Sukses

Temui Jokowi, MRP Minta Istana Negara Dibagun di Papua

Presiden Jokowi menyambut baik usulan tokoh Papua agar membangun Istana Negara di bumi Cenderawasih. Masyarakat pun telah mengalokasikan 10 hektare tanah untuk membangun Istana di Papua.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima enam ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (12/6/2024). Mereka meminta agar pembangunan Istana Negara di Kota Jayapura, Papua segera dilakukan.

"Yang saya sampaikan hari ini adalah tentang rencana pembangunan Istana Negara di Papua yang telah kami sampaikan pada tanggal 12 September 2019. Hari ini kami juga menyampaikan itu kepada Bapak Presiden," kata Ketua MRP Provinsi Papua, Nerlince Wamuar kepada wartawan usai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Dia mengatakan, keberadaan Istana Negara di Kota Jayapura, Papua akan memperpendek rentang kendali antara pemerintah pusat dan daerah. Dengan begitu, masyarakat Papua tak perlu ke Jakarta untuk menyampaikan aspirasi.

"Contoh hari ini kami orang Papua, ketua-ketua MRP datang ke Jakarta, tapi kalau ada kantor Istana Presiden di Papua, di Jayapura. Kami tidak perku datang kesini. Kami tunggu saja Bapak Presiden di Jayapura," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik usulan tokoh Papua agar dirinya membangun Istana Kepresidenan di Papua.

 

2 dari 2 halaman

Siapkan 10 Hektare Lahan untuk Bangun Istana

Perwakilan tokoh Papua menyebut, bahwa pihaknya sudah mengalokasikan 10 hektare tanah untuk pembangunan Istana di bumi cenderawasih.

"Mengenai Istana Presiden, yang di sana itu kan sulitnya tanah, bener 10 hektare gratis? Benar sudah ada?" seloroh Presiden Jokowi dan disambut tawa hadirin di Istana Negara, Selasa (10/9/2019).

Jokowi lalu berbicang dengan beberapa menteri yang menemani Presiden menyambut para tokoh Papua.

"Mudai tahun depan Istana akan dibangun di sana," kata Jokowi.

Sontak seluruh tamu undangan bersorak dan membuat riuh ruangan.

Video Terkini