Sukses

Jusuf Kalla: Tanri Abeng Sosok Pintar dan Punya Kelebihan Bidang Manajerial

Jusuf Kalla mengatakan, hubungannya dengan Tanri Aben terjalin sejak lama. Dia mengaku, almarhum Tanri Abeng adalah teman sekolah semasa di Makassar.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) menyampaikan duka mendalam atas wafatnya mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN era Presiden Soeharto dan Presiden BJ Habibie, Tanri Abeng.

Hal itu disampaikan JK usai melayat ke rumah duka Tanri Abeng di Jalan Simprung Golf XIII-19, Jakarta Selatan, Minggu (23/6/2024).

"Kita kembali kehilangan salah seorang tokoh besar. Saya menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian beliau," kata JK dikutip dari siaran pers, Minggu.

Hubungan JK dengan almarhum sudah terjalin sejak lama. JK mengaku jika almarhum adalah teman sekolah semasa di Makassar.

"Saya itu teman sekolah waktu di Makassar," ucap dia.

JK mengatakan Tanri Abeng merupakan sosok yang pintar serta punya pengalaman di berbagai bidang. Selain itu, almarhum juga dikenal aktif dalam berbagai bidang, seperti ikut organisasi serta memiliki interaksi sosial yang cukup baik.

"Hubungannya dengan masyarakat sangat baik termasuk melaksanakan perintah agama," tutur JK.

"Sekali lagi, kita kehilangan seorang tokoh yang mempunyai kelebihan dalam bidang manajerial dan mengelola usaha," sambung Jusuf Kalla.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tanri Abeng Meninggal Dunia

Tanri Abeng meninggal dunia pada usia 82 tahun setelah mendapatkan perawatan di RS Medistra Jakarta. Jenazahnya disemayamkan di rumah duka di kawasan Simprug Golf, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Minggu.

Tanri Abeng merupakan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada 1998 yang ditunjuk oleh Presiden ke-2 RI Soeharto. Pria asal Sulawesi ini kemudian melanjutkan jabatannya sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN di era Presiden BJ Habibie.

Setelah menjadi menteri, Tanri banyak berkiprah sebagai komisaris di perusahaan BUMN seperti pernah menjadi Komisaris Utama PT Telkom Indonesia, Komisaris Utama PT Pertamina Persero, dan Komisaris Utama PT Bio Farma. Pada 2011, Tanri mendirikan Universitas Tanri Abeng di Jakarta Selatan.

 

3 dari 5 halaman

Profil Tanri Abeng

Dikutip dari merdeka.com. Tanri Abeng dilahirkan di Pulau Selayar, Sulawesi Selatan. Pada usia 10 tahun, orang tuanya meninggal sehingga ia tinggal di Makassar bersama kerabatnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan SLA di Makassar, ia mendapat kesempatan untuk ikut dalam program American Field Service Exchange Program.

Selanjutnya ia pulang kembali ke Makassar dan melanjutkan sekolahnya di Universitas hasanudin sampai di semester 5. Kemudian ia menyelesaikan pendidikannya di Graduate School of Business Administration di Universitas New York, Amerika Serikat.

Setelah beberapa kali sempat bekerja di perusahaan internasional seperti di PT Union - Carbide Indonesia, Agrocarb Indonesia, dan Karmi Arafura Fisheries, karir Tanri Abeng mencapai puncaknya saat ia bergabung untuk bekerja di Bakrie & Brothers, perusahaan milik Aburizal Bakrie.

Di perusahaan tersebut, Tanri Abeng meluncurkan beberapa kebijakan bisnis strategis seperti merestrukturisasi perusahaan dengan memfokuskan perusahaan pada tiga industri utama yaitu telekomunikasi, dukungan infrastruktur, dan perkebunan, serta investasi dan aliansi strategis di bidang pertambangan, petrokimia, dan konstruksi.

Hal itu membuat kinerja Bakrie & Brothers membaik dengan penjualan tahunan sebesar USD 50 juta dan penjualan tahunan sebesar USD 700 juta.

4 dari 5 halaman

Ditunjuk Soeharto Jadi Menteri BUMN

Selanjutnya pada tahun 1998 ia ditunjuk oleh Presiden Soeharto sebagai Menteri Negara Pendayagunaan BUMN dan dilanjutkan dengan jabatan yang sama di Kabinet Reformasi Pembangunan pimpinan Presiden Habibie.

Setelah lebih dari empat dekade berkecimpung dalam dunia bisnis dan pemerintahan, di tahun 2011 Tanri Abeng mendirikan Universitas Tanri Abeng yang berlokasi di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Terakhir, ia menjabat sebagai CEO OSO Group, menggantikan Oesman Sapta Odang. OSO Group bergerak di bidang pertambangan. perkebunan, transportasi, properti, dan hotel.

 

 

 

5 dari 5 halaman

Pendidikan dan Karier

Pendidikan

  • Beasiswa "American Field Service"
  • Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin, Ujung Pandang
  • Program Master of Business Administrasion, University of New York, Buffalo

Karier

  • PT Union Carbide Indonesia
  • Presdir PT Perusahaan Bir Indonesia (sekarang PT Multi Bintang Indonesia)
  • Presdir Grup Bakrie
  • Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Kabinet Pembangunan VII
  • Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Kabinet Reformasi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.