Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkap isi pembahasan saat bertemu dengan Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum di Bali, Minggu 19 Mei 2204.
Jokowi menyebut dirinya dan Puan Maharani tidak membahas soal rencana pertemuan dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga
"Dengan Mbak Puan? Enggak ada (bahas soal pertemuan dengan Megawati)," kata Jokowi di Lapangan Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5/2024).
Advertisement
Jokowi mengatakan hanya membahas soal masalah air. Sebab, keduanya sedang berada acara di KTT WWF ke-10 yang berbicara soal air dan lingkungan.
"Yang diobrolkan ya masalah air. Namanya di World Water Forum," ujarnya.
Dia pun tampak semringah saat bertemu dengan Puan. Jokowi menuturkan hubungan dirinya dan Puan terjalin akrab dan baik sejak lama.
"Sudah lama sekali saya akrab dan baik dengan Mbak Puan," ucap Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyambut kedatangan delegasi dan tamu undangam yang hadir dalam jamuan santap malam atau gala dinner Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum (WWF) ke-10 di Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali, Minggu malam 19 Mei 2024. Salah satu tamu yang hadir yakni, Ketua DPR RI Puan Maharani.
Jokowi pun tampak menyambut langsung kedatangan Puan. Putri dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri itu mengenakan kebaya berwarna putih. Puan menjadi tamu undangan terakhir yang datang.
Keduanya lalu bersalaman dan melemparkan senyum. Setelah itu, Jokowi dan Puan melakukan sesi foto bersama.
Jokowi dan Puan Berjalan Beriringan
Kemudian, Jokowi dan Ketua DPP PDIP itu berjalan beriringan menuju lokasi utama jamuan santap malam. Kedunya terlihat berbincang dan tersenyum saat berjalan menuju ke lokasi jamuan santap malam.
Di sana, sudah ada kepala negara, delegasi, tamu undangan, hingga menteri kabinet Indonesia Maju yang sudah hadir. Jokowi pun memberikan sambutan pembuka gala dinner.
"Please enjoy your dinner and the performance from Indonesia. Thank you," ucap Jokowi.
Hubungan Jokowi dan PDIP saat ini memanas karena Pilpres 2024. Hal ini dikarenakan Jokowi dianggap mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Sementara itu, PDIP sendiri mengusung kadernya, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md pada Pilpres 2024. Puncaknya, Jokowi dianggap bukan lagi bagian dari kader oleh PDIP.
"Ah orang sudah di sebelah sana bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDI Perjuangan, yang benar saja," ujar Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun di Kantor DPP PDIP, Senin, (22/4/2024).
Tak hanya itu, Jokowi juga tak diundang dalam ke Rakernas V yang akan digelar di Ancol, Jakarta Pusat pada 24 sampai 26 Mei 2024.
Advertisement
Jokowi Respons soal Tak Diundang ke Rakernas V PDIP
Presiden Joko Widodo atau Jokowi merespons soal dirinya tidak diundang ke Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDI Perjuangan (PDIP) yang akan digelar pada 24-26 Mei 2024. Jokowi meminta agar hal tersebut ditanyakan ke PDIP selaku pengundang.
"Ditanyakan ke pengundang, jangan ke saya," kata Jokowi di Lapangan Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa (21/5/2024).
DPP PDIP menggelar acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V pada 24-26 Mei 2024. Rakernas yang akan digelar di Beach City Internasional Ancol, Jakarta, itu bertema Satya Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang.
"Sub temanya Kekuatan Persatuan Rakyat, Jalan Kebenaran Yang Berjaya,” kata SC Rakernas V PDIP, Djarot Syaiful Hidayat di Kantor DPP PDIP, Kamis (16/5/2024).
Rakernas itu akan diikuti oleh fungsionaris DPP partai, hingga tiga pilar partai. Ia memastikan tak akan ada undangan ke Presiden Jokowi dan Wapres Ma’ruf Amin.
"Yang jelas presiden dan wakil presiden tidak diundang. Kenapa? Karena beliau sedang sibuk dan menyibukkan diri. Jadi ini hanya untuk internal PDIP dan pesertanya internal PDIP gitu ya," kata Djarot.
Menurut Djarot, rakernas kali ini diadakan di tengah-tengah keprihatinan atas kondisi sisi gelap kekuasaan dan manipulasi hukum.
"Juga penggunaan sumber daya negara dan alat-alat negara serta berbagai upaya lain yang mengerdilkan demokrasi. yang sering disebut beberapa pengamat sedang memasuki kegelapan demokrasi," kata dia.