Liputan6.com, Jakarta Dua laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 beberapa hari lalu bukan hanya menyoroti penampilan Timnas Indonesia, tapi juga kondisi lapangan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Terkait hal ini, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo berharap, kondisi lapangan di SUGBK selalu dalam kondisi prima.
Baca Juga
"Kita selalu mendorong, GBK juga harus kita apresiasi hari ini. GBK selalu mencari pola treatment yang sangat baik dan sekarang progresnya sangat baik," kata Dito, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2024).
Advertisement
"Dan ke depan saya rasa ini akan dilakukan adanya perawatan rumput untuk nursery di lahan tertentu agar pergantian rumputnya makin terawat dan makin cepat," sambungnya.
Lebih lanjut, dia mendukung penggunaan GBK diprioritaskan untuk olahraga. Namun, Dito berharap juga agar GBK bisa digunakan untuk aktifitas masyarakat.
"Ya pastinya kita dukung adalah gimana bisa merawat GBK ini penggunaannya prioritas untuk olahraga itu yang pertama. tapi yang penting gimana juga stadion ini bisa menjadi pusat kegiatan kemasyarakatan," kata Dito.
Dia pun berharap agar jadwal kegiatan masyarakat seperti konser dan pertandingan sepak bola jangan sampai berdekatan.
"Jadi ini yang memang harus kita dukung dan kita percepat bagaimana treatment rumput ini yang paling ideal dan kita mendukung GBK akan melakukan lahan satu hektar untuk nursery. Jadi nantinya ini ke depan mau di pakai konser dan bola jadwalnya tidak berdekatan," imbuh Dito.
Â
Â
Â
Guyon Pelatih Filipina soal Lapangan SUGBK
Pelatih Filipina Tom Saintfiet melontarkan guyonan ketika ditanya soal kualitas lapangan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) selepas laga melawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Selasa (11/6/2024) malam WIB.
Dia mengaku tak ada keluhan khusus terkait kondisi lapangan, sebab pada dasarnya lapangan sepak bola di mana pun sama-sama hijau. Hanya saja, Tom Saintfiet tak menampik SUGBK memang belum sekelas San Siro.
Dia mengaku ogah menggunakan rumput sebagai alasan di balik kekalahan timnya. Saintfiet juga menilai lapangan sepak bola pada dasarnya sama saja, meski memang tidak memang tidak sebagus kandang klub raksasa Serie A Inter Milan dan AC Milan di San Siro.
"Saya tidak pernah mencari-cari alasan. Saya rasa lapangan sepak bola sama saja. Warnanya hijau. Di beberapa tempat mungkin lebih hijau dari yang lain, ada yang hijau terang, hijau gelap, tetapi tidak ada bedanya," ucap Saintfiet saat dimintai komentar soal kualitas lapangan SUGBK.
"Kami bisa main di atas (lapangan), kami berjuang di atasnya. Kami bisa menang, kami bisa kalah. Saya tidak mau membuat alasan (atas kekalahan Filipina). Lapangannya baik-baik saja."
"Itu bukan San Siro, tentu saja, tetapi itu tetaplah lapangan. Lapangannya baik-baik saja, tidak ada komplain soal lapangan," tambah juru taktik asal Belgia sembari bergurau.
Â
Advertisement
Juga Dikomentari dari Dalam
Seperti diketahui, kualitas rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) memang sempat menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir.
Pemain Timnas Indonesia Asnawi Mangkualam sebelumnya menilai struktur lapangan kurang rata, sehingga cukup berpengaruh pada permainan ia dan rekan-rekannya pasca kekalahan dari Irak di lanjutan putaran dua FIFA World Cup 2026 Qualifiers, Kamis (6/6/2024) lalu.
Teranyar, pelatih Shin Tae-yong juga terang-terangan mengkritik rumput SUGBK yang kurang baik. Juru taktik asal Korea Selatan bahkan meminta agar stadion yang berlokasi di kawasan Senayan itu tak lagi terlalu sering dipakai menggelar acara hiburan.
"Seperti yang kita lihat, memang kondisi rumput kurang baik. Saya berharap semoga di lapangan bola tidak diadakan konser lagi, tetapi lebih banyak pertandingan bola," ucap Pelatih Timnas Indonesia pasca kemenangan timnya atas Filipina pada Selasa (11/6/2024) malam WIB.
Â
Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com