Sukses

Gempa M 6,2 Guncang Sinabang Aceh, Mensos Risma Pantau Langsung Dampaknya

Mensos Risma memantau langsung dampak gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Sinabang, Kabupaten Simeulue, Aceh. Saat gempa terjadi, Risma tengah berada di wilayah Kabupaten Aceh Utara.

Liputan6.com, Aceh - Gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Sinabang, Kabupaten Simeulue, Aceh menjadi perhatian Kementerian Sosial (Kemensos). Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan, pihaknya terus melakukan monitoring dampak dari gempa tersebut.

Mensos Risma mengaku tidak terlalu khawatir terhadap dampak yang ditimbulkan lantaran pusat gempa Sinabang, Aceh berada di laut.

"Ini laporannya posisinya di laut, jadi makanya aku enggak terlalu khawatir karena kalau di laut itu pengaruhnya tidak terlalu tinggi," ujar Risma saat ditemui usai peringatan HUT ke- 20 Tagana di halaman Kantor Bupati Aceh Utara, Aceh, Selasa (28/5/2024) malam.

Risma menjelaskan, Kemensos telah memiliki alat yang dapat digunakan apabila terjadi bencana, salah satunya untuk memantau dampak gempa yang terjadi di Kabupaten Simeulue, Aceh ini. Menurutnya, apabila gempa terjadi di daratan maka akan berdampak lebih besar.

"Posisinya di laut sehingga InsyaAllah tidak ada apa-apa kalau di laut, tapi kalau di darat itu yang saya khawatir, karena kalau di darat memang efeknya cukup tinggi," ucap Mensos Risma.

Risma masih menunggu laporan terbaru dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kemensos terkait dampak yang ditimbulkan akibat gempa Sinabang tersebut. Pihaknya juga telah menyiapkan bantuan untuk warga terdampak.

"Jadi ini kita cek masuk jam 20.48 WIB, kita dapat berita feedback-nya sekitar jam berapa ya, gitu, jadi kita ada fotonya," ucap Risma.

 

2 dari 3 halaman

Dampaknya Diperkirakan Tak Terlalu Besar

Risma mengakui telah menerima foto berupa kondisi gempa yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, salah satunya di kecamatan Arso, Papua. Namun terkait gempa Sinabang, Risma menegaskan belum ada laporan dampak yang besar dari lindu tersebut.

"Tidak, dampaknya enggak terlalu itu ya dampaknya, apalagi ini 12 kilometer," kata Risma.

Risma membandingkan gempa di laut dengan gempa Cianjur yang berpusat di daratan beberapa waktu lalu. Meskipun gempa Cianjur berkekuatan magnitudo 5,6, namun dampaknya besar, ditambah ada gempa susulan.

"Dia (Cianjur) impact-nya cukup gede. Ini kan lebih gede (kekuatannya) yang Simeulue, tapi karena di laut, selama ini pengalaman saya ya, kalau di laut enggak terlalu itu impact-nya. Tapi nanti kita cek lagi," tutur Risma menandaskan.

Sebelumnya, Gempa Magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Sinabang Aceh atau tepatnya di pantai barat Simeulue, Aceh, Selasa malam (28/5/2024), pukul 18.52.40 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa Aceh ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,9.

 

3 dari 3 halaman

Gempa Sinabang Tak Berpotensi Tsunami

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, episenter gempa terletak pada koordinat 2,78° LU ; 95,57° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 95 Km arah barat laut Sinabang-Aceh pada kedalaman 22 km.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," kata Daryono.

Gempa ini berdampak dan dirasakan di daerah Nagan Raya, Aceh Barat, Simeulue dengan skala intensitas IV MMI, daerah Aceh Barat Daya, Aceh Selatan dengan skala intensitas III MMI, dan daerah Banda Aceh, Aceh Besar, Bireun, Aceh Tengah, Gayolues dan Bener Meriah dengan skala intensitas II MMI).

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami," katanya.

Hingga pukul 19.15 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock). Meski begitu warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.