Liputan6.com, Jakarta - Direktur CV Mandiri Selaras Budi, Fajar Novianasyah mengaku dirinya sempat diminta untuk merenovasi rumah pribadi milik eks Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL). Tidak hanya itu, dia bahkan sempat diminta untuk memasang AC di rumah anak SYL.
Fajar yang merupakan vendor dari Kementrian Pertanian (Kementan) dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan perkara gratifikasi dan pemerasan SYL, Rabu (22/5/2024). Awal permintaan renovasi rumah SYL tersebut dimintai kepadanya pada 2020 oleh Dirjen Alat dan Mesin Pertanian, Muhammad Hatta.
Baca Juga
"Okey jadi 2020, pak Hatta udah minta pada Saudara untuk merenovasi hal yang pribadi dari Menteri?," tanya jaksa.
Advertisement
"Siap," ujar Fajar yang membenarkan.
"Rumah, kamarnya, bahkan mengadakan meja makan kalau di sini (BAP)?," tanya jaksa.
"Iya, dari awal Pak Menteri menjabat," ucap Fajar.
Awal mula CV Selaras Budi akhirnya dapat menjadi salah satu vendor di Kementan bermula dari permintaan untuk memasang pengharum ruangan. Hingga akhirnya berjalan terus menerus dan diminta untuk melakukan renovasi.
"Saya peringatkan ya, di sini saksi pernah melalui CV Maksima, pekerjaan renovasi rumah dinas di Wichan (Widya Chandra) yang katanya enggak jadi, tapi jadinya kapan?," tanya Jaksa.
"Tidak terlaksana," ujar Fajar.
"Oh, terus kenapa saksi beri tahu pekerjaan tersebut nggak ada?," tanya Jaksa.
"Karena Corona," ungkap saksi.
Hingga akhirnya ada permintaan lain yang menjadi kepentingan pribadi eks Gubernur Sulawesi Selatan itu diantaranya adalah memasang AC SYL dan anaknya, Indira Chuanda Thita Syahrul.
"Kemudian pemasangan 5 AC rumah di Limo. Itu di Limo tahu Limo itu di mana?," tanya Jaksa.
"Siap, di Permata Hijau," kata Fajar.
"Itu rumahnya siapa?," tanya Jaksa.
"Rumah pribadi Pak SYL," sebut saksi
"Lima buah Ac di rumah ya?," tanya jaksa.
"Siap," Fajar membenarkan.
"Kemudian 1 buah Ac milik Bu Thita, pernah juga?," tanya Jaksa.
"Siap, Lebak Bulus," sebut Fajar.
Fajar mengaku untuk permintaan pemasangan AC di rumah Thita karena ada perintah dari mantan Subkoordinator Pemeliharaan Biro Umum dan Pengadaan Kementerian Pertanian (Kementan), Gempur Aditya. Hingga akhirnya untuk semua pembayaran tersebut ditanggung oleh Kementan.
"Pak Gempur minta pasang. Pembayarannya lewat Pak Gempur?," tanya Jaksa.
"Siap. Di-SPJ-kan," kata Fajar.
Â
Dirjen di Kementan Bayar Kebutuhan SYL
Protokol Menteri Pertanian, Rininta Octarini menceritakan, mantan atasannya, Syahrul Yasin Limpo (SYL) secara terang-terangan menunjuk sejumlah Direktur Jendral (Dirjen) di Kementan untuk membayar kebutuhan pribadinya.
Rini menceritakan SYL berpesan kedirinya untuk dibelikan parfum, atau handphone, kacamata, dan pernah minta dibuatkan pin menteri dari emas. Permainan barang-barang pribadi itu telah terjadi sejak 2022.
Untuk pelbagai kebutuhan pribadi SYL, Rini mengaku selalu berkoordinasi dengan ADC atasannya, Panji Harjanto dan juga beberapa eselon I.
"Di jawaban saudara di poin 8 ada disebutkan Handphone Samsung Jet 4 tahun 2023 yang bayar kepala biro umum Kementan saudara Sukim betul?," tanya Jaksa yang membacakan BAP Rini di ruang sidang PN Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
"Iya betul," jawab Rini.
"Kemudian iPad tahun 2022 yang bayar dari badan Litbang Kementan saudara Deni Ramadani. Yang bayar ini siapa yang suruh bayar ini?," tanya lagi Jaksa.
"Ada beberapa yang ketika pak menteri minta disiapkan barang-barang tertentu, saya akan berkoordinasi dengan mas panji, nanti mas panji yang akan menghubungi eselon 1 atau biro umum yang akan diminta menyiapkan barang," jelas Rini.
Advertisement
Tunjuk Langsung oleh SYL
Rini kemudian menyebut, beberapa Dirjen yang ditunjuk langsung oleh SYL yang untuk dibayarkan tagihannya.
"Salah satunya ketika pak menteri minta disiapkan iPad, waktu itu bapak menyampaikan mintakan ke Litbang," ungkap Rini.
"Langsung ditunjuk oleh SYL?," tanya Jaksa.
"Iya betul," saut Rini.
"Lainnya?," lanjut tanya Jaksa.
"Seingat saya ada permintaan parfum," ucap Rini.
"Yang bayar?," tanya Jaksa.
"PSP (Prasarana dan Sarana Pertanian)," sebut saksi.
Rini menyebut untuk pembelian parfum sempat beberapa kali diserahkan ke eks Dirjen PSP Ali Jamil. Sementara ada juga untuk pembelian handphone iPhone kepada Biro SDM Kementan.
Namun Rini tidak tahu harga pembelian handphone tersebut.
Â
Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com