Liputan6.com, Jakarta - Bupati Indramayu, Nina Agustina terus memperkuat upaya penurunan angka stunting di wilayahnya. Tujuanya, agar kesehatan warga Kabupaten Indramayu terhindar dari risiko gizi buruk. Diketahui, salah satu program unggulannya yang terbukti efektif adalah Program Orang Tua Asuh Anak Stunting (OTAAS).
Menurut Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu, di Kecamatan Tukdana pada setiap dua hari dalam satu minggu, pihaknya bersama Pemcam Tukdana serta Puskesmas Tukdana dan Puskesmas Kerticala menjalankan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Kamis (13/6).
“Bertempat di Kantor Kecamatan Tukdana, kegiatan PMT yang telah dilaksanakan secara rutin tersebut telah terjadi penurunan angka prevalensi stunting. Jumlah angka anak yang beresiko stunting yang mulanya berjumlah 32 anak pada akhir bulan mei lalu, sekarang sudah turun menjadi 27 anak,” ungkap Kabid Statistik dan Persandian Diskominfo Indramayu, Kiky Nurhakiky seperti dikutip Jumat (14/6/2024).
Advertisement
Kiky menjelaskan, penyerahan PMT yang berupa kudapan bergizi tersebut dihadiri oleh Plt. Kepala Diskominfo Indramayu yang diwakili Kepala Bidang (Kabid) Statistik dan Persandian Diskominfo Indramayu, Kiky Nurhakiky beserta jajaran, Camat Tukdana, Muhammad Hidayat beserta Jajaran dan Kepala Puskesmas Kerticala serta Kepala Puskesmas Tukdana.
Pendampingan
Kiky melanjutkan, selain penyerahan PMT, setiap dua kali pada seminggu, bersama para ahli gizi selalu melakukan dukungan kepada para orang tua dengan memberikan pendampingan pemberian makanan yang bergizi.
“Program OTAAS juga dilaksanakan oleh setiap Perangkat Daerah bersama Pemerintah Kecamatan (pemcam) dan Puskesmas memberikan perhatiannya dengan ikut andil dalam pemenuhan gizi anak risiko stunting,” tutur Kiky.
Diketahui, selain pemberian makanan tambahan di Kantor Kecamatan Tukdana, Diskominfo Indramayu juga memberikan langsung kepada anak risiko stunting di Puskesmas Kerticala.
Sebagai informasi, stunting sendiri merupakan kondisi gizi kronis yang terjadi karena kekurangan asupan gizi dalam jangka waktu lama, sehingga menyebabkan pertumbuhan anak terganggu.
Advertisement