Sukses

7 Fakta Casis Bintara Polri Jadi Korban Begal, Kapolri Beri Penghargaan Direkrut Lewat Jalur Khusus

Calon siswa (casis) Bintara Polri menjadi korban pembegalan saat sedang berkendara di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar) pada Sabtu pagi 11 Mei 2024.

Liputan6.com, Jakarta - - Belum lama ini, seorang remaja menjadi korban pembegalan saat sedang berkendara di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar) pada Sabtu pagi 11 Mei 2024.

Ibu korban, Septi Nurlela mengatakan, anaknya Satrio Mukti Rajajo sedianya hendak mengikuti seleksi penerimaan calon siswa atau casis Bintara Polri. Namun, remaja 19 tahun itu justru dibegal saat di perjalanan.

Septi menjelaskan, anaknya berangkat dari rumah di kawasan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat sekira pukul 04.00 WIB. Dia mengendarai sepeda motor hendak menuju ke daerah Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Saat di perjalanan menuju tempat tes masuk polisi, korban diikuti oleh tiga orang terduga begal. Mereka berboncengan menggunakan satu sepeda motor.

"Pas di kolong pinggir tol itu dia dipepet dari depan, dipalang," kata Septi, Sabtu 11 Mei 2024.

Tak butuh waktu lama, polisi meringkus kawanan begal yang bikin resah masyarakat Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Salah satu korbannya adalah casis Bintara Polri tersebut.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indra, total ada lima pelaku yang diamankan oleh tim gabungan Kepoisian Sektor (Polsek) Kebon Jeruk, Polres Metro Jakarta Barat dan Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.

"Penangkapan dilakukan di beberapa tempat pada Rabu 15 Mei 2024. Pelakunya ada lima," kata Ade Ary kepada wartawan, Kamis 16 Mei 2024.

Ade Ary mengatakan, tiga orang pelaku begal di antaranya merupakan satu kelompok mereka spesialis pelaku kejahatan dengan kekerasan. Adapun perannya yaitu joki, kapten dan eksekutor.

Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun memberikan penghargaan kepada casis Bintara Polri yang menjadi korban begal hingga jari tangannya putus di Kebon Jeruk. Korban atas nama Satrio Mukhti (18) itu langsung direkrut untuk ikut pendidikan Bintara Polri melalui jalur khusus disabilitas.

Berikut sederet fakta terkait casis Bintara Polri yang menjadi korban begal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat dihimpun Liputan6.com:

 

2 dari 8 halaman

1. Kronologi Kejadian

Polisi menyelidiki kasus dugaan pembegalan yang menimpa calon siswa (casis) Bintara Polri. Peristiwa ini terjadi di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar) pada Sabtu pagi 11 Mei 2024.

Kapolsek Kebon Jeruk, Kompol Sutrisno menerangkan, tim gabungan terdiri dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Barat dan Polsek Kebon Jeruk telah melakukan langkah-langkah penyelidikan. Dalam hal ini, melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), memeriksa saksi dan korban, serta mengecek CCTV di sekitar lokasi.

"Mudah-mudahan kita bisa ungkap dalam waktu dua sampai tiga hari ini," ujar Sutrisno saat dihubungi, Rabu 15 Mei 2024.

Sutrisno mengatakan, pihaknya telah mengidentifikasi sosok pelaku. Saat ini, masih dalam proses pengejaran.

"Sudah (teridentifikasi), (proses penyelidikan) masih berjalan," ujar dia.

Sutrisno menjelaskan kronologi kejadiannya. Korban Satrio Mukti Rajajo atau SMR berkendara dari rumah di kawasan Tanjung Duren hendak menuju ke SMK Media Informatika, Jakarta Selatan. Dia hendak mengikuti tes psikologi yang diselenggarakan di lingkungan sekolah tersebut.

Namun, di perjalanan korban diikuti tiga orang terduga begal.

"Sampai di depan Shell Arjuna itu mau disalip sama pelaku. Nah, karena dia bertiga, korban ini kan mau masuk ke flyover, kejadiannya di sisi flyover itu, itu pelaku bertiga yang satu bawa sajam, dibacok di situ diambil," ujar dia.

Sutrisno mengatakan, akibat kejadian itu korban alami luka-luka dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan, sepeda motor dan telepon genggam raib dibawa kabur oleh pelaku.

"Kami dan Pak kapolres sudah datang menemui korban. Yang bersangkutan sudah pulang tinggal pemulihan saja," tandas dia.

 

3 dari 8 halaman

2. Alami Luka di Tangan dan Kaki

Seorang remaja menjadi korban pembegalan saat sedang berkendara di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar) pada Sabtu pagi 11 Mei 2024.

Ibu korban, Septi Nurlela mengatakan, anaknya Satrio Mukti Rajajo sedianya hendak mengikuti seleksi penerimaan Bintara Polri. Namun remaja 19 tahun itu justru dibegal saat di perjalanan.

Septi menjelaskan, anaknya berangkat dari rumah di kawasan Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat sekira pukul 04.00 WIB. Dia mengendarai sepeda motor hendak menuju ke daerah Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Saat di perjalanan menuju tempat tes masuk polisi, korban diikuti oleh tiga orang terduga begal. Mereka berboncengan menggunakan satu sepeda motor.

"Pas di kolong pinggir tol itu dia dipepet dari depan, dipalang," kata Septi, Sabtu 11 Mei 2024.

Septi mengatakan, anaknya sempat mencoba melawan terduga pelaku begal. Namun, usahanya sia-sia karena kalah jumlah.

"Sama anak saya motornya ditendang jatuh lah tuh dia, motornya ditendang tapi dia enggak tahu jatuh apa enggak, enggak thau deh motornya. Udah gitu begal yang di belakang sama anak saya dihajar sampai pelipisnya kena helmnya pecah. Udah gitu begal yang di tengah itu turun langsung bawa sajam," ujar ibu korban.

Septi mengatakan, salah seorang terduga pelaku begal menghampiri dan menyabetkan senjata tajam ke arah tubuh anaknya. Akibat kejadian itu, anaknya mengalami luka di bagian tangan, paha, dan lutut.

"Luka di jari tangan kanan, sama paha ke lutut," ujar dia.

Septi mengetahui anaknya jadi korban begal setelah ditelepon oleh warga setempat. Saat ini, anaknya sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Tarakan.

"Alhamdulillah habis operasi sekarang sudah di ruang rawat inap," ujar dia.

Septi mengatakan, anaknya berangkat pagi-pagi buta untuk mengikuti tes kepolisian. "Iya tes Bintara, kan anak saya dari SMK," tutup Septi.

 

4 dari 8 halaman

3. Polisi Tangkap Lima Pelaku

Polisi meringkus kawanan begal yang bikin resah masyarakat Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Salah satu korbannya adalah calon siswa (casis) Bintara Polri.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) Komisaris Besar (Kombes) Ade Ary Syam Indradi mengatakan, total ada lima pelaku yang diamankan oleh tim gabungan Kepoisian Sektor (Polsek) Kebon Jeruk, Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Barat dan Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya.

"Penangkapan dilakukan di beberapa tempat pada Rabu 15 Mei 2024. Pelakunya ada lima," kata Ade Ary kepada wartawan, Kamis 16 Mei 2024.

Ade Ary mengatakan, tiga orang pelaku begal di antaranya merupakan satu kelompok mereka spesialis pelaku kejahatan dengan kekerasan. Adapun perannya yaitu joki, kapten dan eksekutor.

"Mereka pelaku 365 KUHP. Mereka kelompok yang sangat sadis. Ada beberapa TKP diungkap," ujar Ade Ary.

Lebih lanjut, Ade Ary mengatakan, dua di antaranya merupakan penadah yang perannya membantu memasarkan hasil curian sepeda motor dan handphone.

"Dan juga yang membeli barang hasil kejahatan. Penadah dikenakan Pasal 480 KUHP," ucap Ade Ary.

 

5 dari 8 halaman

4. Melawan Saat Ditangkap, Satu Pelaku Begal Casis Bintara Polri Tewas Ditembak

Polisi menembak mati satu orang tersangka begal. Dia adalah PN yang saat itu beraksi bersama rekan-rekan merampas sepeda motor milik calon siswa (casis) Bintara Polri.

Tak hanya itu, dua orang tersangka lainnya yaitu AY dan MS juga harus menahan rasa sakit setelah timah panas bersarang di bagian kaki.

"Tim lapangannya sehingga bisa mengungkap, menangkap bahkan menindak tegas terukur terhadap pelaku-pelaku tersebut," kata Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Imam Yulisdiyanto dalam keterangan kepada awak media, Kamis 16 Mei 2024.

Iman mengungkapkan, alasan kepolisian menindak tegas ketiga orang tersangka. Saat itu, mereka diminta untuk menunjukkan lokasi lain. Namun, justru melakukan perlawanan terhadap petugas.

"Sehingga 1 orang harus meregang nyawa dilakukan tindakan tegas oleh tim daripada Jatanras, dua orang harus dilumpuhkan dengan menembak kakinya," ujar dia.

Kasubdit 4/Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Rovan Richard Mahenu menambahkan, ketiga orang tersangka sudah melakukan 3 kali. Hal itu berdasarkan pengakuan tersangka.

"Kami melakukan pengembangan ke beberapa titik sesuai dengan pengakuan dari pelaku," ujar dia.

Rovan mengatakan, ketiga tersangka melakukan perlawanan kepada polisi pada saat pengembangan, sehingga dilakukan tindakan tegas terukur.

"Menyebabkan 1 orang meninggal dunia dan 2 orang yang berusaha lari tertembak di bagain kaki," terang dia.

Rovan mengatakan, juga mengamankan dua orang tersangka lain inisial C yang menjual motor korban, dan W sebagai penadah atau orang yang membeli motor korban.

"Kini keempat pelaku sudah kami amankan di Polda Metro Jaya," jelas Rovan.

 

6 dari 8 halaman

5. Kapolri Beri Penghargaan, Direkrut Lewat Jalur Khusus

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan penghargaan kepada calon siswa (casis) Bintara Polri yang menjadi korban begal hingga jari tangannya putus di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Korban atas nama Satrio Mukhti (18) itu langsung direkrut untuk ikut pendidikan Bintara Polri melalui jalur khusus disabilitas.

"Bapak Kapolri prihatin dengan kejadian yang dialami casis tersebut. Namun Bapak Kapolri pun bangga, casis tersebut memiliki keberanian melawan komplotan begal, dan casis tersebut tetap semangat ingin mengikuti rekrutmen," tutur Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulisnya, Jumat 16 Mei 2024.

"Sehingga Bapak Kapolri memberikan penghargaan kepada adik kita, Satrio Mukhti, diterima sebagai anggota Polri," sambungnya.

 

7 dari 8 halaman

6. Casis Sampaikan Terima Kasih

Calon siswa (casis) Bintara Polri yang menjadi korban begal, Satrio Mukhti (18) menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atas apresiasi yang diberikan kepadanya, yakni berupa jalur khusus masuk Bintara Polri lewat kuota disabilitas.

"Alhamdulillah ya Allah, alhamdulillah, tidak ada kata yang bisa saya sampaikan kepada Bapak Kapolri selain rasa syukur dan rasa sangat banyak-banyak terima kasih kepada bapak yang telah mewujudkan mimpi saya, cita-cita saya yang akan menjadi bagian anggora Polri," tutur Satrio dalam keterangan yang dirilis Divisi Humas Polri, Jumat 16 Mei 2024.

Menurut Satrio, menjadi anggota Polri melalui kuota khusus disabilitas ini adalah hadiah terbaik di tengah dirinya yang sedang berupaya menguatkan diri. Tidak dipungkiri, peristiwa pembegalan itu membuatnya sangat terpukul.

"Semoga Bapak Kapolri mendapat balasan dari Allah SWT pada semua kebaikan-kebaikan bapak. Dan semoga Bapak dilindungi oleh Allah SWT di mana pun bapak berada dan bertugas," ucap dia.

Dia mengaku terharu atas atensi Kapolri yang membuat kasusnya dapat dengan segera tertangani oleh Polres Jakarta Barat dan Polsek Kebon Jeruk. Kesempatan ini akan digunakannya untuk menjadi anggota Polri yang menegakkan keadilan dan memberantas kejahatan.

“Saya ingin tetap merakyat seperti masyarakat, seperti ilmu padi tetap merendah, memberantas semua kejahatan, seperti begal-begal dan sebagainya karena saya tidak mau ada masyarakat yang terkena seperti saya apalagi ada salah satu Casis juga yang terhalang mimpinya karena tidak semua orang bisa sekuat saya makanya saya harus bisa melindungi orang-orang seperti saya nanti,” ungkap Satrio.

Sementara itu, ayah dari Satrio Mukhti turut menyampaikan pesan kepada anaknya, agar selalu bekerja dengan jujur apabila nanti telah menjadi anggota polisi.

"Aparat harus taat hukum, karena tugasnya menegakkan hukum, jadi kamu harus taat hukum. Itu harus kamu pahami, apapun risikonya, jangan melanggar hukum," tandas ayah dari Satrio.

 

8 dari 8 halaman

7. Polres Jakbar Beri Kejutan Casis Bintara Korban Begal, Bertemu Sang Idola

Polres Metro Jakarta Barat mewujudkan impian Satrio Mukti Raharjo, calon siswa (casis) Bintara Polri yang menjadi korban begal untuk bertemu dengan idolanya, Aipda Ambarita

Dibantu tim dari Humas Polres Metro Jakarta Barat dan Polsek Kebon Jeruk, Satrio Mukti Raharjo bertemu dengan Aipda Ambarita pada Kamis sore 16 Mei 2024.

Satrio mengaku tidak menyangka dengan kedatangan personel Polres Metro Jakarta Barat dan Polsek Kebon Jeruk yang tiba-tiba mendatangi kediamannya di Jalan Alpukat 2, RT 002/002, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

"Awalnya tak menyangka, bahkan saya sempat dikerjai. 'Ini lho sosok idaman kamu,' kata Ashari dari Humas Polres Metro Jakarta Barat," ujar Satrio sambil tersenyum mengingat kejadian tersebut.

Namun, sosok yang diperlihatkan bukanlah Aipda Ambarita, melainkan salah satu tim dari Perintis Presisi Polda Metro Jaya.

"Bukan pak, bukan ini. Ini temannya Bang Ambarita," jawab Satrio dengan sedikit kebingungan.

Dengan suasana penuh canda, Ashari kemudian mengatakan, "Iya ini Bang Ambarita, tapi Bang Ambarita junior," sambil tersenyum.

Selama pertemuan, tim Polres Metro Jakarta Barat dan Polsek Kebon Jeruk juga memberitahukan bahwa pelaku begal yang melukai Satrio dan mengambil motornya sudah berhasil diamankan.

"Saya sangat bersyukur mendengar hal tersebut. Ya Allah, Alhamdulillah sekali pak, akhirnya para pelaku sudah berhasil diamankan," ucap Casis Bintara ini dengan penuh rasa syukur.

Awalnya, Satrio dan ibunya sempat kecewa karena mengira Aipda Ambarita tidak datang. Namun, tidak lama kemudian, sosok idolanya, Aipda Ambarita, muncul dari belakang memberikan kejutan.

"Ya Allah, tidak menyangka banget pak. Sampai saya dan ibu saya tertawa girang dan sempat meneteskan air mata karena kekaguman saya," ungkap Satrio dengan haru.

Pertemuan ini tidak hanya menjadi momen yang membahagiakan bagi Satrio, tetapi juga menjadi bukti nyata dukungan dan perhatian dari Polres Metro Jakarta Barat terhadap korban kejahatan.

Aipda Ambarita, dengan dedikasi dan inspirasinya, terus memberikan motivasi kepada generasi muda untuk bergabung dan berkontribusi dalam menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat sebagai Bintara Polri.

"Jangan patah semangat, banyak berdoa ingat ada Tuhan dan doa orang tua," ujar Ambarita memberi semangat.