Sukses

Airlangga Targetkan Indonesia Jadi Anggota OECD dalam 3 Tahun

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan Indonesia bisa menjadi anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam waktu tiga tahun.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan Indonesia bisa menjadi anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam waktu tiga tahun.

Menurut dia, Indonesia bisa belajar jadi negara Cile yang berhasil menjadi OECD dalam waktu tiga tahun.

"Praktik-praktik yang dilakukan itu beberapa negara yang sudah menjadi anggota dalam aksesi itu Kosta Rika butuh waktu enam tahun, Kolombia tujuh tahun, Cile tiga tahun. Jadi kita harus belajar dari Cile bagaimana mereka bisa menjadi anggota dalam waktu yang lebih cepat," jelas Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (16/5/2024).

Adapun Indonesia telah menjadi mitra OECD sejak 2007 dan berpartisipasi dalam program regional Asia Tenggara sejak 2014.

Indonesia telah diterima sebagai negara aksesi OECD bersamaan dengan Argentina dalam OECD Ministerial Council Meeting (MCM) yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Paris pada 2-3 Mei 2024.

"Dalam pertemuan Ministerial Council Meeting tersebut, Indonesia bersama Argentina diterima permohonannya. Argentina, sampai rapat kemarin itu, berproses selama lima tahun," ujarnya.

"Sedangkan Indonesia mulai dari surat yang dikirim OECD itu berproses selama tujuh bulan," sambungnya.

Menurut dia, saat ini terdapat sejumlah negara yang statusnya sama seperti Indonesia, yaitu Argentina, Brazil, Bulgaria, Kroasia, Peru, dan Rumania.

Negara-negara tersebut sudah berproses rata-rata lebih dari dua tahun, bahkan Brazil sudah mendekati lima tahun.

Airlangga juga melaporkan tentang inisiatif Indonesia dalam Indo-Pacific Economic Framework yang mencakup empat pilar penting.

 

2 dari 3 halaman

Menyelesaikan Pilar Pertama

 

Indonesia telah menyelesaikan negosiasi pada pilar kedua yang berkaitan dengan rantai pasokan, dan segera akan menyelesaikan pilar pertama yang berkaitan dengan perdagangan.

"Yang belum selesai adalah terkait dengan labour, environment, digital economy, dan juga trade facilitation dan competition policy. Itu yang belum selesai seluruh negara, bukan hanya Indonesia," ungkap Airlangga.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambut baik keputusan 38 negara menerima Indonesia menjadi anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

Menurut dia, masuknya Indonesia ke organisasi negara maju akan memudahkan akses investasi.

"Pemerintah sangat mengapresiasi atas telah diterimannya Indonesia sebagai anggota OECD. Ini penting sekali karena ini organisasi untuk megara maju," kata Jokowi di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Kamis (14/5/2024).

"Kita harapkan dengan kita masuk ke sana, akan mudah mengakses ke investasi, mudah mengakses ke lembaga internasional yang bermanfaat bagi masyarakat kita," sambungnya.

 

3 dari 3 halaman

Beri Manfaat

Dia menyebut keanggotaan di OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia, khususnya untuk keluar dari negara pendapatan menengah atau middle income trap.

Dengan begitu, Indonesia bisa melompat menjadi negara maju.

"OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi kita terutama agar kita tak terjebak ke dalam middle income trap dan kita bisa melompat menjadi negara maju karena memang di sana aturan mainnya banyak sekali yang harus kita ikuti," tutur dia.

"Dan ini akan mendisiplinkan kita untuk bisa masuk ke tujuan kita untuk menjadi negara maju," imbuh Jokowi.

Video Terkini