marliyana.

Marliyana mengaku tidak menyangka film Vina: Sebelum 7 Hari itu akan viral dan mendapat banyak dukungan dari berbagai pihak agar kasusnya dituntaskan. Ia mengatakan pihak keluarga sempat menolak tawaran production house untuk membuat film bergenre horor yang diangkat dari kisah Vina itu.

"Tiga kali berembuk sempat menolak juga karena kekhawatiran di keluarga membuka kembali luka lama. Saya sendiri juga sudah lelah mencari tahu keberadaan tiga tersangka yang kabur. Tapi akhirnya setelah dipertimbangkan matang-matang keluarga menyetujui film dibuat," ujarnya.

 

Reporter: Nur Habibie/Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini