Sukses

Hari Jamu Nasional, Sido Muncul Gaungkan Semangat Ayo Minum Jamu Bersama 100 Pedagang Jamu

Peringatan Hari Jamu Nasional setiap tanggal 27 Mei lalu menjadi momentum penting bagi masyarakat Indonesia terutama generasi muda untuk melestarikan tradisi minum jamu.

Liputan6.com, Semarang Peringatan Hari Jamu Nasional setiap tanggal 27 Mei lalu menjadi momentum penting bagi masyarakat Indonesia terutama generasi muda untuk melestarikan tradisi minum jamu. 

Seperti diketahui, jamu merupakan obat tradisional berbahan alami dan bagian dari warisan budaya turun-menurun masyarakat Indonesia yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan.

Sebagai kearifan lokal, pengembangan jamu juga dapat mendukung industri ekonomi lokal. Pelestarian jamu makin bermakna karena Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO pada akhir tahun 2023.

Menyambut Hari Jamu Nasional 2024, Sido Muncul menggelar kegiatan "Ayo Minum Jamu" dengan mengundang 100 pedagang jamu ke Pabrik Sido Muncul di kawasan Ungaran, Semarang, Kamis (30/5/2024). 

Para pedagang jamu yang berasal dari berbagai dari seperti Jakarta, Semarang, Solo, dan Yogyakarta mengikuti rangkaian kegiatan peringatan Hari Jamu Nasional bersama Sido Muncul dengan penuh antusias.

Sebelum bersama-sama menggelorakan semangat “Ayo Minum Jamu”, para pedagang jamu diajak berkeliling untuk melihat secara langsung proses produksi produk-produk Sido Muncul yang telah menggunakan teknologi modern. Mulai dari proses pengolahan bahan baku hingga produk yang sudah siap untuk dikemas.

Acara peringatan Hari Jamu Nasional yang dihadiri Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat, Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM Semarang Dra Woro Puji Hastuti, M.Kes, dan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Provinsi Jawa Tengah Stefanus Handoyo Saputro juga diisi dengan kegiatan minum jamu bersama para pedagang sebagai wujud semangat melestarikan tradisi minum jamu

Dalam kesempatan ini, para pedagang jamu mendapatkan penyuluhan dan edukasi mengenai cara memproduksi jamu yang baik dan higienis dari Balai Besar POM Semarang.

Di tengah modernisasi saat ini, Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengaku bersyukur, tradisi minum jamu tetap lestari dan bahkan mendunia, terutama dengan ditetapkannya Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO.

Dalam pelestarian jamu ini, Irwan mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang telah menetapkan tanggal 27 Mei tahun 2008 sebagai hari kebangkitan jamu di Indonesia. Di samping itu, Irwan menyebut pedagang jamu sebagai sosok penting karena masih terus melestarikan tradisi minum jamu.

“Jadi, saya atas nama keluarga besar Sido Muncul dan mewakili para pencinta jamu mengucapkan terima kasih banyak kepada pedagang jamu yang telah mempopulerkan jamu dari gang ke gang, dari jalan ke jalan tanpa kenal lelah. Bahkan, sampai mengajarkan anaknya di generasi setelahnya,” sebutnya.

Irwan mengajak para pedagang jamu untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memperkenalkan jamu kepada masyarakat termasuk para generasi muda. Seperti halnya, Sido Muncul yang memproduksi jamu dengan teknologi modern.

“Sido Muncul sendiri telah memproduksi jamu secara modern. Kami mengembangkan Jamu Lifestyle yang dikemas dalam bentuk lebih praktis untuk dikonsumsi sehingga dapat menarik minat generasi muda untuk ikut melestarikan tradisi minum jamu," ujarnya.

Selain varian jamu siap minum (Ready to Drink) yang dikemas dalam botol seperti Jamu Lifestyle, Sido Muncul memiliki varian produk yang dikemas secara modern dalam bentuk Soft Capsule yang sebelumnya diproduksi dalam bentuk serbuk dan cair, seperti produk Tolak Angin yang awalnya dalam bentuk serbuk, kemudian dikemas dalam bentuk sachet (cair) kemudian dikembangkan kembali dalam bentuk Soft Capsule.

“Meskipun kami memproduksi secara modern, suatu saat kami percaya bahwa para pedagang jamu bisa meng-upgrade dirinya sendiri, mereka akan tetap eksis dan justru semakin berharga,” katanya.

2 dari 4 halaman

Tradisi Minum Jamu Harus Terus Eksis

Meskipun jumlah pedagang jamu berkurang, Irwan percaya para pedagang jamu bisa meng-upgrade diri dan membuat tradisi jamu terus eksis. Ia meminta para pedagang jamu terus mengasah kreativitas dalam berjualan, produksi dengan cara yang baik dan higienis  sehingga jamu semakin maju dan diterima oleh semua kalangan.

“Untuk memajukannya, tentunya pedagang jamu itu harus kreatif, misalnya kebersihan, cara memasarkan. Para pedagang jamu juga harus berani berubah dan berkreasi sehingga jamu akan tetap eksis,” ujar Irwan.

Menurutnya, kehadiran pedagang jamu saat ini akan semakin berharga untuk mendukung gaya hidup sehat masyarakat Indonesia.

“Se-modern apa pun, tradisi minum jamu tidak boleh hilang bahkan suatu hari akan lebih berharga karena para pedagang jamu punya resep sendiri, dan terus semangat berjualan jamu,” jelas Irwan.

3 dari 4 halaman

Tingkatkan Upaya Kesehatan Lewat Jamu

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Provinsi Jawa Tengah, Stefanus Handoyo Saputro berharap seluruh pelaku jamu dapat terus mengembangkan jamu sebagai upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. 

“Dunia telah mengakui budaya jamu sebagai salah satu ekstraksi budaya secara turun temurun dan warisan dari nenek moyang kita. Oleh karena itu, selaku pedagang jamu harus membuat jamu dengan cara yang benar,” ujarnya.

Stefanus Handoyo mengapresiasi kegiatan peringatan Hari Jamu Nasional Bersama Sido Muncul di Semarang dan upaya Sido Muncul yang terus mempopulerkan tradisi minum jamu melalui produk-produknya.

Sementara itu, Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Madya Balai Besar POM Semarang, Dra Woro Puji Hastuti, M.Kes. mengingatkan kepada para pedagang jamu untuk senantiasa membuat produk jamu yang aman dikonsumsi masyarakat.

“Kita semua tetap harus memperhatikan bagaimana membuat jamu yang baik, tidak hanya enak tetapi harus higienis, sehingga jamu tersebut bisa digemari oleh masyarakat,” kata Woro Puji Hastuti.

4 dari 4 halaman

Cerita Pedagang Jamu

Salah satu pedagang jamu yang berasal dari Kampung Jamu Wonolopo, Supriyanto merasa senang dan bangga bahwa jamu masih tetap dilestarikan. 

“Adanya event (Sido Muncul) ini untuk mengenang jasa-jasa orang pendahulu kita yang menciptakan jamu yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh,” ujarnya.

Supriyanto berharap masyarakat semakin percaya dengan jamu. Selain itu, ia juga mengingatkan supaya pedagang jamu mampu menjaga kualitas produknya.

“Karena jamu minuman kesehatan jangan sampai dicampur dengan bahan-bahan yang bisa merusak kesehatan tubuh seperti pemanis buatan, bahan kimia obat, dan lain sebagainya,” ujarnya.

Selain mengundang para pedagang jamu mengunjungi pabrik, Sido Muncul juga membagikan doorprize. Mereka yang beruntung pun mendapatkan berbagai hadiah menarik dari Sido Muncul.

 

(*)