Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengapresiasi sikap tiga negara Eropa, yaitu Spanyol, Irlandia dan Norwegia yang mendukung kemerdekaan Palestina. Pengakuan negara-negara Eropa tersebut menjadi pemantik wujudkan perdamaian di Palestina.
“Saya dan segenap warga bangsa ini tentu mendukung dan mengapresiasi sikap 3 negara Eropa untuk (mengakui negara) Palestina. Dengan begitu potensi damai di sana menjadi semakin terbuka lebar,” kata Cak Imin di Jakarta, Kamis (30/5/2024).
Baca Juga
Cak Imin menilai konflik antara Israel dan Palestina sudah melampaui batas kemanusiaan. Ia pun mendorong konflik tersebut segera diakhiri.
Advertisement
“Saya kira tidak ada satupun negara maupun agama yang mau melegalkan konflik, tidak ada. Apalagi sampai melampaui batas kemanusiaan seperti di Gaza. Momentum dukungan ini seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik untuk mengakhiri konflik,” tegas Cak Imin.
Cak Imin juga mengapresiasi sikap pemerintah Indonesia yang tidak henti mendorong negara-negara lain untuk mengakui negara Palestina.
“Kita tahu Indonesia ini kan salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina, kalau di ASEAN, masih ada dua negara lagi yang belum mengakui, yaitu Singapura dan Myanmar. Saya harap dua negara ini bisa segera mengikuti Indonesia dan negara lain di ASEAN untuk juga mengakui Palestina,” tutur Cak Imin.
Dengan pengakuan ketiga negara ini, total ada 11 negara Eropa yang telah mengakui kemerdekaan Palestina. Yaitu Swedia, Siprus, Hungaria, Republik Ceko, Polandia, Slovakia, Romania, dan Bulgaria merupakan delapan dari 27 negara Uni Eropa yang telah mengakui Palestina sebelum Irlandia, Spanyol, dan Norwegia.
Selain negara-negara Eropa, sejumlah negara lain juga sudah memberikan pengakuannya atas kemerdekaan Palestina. Total ada 143 negara, termasuk negara-negara Eropa, yang telah mengakui Palestina.
Spanyol, Norwegia, dan Irlandia Resmi Akui Negara Palestina
Spanyol, Norwegia, dan Irlandia pada hari Selasa (28/5/2024) secara resmi mengakui Negara Palestina melalui langkah terkoordinasi.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi dari Madrid, Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez seperti dilansir AP, Rabu (29/5/2024) mengatakan, "Ini adalah keputusan bersejarah yang memiliki satu tujuan, yaitu membantu Israel dan Palestina mencapai perdamaian."
Irlandia dan Norwegia segera bergabung dengan Spanyol dalam meresmikan keputusan yang telah mereka umumkan bersama pada pekan sebelumnya.
Bendera Palestina pun dikibarkan di Dublin di luar Leinster House, gedung parlemen Irlandia.
"Saya harap (ini) memberikan pesan harapan kepada rakyat Palestina bahwa – di saat-saat tergelap ini – Irlandia mendukung mereka," tutur PM Irlandia Simon Harris di hadapan anggota parlemen Irlandia setelah kabinetnya secara resmi menandatangani keputusan pengakuan Negara Palestina.
"Tidak cukup lagi hanya mengutuk ... Kita harus berada di sisi yang benar dalam sejarah."
Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide menyatakan, "Selama lebih dari 30 tahun, Norwegia telah menjadi salah satu pendukung terkuat Negara Palestina. Hari ini, ketika Norwegia secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara, merupakan sebuah tonggak sejarah dalam hubungan antara Norwegia dan Palestina."
Menyusul pengakuan Spanyol dan Irlandia, dua anggota Uni Eropa, hubungan antara blok itu dengan Israel menjadi sorotan. Sikap tegas Spanyol terang-terangan terukur pada Senin (27/5), saat mereka mendesak Uni Eropa mengambil tindakan terhadap Israel atas serangan mematikan yang terus berlanjut di Jalur Gaza.
Sikap serupa ditunjukkan oleh Irlandia. PM Harris pada Selasa bersikeras bahwa Uni Eropa harus mempertimbangkan sanksi ekonomi terhadap Israel.
"Eropa bisa melakukan lebih banyak lagi," tegasnya.
Norwegia bukan anggota Uni Eropa, namun negara ini sering menyelaraskan kebijakan luar negerinya dengan blok tersebut. Mereka telah menyerahkan dokumen diplomatik kepada pemerintah Palestina pada akhir pekan sebelum secara resmi mengakuinya.
Advertisement
Spanyol Akui Palestina tapi Tolak Hamas
Dalam pidatonya pada hari Selasa, PM Sanchez juga menggarisbawahi, "Pengakuan Negara Palestina adalah keputusan yang tidak kami ambil untuk melawan siapa pun, apalagi terhadap Israel ... yang ingin kami jalin hubungan baik."
Sanchez telah menghabiskan waktu berbulan-bulan berkeliling negara-negara Eropa dan Timur Tengah, termasuk singgah di Oslo dan Dublin, untuk menggalang dukungan bagi pengakuan Negara Palestina. Dia menyerukan gencatan senjata permanen, meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, dan pembebasan sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
Menteri Luar Negeri Spanyol Jose Manuel Albares dilaporkan akan bertemu dengan perwakilan sekelompok negara Timur Tengah yang bersekutu dengan Amerika Serikat (AS) di ibu kota Spanyol pada hari Rabu. Pertemuan yang sama disebut turut dihadiri PM Palestina Mohammad Mustafa, PM Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan para menteri luar negeri Arab Saudi, Turki, dan Yordania.
Sanchez menjelaskan bahwa niatnya adalah untuk mendukung Otoritas Palestina yang terkepung, yang kehilangan kendali politik efektif atas Jalur Gaza ke tangan Hamas. Dia memaparkan visinya untuk sebuah negara yang diperintah oleh Otoritas Palestina yang harus menghubungkan Tepi Barat dan Jalur Gaza melalui sebuah koridor dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Otoritas Palestina yang didukung Barat mengelola sebagian Tepi Barat yang diduduki Israel, bekerja sama dengan Israel dalam masalah keamanan, dan mendukung solusi dua negara yang dinegosiasikan. Pasukannya diusir dari Jalur Gaza oleh Hamas ketika militan tersebut merebut kekuasaan di sana pada tahun 2007.
Palestina telah lama menginginkan negara merdeka, yang mencakup Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur, wilayah yang direbut Israel dalam Perang Tahun 1967. Gagasan tentang koridor darat yang menghubungkan Jalur Gaza dan Tepi Barat melalui Israel telah dibahas dalam putaran perundingan perdamaian sebelumnya, namun tidak ada perundingan perdamaian yang serius atau substantif yang telah dilakukan selama lebih dari 15 tahun.
"Kami tidak akan mengakui perubahan pada garis perbatasan tahun 1967 selain yang disepakati oleh para pihak," tambah Sanchez.
"Lebih jauh lagi, keputusan ini mencerminkan penolakan mutlak kami terhadap Hamas, sebuah organisasi teroris yang menentang solusi dua negara. Sejak awal, Spanyol mengutuk keras serangan teroris pada 7 Oktober 2023. Kecaman yang jelas ini merupakan ekspresi tegas dari komitmen teguh kami dalam memerangi terorisme. Saya ingin menggarisbawahi bahwa mulai besok, kami akan memfokuskan semua upaya kami untuk menerapkan solusi dua negara dan mewujudkannya."
Slovenia dan Finlandia Menyusul?
Meski sekitar 140 negara telah mengakui negara Palestina – lebih dari dua per tiga negara yang tergabung dalam PBB – namun, dari jumlah itu tidak ada negara besar di Barat. Dan kini, langkah yang dilakukan Spanyol, Norwegia, dan Irlandia dinilai akan memberikan tekanan kepada negara-negara besar Uni Eropa, seperti Prancis dan Jerman, untuk mempertimbangkan kembali posisi mereka.
Di lain sisi, sejumlah negara memberikan sinyal akan menyusul Langkah Spanyol, Norwegia, dan Irlandia.
PM Robert Golob dari Slovenia mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintahannya akan memutuskan pengakuan Negara Palestina pada hari Kamis dan meneruskan keputusan tersebut ke parlemen untuk persetujuan akhir.
Stasiun penyiaran negara Finlandia, YLE, pada hari Selasa mengutip pernyataan Presiden Alexander Stubb yang mengatakan bahwa negara Nordik itu juga akan mengakui Negara Palestina di masa depan.
AS dan Inggris, antara lain, mendukung gagasan Negara Palestina merdeka bersama Israel. Namun, mereka mengatakan hal itu harus dilakukan sebagai bagian dari penyelesaian yang dinegosiasikan.
Sementara itu, pemerintah Irlandia mengatakan akan menunjuk seorang duta besar dan mendirikan kedutaan penuh di Ramallah. Norwegia akan meningkatkan kantor diplomatiknya di Tepi Barat menjadi kedutaan besar. Spanyol mengatakan untuk saat ini, mereka akan mempertahankan konsulatnya di Yerusalem, meskipun Israel mengatakan bahwa konsulat tersebut tidak akan diizinkan untuk melayani warga Palestina.
Menteri Luar Negeri Norwegia Barth Eide menambahkan pada hari Selasa bahwa sangat disesalkan pemerintah Israel tidak menunjukkan tanda-tanda keterlibatan secara konstruktif.
"Pengakuan tersebut merupakan ekspresi dukungan yang kuat terhadap kekuatan moderat di kedua negara," imbuh Eide.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, dengan cepat mengecam Spanyol usai pengakuan Negara Palestina. Dia mengatakan pemerintahan Sanchez terlibat dalam hasutan genosida terhadap orang Yahudi dan kejahatan perang.
Advertisement