Liputan6.com, Jakarta - Seluruh wilayah Jakarta di awal pekan besok, Senin, 3 Juni 2024, keseluruhannya diprediksi cerah tanpa ada hujan sama sekali. Demikian prakiraan cuaca besok.
Begitu pula di siang hari, cuaca Jakarta juga diprediksi cerah, kecuali Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berawan, seperti dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca Juga
Cuaca Jakarta yang diprakirakan berawan pada malam hari yaitu Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur, sisanya cerah berawan.
Advertisement
Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat langit paginya diprediksi cerah berawan, siang hujan berintensitas sedang, dan malam hari berawan.
Kemudian di Depok, Jawa Barat, diprakirakan bakal cerah berawan di pagi hari, siang hujan ringan, dan malam berawan.
Berbeda di Kota Bogor, Jawa Barat, langit pagi hari diprediksi cerah berawan, siang waspada bakal hujan petir, dan malamnya berawan.
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada skala lokal dan durasi relatif singkat antara menjelang siang hingga sore menjelang malam hari di sebagian wilayah Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten dan Kota Bekasi," papar BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id.
Sementara itu di Kota Tangerang, Banten, diprakirakan pada pagi dan malam berawan, namun siang harinya cerah berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Cerah |  Cerah |  Berawan |
 Jakarta Pusat |  Cerah |  Cerah |  Cerah Berawan |
 Jakarta Selatan |  Cerah |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Jakarta Timur |  Cerah |  Cerah Berawan |  Berawan |
 Jakarta Utara |  Cerah |  Cerah |  Cerah Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Cerah |  Cerah |  Cerah Berawan |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Hujan Sedang |  Berawan |
 Depok |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Kota Bogor |  Cerah Berawan |  Hujan Petir |  Berawan |
 Tangerang |  Berawan |  Cerah Berawan |  Berawan |
BMKG Imbau Waspada, Kekeringan Mulai Melanda Sejumlah Wilayah di Indonesia Juni hingga September 2024
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah Indonesia pada medio Juni hingga September 2024. Â
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, kondisi tersebut ditandai setelah 19 zona persen wilayah Indonesia sudah masuk musim kemarau; mulai dari sebagian Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tim Meteorologi BMKG mengungkapkan sebagian wilayah lain di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara juga akan memasuki musim kemarau dalam tiga dasarian atau 30 hari ke depan.
Hal demikian berdasarkan hasil analisa dari tim BMKG yang didapati bahwa Bali, Jawa dan Nusa Tenggara saat ini sudah mengalami hari tanpa hujan sepanjang 21-30 hari atau lebih panjang dari sebelumnya.
BMKG berkesimpulan dengan demikian kondisi kekeringan saat musim kemarau tahun 2024 ini akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September.
"Sehingga, kesiapsiagaan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah mendesak perlu terus dilakukan karena juga di sebagian wilayah Indonesia lain beberapa waktu ke depan masih mengalami hujan yang berpotensi berdampak pada bencana hidro-meteorologi basah, seperti banjir, banjir bandang, banjir lahar dan longsor," kata dia. Â
Untuk itu, Dwi mengungkapkan, pihaknya sudah melaporkan prakiraan cuaca dan iklim tersebut kepada Presiden Joko Widodo supaya risiko dan dampak yang ditimbulkan dapat diantisipasi dan diminimalisir sekecil mungkin.
Advertisement
Petakan Daerah dengan Potensi Curah Hujan
Tim Meteorologi BMKG telah memetakan daerah dengan potensi curah hujan bulanan sangat rendah dengan kategori kurang dari 50mm per bulan yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mitigasi dan antisipasi dampak kekeringan.
Adapun daerah tersebut meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Bali dan Nusa Tenggara, sebagian Pulau Sulawesi, dan sebagian Maluku dan Papua.
Ia menyebutkan, memperhatikan dinamika atmosfer jangka pendek terkini, masih terdapat jendela waktu yang sangat singkat yang bisa dimanfaatkan secara optimal sebelum memasuki periode pertengahan musim kemarau.
Pihaknya merekomendasikan penerapan teknologi modifikasi cuaca untuk pengisian waduk-waduk di daerah yang berpotensi mengalami kondisi kering saat musim kemarau dan membasahi atau menaikkan muka air tanah pada daerah yang rawan mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ataupun pada lahan gambut perlu dilakukan sejak dini.