Liputan6.com, Jakarta - Pemerhati Pertanian, Eko Margana mengatakan hilirisasi merupakan salah satu langkah strategis guna menjaga stabilitas harga jagung di tingkat petani. Dia menilai hilirisasi dapat mengantisipasi anjloknya harga jagung akibat kelebihan pasokan atau oversupply saat musim panen raya.
“Selain dapat membuat harga stabil, hilirisasi pada komoditas jagung itu juga dapat memberi nilai tambah yang lebih besar bagi para petani,” kata Eko seperti dikutip dari keterangan tertulis diterima, Sabtu (18/5/2024).
Baca Juga
Eko menambahkan, saat memasuki musim panen raya, komoditas jagung mengalami oversupply. Oleh karena itu, hilirisasi menjadi langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan nilai tambah bagi petani.
Advertisement
Dia mendorong agar memperbanyak inisiatif hilirisasi di sektor pertanian, jagung perlu diolah menjadi berbagai produk turunan. Sebab dengan upaya tersebut maka akan ada dampak bagi generasi muda yang memberi keyakinan bahwa cabang usaha pertanian cukup prospektif dijalankan.
“Komoditas seperti jagung yang memiliki potensi besar dalam mendukung perekonomian nasional,” yakin Eko
“Para milenial kita harus memiliki keyakinan bahwa cabang-cabang usaha pertanian banyak memiliki prospektif, apalagi kita melihatnya secara keseluruhan dari usaha tani sampai kepada yang lainnya,” imbuh dia.
Serap Jagung Petani
Selain itu, Eko juga mendorong agar Perum Bulog, pedagang, pengusaha pakan, dan peternak untuk menyerap jagung petani sesuai dengan harga acuan pembelian (HAP).
Utamanya, saat ini Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah melakukan relaksasi HAP jagung di tingkat petani dari Rp 4.800 menjadi Rp 5.000 per kilogram (Kg).
Advertisement