Sukses

93 Warga Kota Bogor Diduga Keracunan Massal, 1 Orang Meninggal Dunia

Puluhan warga Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat diduga mengalami keracunan massal usai menyantap makanan di acara haul di wilayah tersebut. Satu orang bahkan dilaporkan meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit.

Liputan6.com, Jakarta - Puluhan warga Kelurahan Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat diduga mengalami keracunan massal usai menyantap makanan haul di wilayah tersebut. Satu orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia usai mengalami gejala serupa.

"Dari total 93 orang, saat ini ada 24 pasien yang masih dirawat, 9 pasien dirawat di rumah sakit dan 15 orang di puskesmas, sebagian lagi sudah pulang," ucap Sekda Kota Bogor, Syarifah Sofiah saat menyambangi pasien keracunan massal di RS Juliana, Selasa (4/6/2024).

Akibat keracunan massal ini, satu orang pasien meninggal dunia pada Senin 3 Juni 2024 saat dalam perawatan di RS Juliana Bogor. Meski begitu, penyebab kematiannya masih dalam penyelidikan.

"Kemarin ada yang meninggal usianya 29 tahun, laki-laki rujukan dari puskesmas dan sedang kita lihat apakah ada faktor keracunan atau punya penyakit penyerta," ungkap Syarifah.

Syarifah mengatakan, seluruh korban dugaan keracunan massal awalnya mengalami gejala diare, muntah, dan sakit perut secara bersamaan.

"Mereka menduga dari bumbu telurnya itu sudah basi. Tapi untuk memastikannya kami masih menunggu hasil lab dari Dinkes," kata Syarifah.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, sebelum mengalami keracunan massal, puluhan pasien tersebut diketahui menyantap makanan haul yang disediakan warga pada Sabtu malam, 1 Juni 2024.

2 dari 2 halaman

Tunggu Hasil Lab Sampel Makanan

Dari hasil penelusuran, makanan yang akan dihidangkan tersebut ternyata sudah diolah sehari sebelumnya.

"Jadi hari Minggu kami belum dapat laporan, Puskesmas juga belum dapat pasien. Baru dapat laporan kasus ini hari Senin pagi dan ada hampir 50 orang datang bersamaan ke Puskesmas Cipaku, rupanya dari hasil analisis wawancara mempunyai riwayat yang sama makan di acara haul," ucap Sri.

Untuk memastikan penyebab keracunan massal, pihaknya sedang menunggu hasil sampel makanan yang sedang diuji laboratorium.

"Kami sudah mengirim ke laboratorium untuk mencari tahu penyebabnya. Dugaannya memang dari sumber makanan yang sama di acara haul," ungkap Sri.

Namun begitu, ia belum bisa memastikan jenis makanan yang menjadi penyebab puluhan warga ini keracunan.

"Ini baru bisa terungkap setelah hasil uji laboratorium sudah keluar," tandasnya.