Liputan6.com, Badung Dalam forum pertemuan tingkat menteri atau Ministerial Meeting pada The 10th World Water Forum (WWF) atau Forum Air Sedunia ke-10, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan bahwa Permasalahan air merupakan tantangan utama dunia di masa sekarang dan mendatang.
Baca Juga
Masalah air semakin krusial seiring pertumbuhan populasi, tingkat polusi, dan kenaikan suhu yang menyebabkan kelangkaan air di banyak tempat di dunia. Dampak perubahan iklim yang meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir, yang membahayakan jutaan orang tanpa pengelolaan air yang berkelanjutan.
Advertisement
Oleh karena itu, menurut Mendagri, permasalahan air tidak hanya menjadi tanggung jawab para profesional dan akademisi, tetapi juga memerlukan kepemimpinan yang kuat dari para pembuat kebijakan.
Menurutnya, permasalahan air tidak hanya menjadi tanggung jawab para profesional dan akademisi, tetapi juga memerlukan kepemimpinan yang kuat dari para pembuat kebijakan. Ia pun mendorong forum Air Dunia ke-10 menjadi mercusuar, yang memandu jalan negara-negara di dunia menuju kerja sama yang inklusif, berdampak, dan saling menguntungkan berkaitan dengan air untuk melindungi generasi mendatang.
“Izinkan saya membagikan tiga poin penting untuk memimpin pertemuan ini. Pertama, memastikan solidaritas dan inklusivitas antara seluruh negara dan pemangku kepentingan. Ini menjadi tantangan kita bersama, belum pernah terjadi sebelumnya. Forum Air Dunia ke-10 harus mendorong upaya inovatif untuk menjamin keberlanjutan sektor air,” kata Mendagri saat memimpin Ministerial Meeting pada The 10th World Water Forum (WWF) atau Forum Air Sedunia ke-10 hari pertama di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Bali, Senin (20/5/2024).
Pertemuan ini merupakan salah satu sesi dalam WWF ke-10. Sebagai Chair dalam Ministerial Meeting, Mendagri didampingi oleh co-Chair Professor Ben Braga, yang merupakan Presiden World Water Council (WWC) sebelumnya.
Poin penting kedua yang disinggung Mendagri adalah membangun sinergi dalam berbagai proses yang terkait dengan pengelolaan air. Dalam Forum Air Dunia ke-10 ini, ia meminta keterlibatan seluruh pihak, mulai dari tingkat internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tingkat regional, nasional, bahkan hingga tingkat lokal.
Water for Shared Prosperity
Ketiga, mengarahkan komitmen politik yang membawa hasil nyata. Pemerintah perlu menjalankan apa yang diucapkan, dan mengubah diskusi menjadi tindakan.
"Pembuatan kebijakan yang efektif dan komitmen jangka panjang terhadap solusi air akan menentukan keberhasilan pembahasan kita saat ini dan seterusnya,” ungkapnya.
Mendagri dalam kesempatan itu memberikan waktu sekitar 3 menit kepada peserta Ministerial Meeting untuk menyampaikan pernyataan mewakili negara atau organisasi masing-masing terkait tema besar WWF, yaitu "Air untuk Kemakmuran Bersama" (Water for Shared Prosperity).
“Para delegasi diminta dengan hormat untuk menyampaikan pernyataan dalam waktu yang ditentukan, yaitu 3 menit,” tandas Mendagri memandu jalannya forum.
Sesi Ministerial Meeting pada hari pertama diisi dengan serangkaian pernyataan dari berbagai negara peserta, di antaranya: Kenya, Namibia, Tanzania, Arabi Saudi, Cina, Finlandia, Brunei Darussalam, Iran, Mesir, Aljazair, Hungaria, Turkiye, dan Polandia. Selain itu, perwakilan dari organisasi internasional seperti UNESCO dan UNDP juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangan mengenai isu air di dunia.
Advertisement
Ministerial Declaration
Selanjutnya sesi kedua pada Selasa (21/5/2024) delegasi negara lainnya dijadwalkan akan menyampaikan country statement bersama dengan berbagai organisasi internasional yang telah hadir. Forum ini akan menghasilkan Ministerial Declaration sebagai output utama yang disertai dengan concrete deliverables (projects, initiatives, joint actions).
Dalam proses penyusunan Ministerial Declaration tersebut, Indonesia menyampaikan 3 (tiga) usulan, yaitu pendirian Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE); pengarusutamaan Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands; dan penetapan World Lake Day.
Sebagai informasi, WWF ke-10 digelar di Bali pada tanggal 18 hingga 25 Mei 2024. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (20/5/2024) dan dihadiri oleh jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, serta tamu-tamu istimewa seperti CEO Tesla Elon Musk, Head of The Government of the Kingdom Morocco H. E. MR. Aziz Akhannouch, dan Presiden WWC Loïc Fauchon.
(*)