Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama terus berkomitmen menyediakam pelayanan maksimal bagi jemaah haji kategori lanjut usia (lansia). Tak hanya soal akomodasi, transportasi, kesehatan, bimbingan ibadah, dan petugas khusus, namun juga penyediaan katering khusus sesuai kebutuhan lansia.
Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda mengatakan, menu makan lansia dimasak dan disajikan secara khusus setiap dapur katering.
Baca Juga
"Selain tekstur nasi yang lebih lembut mirip bubur, rasa masakan juga tidak pedas. Buah-buahan yang disajikan pun disesuaikan agar lansia lebih mudah mengonsumsinya," jelas Widi dikutip dari siaran persnya, Sabtu (1/9/2024).
Advertisement
Dia pun meminta para ketua Kelompok Terbang (kloter) melaporkan data jumlah lansia di setiap kloternya agar mereka memperoleh menu khusus tersebut. Widi menyebut data yang dilaporkan untuk memastikan para lansia mendapatkan asupan gizi yang sesuai selama berada di Tanah Suci.
"Data tersebut dilaporkan pada kesempatan pertama setelah mereka tiba di hotel di Makkah kepada petugas pengawas katering yang ada di setiap sektor pemondokan jemaah," jelasnya.
Widi menuturkan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sudah meminta setiap dapur katering untuk menyiapkan menu lansia sesuai dengan kebutuhan yang diajukan. Jumlah menu lansia bahkan memungkinkan hingga 20 persen dari total jemaah dalam satu kloter.
"Penyediaan menu khusus lansia ini merupakan komitmen pemerintah agar jemaah haji lansia dapat menjalankan ibadah dengan lebih nyaman dan tenang," jelas Widi.
Menurut dia, PPIH Arab Saudi memastikan bahwa selama di Tanah Suci, jemaah haji Indonesia mendapat makan sebanyak tiga kali sehari, yaitu makan pagi, siang dan malam.
“Secara keseluruhan, selama di Madinah jemaah mendapat makan 27 kali maksimal dan di Makkah sebanyak 84 kali. Selama berada di Armuzna (Arofah, Mudzdalifah, Mina), jemaah mendapatkan 15 kali makan ditambah satu snack berat untuk di Mudzalifah,” ungkapnya.
“Ada 57 dapur di Makkah dan 21 dapur di Madinah yang menyediakan katering bagi jemaah haji Indonesia,” sambun Widi.
Berdasarkan laporan PPIH Arab Saudi, Jumat, 31 Mei 2024 Pukul 21.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau Sabtu, 01 Juni 2024 Pukul 01.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci berjumlah 146.454 orang yang terbagi dalam 373 kelompok terbang.
Jemaah yang wafat di Tanah Suci hingga saat ini berjumlah 31 orang. Seluruh jemaah wafat akan dibadalhajikan.
Adapun jumlah jemaah haji berusia 65 keatas pada ibadaj haji 2024 ini mencapai 44.795 jemaah. Jumlah ini hampir 21 persen dari total kuota jemaah haji reguler, yaitu 213.320 orang.
Dokumen Ini Harus Dimiliki Jemaah Haji untuk Wukuf di Arafah
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengingatkan jemaah haji yang akan melakukan wukuf di Arafah harus memiliki visa haji.
"Dokumen utama jemaah haji ada dua, yaitu paspor dan visa haji. Bukan visa selain haji. Ini harus diingat oleh para jemaah yang akan melaksanakan haji," ujar Ketua PPIH Arab Saudi Nasrullah Jasam di Jakarta, Kamis 30 Mei 2024.
Selain itu, mulai tahun ini, Arab Saudi membagikan Smart Card. Kartu pintar ini berfungsi saat jemaah akan masuk Arafah.
"Jemaah yang akan masuk Arafah harus punya smart card. Dan untuk punya ini, jemaah harus punya visa haji," kata dia, seperti dikutip dari Kemenag.go.id.
Smart card saat ini smart card mulai diaktivasi oleh petugas Maktab secara bertahap, untuk kemudian dibagikan kepada jemaah. Smart card ini nantinya akan diperiksa ketika jemaah masuk wilayah mashaer (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
Nasrullah yang juga menjabat sebagai Konsul Haji menyampaikan saat ini sedang ada pengetatatan pemeriksaan dokumen jemaah.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh petugas Saudi di berbagai tempat, bisa jadi termasuk di Masjidil Haram dan Nabawi. "Pemeriksaan itu untuk memastikan jemaah yang bersangkutan memiliki visa haji atau tidak," tuturnya.
"Untuk jemaah yang punya dokumen-dokumen yang saya sampaikan tadi, aman," imbuhnya.
Pemeriksaan juga dilakukan di check point masuk kota Makkah. "Pemeriksaan di check point juga diperketat. Petugas memastikan jemaah yang masuk ke Makkah memiliki visa haji dan supir yang membawa jemaah punya izin masuk ke Makkah," jelas Nasrullah.
Advertisement