Liputan6.com, Jakarta Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri dengan bersemangat singgah ke kantor DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kabupaten Ende dan menyapa ratusan kader yang sudah menunggu dengan antusias.
Megawati Soekarnoputri menyempatkan menyapa ratusan kader PDIP yang tengah berkumpul di Kantor DPC PDIP Kabupaten Ende di Jalan Eltari, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6/2024).
Baca Juga
Kunjungan Megawati menyapa kader PDIP di Kantor DPC PDIP Kabupatan Ende ini sekaligus menegaskan kondisi Putri Bung Karno ini masih dalam keadahan sehat.
Advertisement
Megawati sempat dikabarkan tidak dalam kondisi sehat dan berhalangan hadir dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Kabupaten Ende, pagi tadi. Megawati memilih untuk beristirahat.
Usai itu, ia melanjutkan perjalanan dan berniat berangkat melalui Bandara H.Hasan Aroeboesman.
Sementara di kantor DPC PDIP Kabupaten Ende, seusai upacara Harlah Pancasila, tampak ramai dengan kader yang berkumpul. Sekitar pukul 13.10 WITA, salah seorang pengurus menginformasikan jika Megawati beserta rombongan akan berkunjung dan menyapa para kader.
"Ibu Mega sedang perjalanan ke sini," ucap salah satu pengurus kader PDIP, dikutip dari keterangan tertulis.
Begitu antusiasnya para kader, mereka pun keluar gedung Kantor DPC untuk menunggu Megawati di pinggir jalan raya.
Mereka langsung menyiapkan ponsel untuk memfoto momen perjumpaan dengan Ketua Dewan Pengawah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.Tak berselang lama, iring-iringan kendaraan Megawati dan rombongan pun mulai mendekat ke kantor DPC PDIP Kabupaten Ende.
Â
Bersalaman
Mobil berwarna putih yang ditumpangi Megawati bersama Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan Menteri PPPA Bintang Puspayoga pun tertahan di depan Kantor DPC. Para kader pun berebut untuk bersalaman dan berfoto dengan Megawati.
Dari dalam mobil, Megawati membuka kaca dan menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan para kader-kadernya.
Megawati juga tampak terus meladeni salam dari para kader PDIP sambil terus melempar senyumnya.
Rupanya, kehadiran Megawati itu tak hanya disambut oleh para kader PDIP. Sejumlah masyarakat yang tinggal dekat dengan Kantor DPC PDIP Kabupaten Ende juga tampak antusias ingin melihat langsung Megawati dari dekat.
Selama kurang lebih 5 menit menyapa para kadernya, selanjutnya Megawati bertolak menuju Bandara H. Hasan Aroeboesman untuk meninggalkan Kabupaten Ende.
Advertisement
Megawati di Hari Lahir Pancasila: Pemimpin Berjuang Bukan untuk Kepentingan Pribadi
Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri, menyebut pemimpin seharusnya berjuang demi kepentingan bangsa dan menjadi suri tauladan bagi rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi.
Megawati menyampaikan demikian dalam amanat yang dibacakan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat Upacara Bendera Hari Lahir Pancasila di Lapangan Pancasila, Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6/2024).
Awalnya, Megawati bercerita Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno menghadapi tantangan berat demi memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
"Api perjuangan Bung Karno inilah yang kita temukan di Ende. Sebab di tempat inilah Bung Karno menghadapi tantangan perjuangan. Situasinya sungguh sangat berat. Beliau sendiri mengatakan, kalau di Sukamiskin tubuhku di penjara, di Flores ini semangatku di penjara. Aku diasingkan dari manusia, dan diriku bagaikan seekor burung elang yang dipotong sayapnya," kata Megawati dalam amanat yang dibacakan Hasto, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (1/6/2024).
Dia melanjutkan Bung Karno selama masa pengasingan sempat ditawarkan seorang stoker untuk keluar secara diam-diam dari masa pengasingan di Ende.
Namun, Bung Karno menolak tawaran dan memilih tetap di Ende karena ingin menunjukkan bahwa seorang pemimpin juga menderita dalam memperjuangkan cita-cita.
"Bung Karno menolak dan mengatakan, itu bukan cara Bung Karno, kabur dari tempat pembuangan. Oleh rakyat, aku dianggap sebagai lambang dari perjuangan kemerdekaan. Dengan tetap tinggal di tempat ini, rakyat dapat menilai, bagaimana pemimpin mereka juga menderita untuk cita-cita. Lebih baik bagi Soekarno untuk tetap berada di tempat ini, sebagai pengorbanan dari cita-cita," kata Megawati.