Liputan6.com, Jakarta Kinerja Sido Muncul di kuartal I-2024 mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Terbaru, Sido Muncul berhasil menerima penghargaan Bisnis Indonesia Awards (BIA) 2024 sebagai perusahaan terbaik dalam kategori Farmasi dan Riset Kesehatan.
Sido Muncul sukses mengungguli dua kandidat peraih penghargaan lainnya, yakni PT Tempo Scan Pacific Tbk. dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF).
Baca Juga
Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengaku senang dan bangga mendapatkan penghargaan tersebut. Ia pun menyebut bahwa Sido Muncul pernah mendapatkan penghargaan serupa.
Advertisement
“Penghargaan ini akan kami sikapi dengan langkah mengelola Sido Muncul lebih baik, terima kasih dewan juri, kami yang sudah memilih kami dan kami tidak akan mengecewakan,” ujarnya usai menerima penghargaan Bisnis Indonesia Awards (BIA) 2024 di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (13/6).
“Ini penilaian yang kedua sebagai perusahaan terbaik, kami memproduksi jamu, tapi dipilih menjadi perusahaan farmasi terbaik, bagi saya ini mukjizat,” jelas Irwan.
Di sisi lain, dirinya mengatakan bahwa riset dalam bidang herbal sangat penting untuk keberlanjutan perusahaan yang bergerak di bidang tersebut, terutama Sido Muncul.
“Hal itu dilakukan supaya produk bisa dimanfaatkan lebih baik, khasiat-nya aman, keamanannya ada dan supaya berbasis ilmiah, kalau berbasis pengalaman, tapi ditambah dengan riset, hasilnya akan memuaskan,” kata Irwan.
Sebagai informasi, Sido Muncul berhasil meraih penghargaan dari Bisnis Indonesia sebanyak tiga kali, yakni pertama pada tahun 2021 sebagai Perusahaan Paling Konsisten dalam Penerapan Tanggung Jawab Tindakan Korporasi (The Most Consistent Company in Corporate Action Responsibility).
Kemudian, pada tahun 2023, Sido Muncul meraih penghargaan dalam kategori Perusahaan Farmasi Terbaik. Dan di tahun 2024, diganjar sebagai perusahaan terbaik untuk kategori Farmasi dan Riset Kesehatan.
Proses Penjurian yang Tak Mudah
Ketua Dewan Juri sekaligus Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Periode 2017-2022, Wimboh Santoso menyebut, proses seleksi pemenang tidaklah mudah. Pasalnya, perusahaan juga dihadapkan oleh ekspektasi shareholders yang berubah setiap tahun dan harga saham emiten dipantau oleh investor setiap hari.
“Proses seleksi bukan hal mudah karena dihadapkan pada ekspektasi stakeholders, tanggung jawab moral Dewan juri sangat besar, sehingga kita sangat hati-hati dan objektif dalam membuat klasifikasi,” sebutnya.
Wimboh mengatakan, metode penjurian menggunakan data keuangan. Ia pun menyebut, di tahun ini terdapat dua tambahan poin karena setiap peserta dinilai secara kualitatif dan kuantitatif.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi salah satu nilai tambah dalam penjurian ini sehingga peserta bisa menerapkan risk management, sehingga bisa melihat ke depan,” katanya.
Di sisi lain, Wimboh menjelaskan bahwa perusahaan yang mendapatkan penghargaan perlu kemampuan berupa agility untuk terus relevan dan bertumbuh di era ketidakpastian.
“Demand cukup strong karena ekspansi yang luar biasa, sedangkan supply tidak dapat memenuhi, ada gap dan itu terjadi inflasi. Hal itu terjadi di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia,” jelasnya.
Wimboh mengatakan, tantangan lain adalah kenaikan suku bunga dan konflik regional seperti Ukraina dengan Rusia dan di dataran Timur Tengah. Ia menyebut bahwa kondisi tersebut melahirkan sebuah ketidakpastian.
“Mau tidak mau pengusaha harus lebih agile menghadapi hal ini dan untuk itu, ini menjadi sangat penting dan remind bagi kita semua dan harus selalu meningkatkan performance di tengah ketidakpastian,” katanya.
(*)
Advertisement