Liputan6.com, Jakarta - Kuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo (SYL), Djamaludin Koedoeboen mengatakan bahwa kliennya menjadikan biduan Nayunda Nabila sebagai tenaga honorer di Kementerian Pertanian (Kementan) atas permintaan Sekjen Kementan Kasdi Subagyono.
"(Permohonan) Pak Kasdi, supaya (Nayunda) jadi tenaga honorer," ungkap Djamaluddin saat kepada wartawan, Jumat (24/5/2024).
Baca Juga
Djamaludin mengatakan, SYL kenal dengan Nayunda karena dikenalkan oleh Kasdi. Saat menghibur di acara Kementan, Nayunda juga sudah menjadi tenaga honorer.
Advertisement
"Kenapa dengan range segitu karena memang dia adalah bagian dari Kementan. Tapi Kementan pada perspektif yang lain menghargai profesional dia (Nayunda) tapi pada sisi yang lain karena dia merasa bagian dari Kementan sehingga nilai itu beberapa kali itu diberikan Kementan," jelas Djamaluddin.
Selain itu, dia juga membantah bayaran yang diberikan kepada Nayunda untuk menghibur acara di Kementan mencapai ratusan juta.
"Karena itulah dulu pernah mengemuka di media itu bahwa seolah beliau (Nayunda) dibayar Rp 50-100 juta. Enggak, kan cuman Rp 20 jutaan saja," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, SYL mengangkat biduan dangdut Nayunda Nabila sebagai pegawai honorer di Kementerian Pertanian (Kementan) dengan gaji Rp4,3 juta per bulan. Namun begitu, selama bekerja setahun, dia terpantau hanya masuk dua kali.
Hal itu disampaikan Sekretaris Badan Karantina Kementan Wisnu Haryana yang hadir sebagai saksi dalam persidangan kasus korupsi dengan terdakwa SYL di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).
“Saksi tahu yang bernama ada pegawai Kementan honorer yang juga dititipkan oleh Pak Yasin Limpo maupun keluarganya di Kementan?,” tanya jaksa.
“Oh, ada Pak,” jawab Wisnu.
“Siapa?,” sahut jaksa.
“Kalau enggak salah atas nama Nayunda pada waktu itu,” ujar dia.
“Ini siapa? Kok bisa? Bagaimana ceritanya?,” tanya jaksa lagi.
“Pada waktu itu arahan dari Gedung A juga, Pak Karo kalau tidak salah bahwa si Nayunda ini akan menjadi asistennya Ibu Thita (anak SYL) begitu, sehingga honornya dititipkan di Karantina,” beber Wisnu.
Sementara diketahui, putri Syahrul Yasin Limpo bernama Indira Chunda Thita merupakan anggota DPR Fraksi NasDem dan tidak bekerja di Kementan. Whisnu pun mengaku awalnya tidak mengetahui sosok Nayunda.
“Pada waktu di Karantina kita tidak tahu Pak. Baru belakangan kita tahu itu setelah belakangan, karena Nayunda ini pada waktu itu di Karantina, hanya kita, hanya sekitar satu tahun kita menghonor karena memang tidak pernah ke kantor terus tahun berikutnya sudah kita hentikan Pak,” ungkapnya.
Digaji dari Honor Tenaga Kontrak
Jaksa pun mempertanyakan asal gaji Nayunda yang ternyata berasal dari honor tenaga kontrak. Setiap bulannya, Nayunda menerima uang yang langsung ditransfer melalui rekening bank.
“Kalau honornya per bulan itu Rp4,3 juta,” kata Wisnu.
Hal janggal lainnya yang diulas yakni bagaimana seorang asisten dapat digaji Kementan, sementara majikannya tidak bekerja pada instansi tersebut. Menurut Whisnu, itu merupakan arahan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Ali Jamil.
“Pada faktanya dia masuk tidak ke kantor itu?” tanya jaksa.
“Pernah masuk Pak. Pernah masuk. Dua kali kalau enggak salah. Pernah masuk dua kali,” ujar Wisnu.
“Memang itu hanya berlangsung satu tahun karena dia, beliau tidak pernah ada di kantor, terus memang saya perintahkan untuk oh tidak bisa, kita tidak bisa, kita tidak bisa honor. Kita hentikan. Sudah kita hentikan,” sambungnya.
Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka
Advertisement